Ikuti Tes Urin, Mary Jane: Jangan Mudah Percaya dengan Orang Lain

Konten Media Partner
16 September 2021 17:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang petugas Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II B Yogyakarta yang sedang melakukan razia. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang petugas Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II B Yogyakarta yang sedang melakukan razia. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II B Yogyakarta yang berada di Wonosari mendeklarasikan diri sebagai Lapas Bersinar (Bebas Dari Narkoba). Hari ini mereka menyelenggarakan test urine bagi petugas Lapas dan juga warga binaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga menyelenggarakan razia ke kamar yang selama ini didiami oleh para narapidana perempuan. Razia tersebut mereka gelar di semua blok tahanan yang mereka miliki. Tujuannya untuk menghindari para warga binaan memiliki barang terlarang.
Kepala Penanganan dan Keamanan LPP Kelas II B Yogyakarta, Andi Grafiyana Mutia mengatakan, 47 dari 124 warga binaan merupakan tahanan yang tersangkut narkoba. Oleh karenanya, peningkatan kewaspadaan perlu dilakukan agar tidak ada peredaran narkoba di dalam lapas Perempuan tersebut.
"Hari ini mereka melaksanakan tes urin bagi petugas dan warga binaan serta penggeledahan ruang tahanan warga binaan,"ungkap dia, Kamis (16/9/2021)
Wanita yang akrab dipanggil ana tersebut menambahkan agar LPP Kelas II B bersih dari narkoba pihaknya akan secara rutin menggelar test urin bagi petugas dan juga warga binaan. Rencananya test urin tersebut akan dilaksakan setiap bulan.
ADVERTISEMENT
Hari ini ada 20 petugas dan 30 warga binaan yang menjalani test urin dan semua hasilnya negatif. Saat ini, di LPP Kelas II B Yogyakarta dihuni 124 warga binaan dan 2 orang bayi di mana 47 orang lainnya tahanan kasus narkoba.
"Mereka secara bergilir akan mengikuti tes urin bergantian setiap bulan. Kalau bulan ini sudah maka bulan depan tidak ikut lagi,"terangnya.
Selain itu, pihaknya juga akan membatasi setiap kunjungan keluarga yang akan bertemu warga binaan di Lapas sebab, menurutnya hal itu bisa menjadi celah masuknya obat-obatan yang dilarang sejenis narkoba di dalam Lapas.
"Karena ini berhubung adanya pandemi, kita tidak ada kunjungan. Hanya diganti video call," terangnya.
Untuk langkah antisipasi lain, pihaknya telah mengurangi tamu yang datang dari luar. Pasalnya selama ini masuknya narkoba itu melalui barang yang dibawa oleh tamu yang mengunjungi warga binaan. Jadi yang diperbolehkan masuk hanya aparat yang mengurus kasus hukum.
ADVERTISEMENT
Selain petugas yang diperbolehkan masuk, baik keluarga atau bahkan pengacara dari para tahanan pun hanya diperbolehkan berkomunikasi melalui telepon atau video call. Karena pandemi masih berlangsung hingga membuat PPKM belum dicabut.
Penggeledahan rutin juga akan mereka gelar di ruang tahanan para warga binaan tersebut. Semua barang yang disimpan oleh warga binaan akan dirazia agar tidak ada benda yang membahayakan di dalam ruang tahanan.
Dalam test urin tersebut, dua tahanan titipan yang ikut dalam tes urin tersebut NAN, tersangka kasus takjil sianida yang menewaskan anak seorang ojek online di Bantul dan juga Mary Jane, terpidana mati warga negara Filipina yang terjerat kasus narkotika.
Mary Jane sendiri sangat mendukung langkah yang dilaksanakan oleh pihak LPP. Karena siapapun tidak boleh lengah dan tidak begitu saja percaya dengan siapapun termasuk teman dekat ataupun keluarga jauh. Karena meskipun sudah menjadi teman dekat ataupun keluarga jauh, tetapi bisa mengorbankan orang lain.
ADVERTISEMENT
"Jangan mudah percaya dengan orang lain, teman bahkan teman dekat bahkan keluarga jauh sekalipun. Karena itu yang saya alami, mudah percaya dengan orang lain dan saya dapat ini," pesan dia.