Konten Media Partner

Jemaat Gereja Katolik di Wonosari Gelar Misa Natal Bernuansa Kejawen

24 Desember 2019 22:50 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penabuh gamelan di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari Gunungkidul, yang mengirisi misa dalam Bahasa Jawa, Selasa (24/12/2019). Foto: erl
zoom-in-whitePerbesar
Penabuh gamelan di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari Gunungkidul, yang mengirisi misa dalam Bahasa Jawa, Selasa (24/12/2019). Foto: erl
ADVERTISEMENT
Misa Natal di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (24/12/2019) malam berlangsung khidmat. Di gereja ini pelaksanaan misa dilaksanakan dua kali yaitu pukul 18.00 WIB dan pukul 21.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Pada misa pertama, berbeda dengan gereja lainnya karena dilaksanakan dengan berbahasa Jawa. Sementara untuk misa kedua pada pukul 21.00 WIB dilaksanakan dengan Bahasa Indonesia.
Untuk misa pukul 18.00 WIB, seluruh Panitia Misa Natal 2019 berpakaian Jawa. Iringan Gending-gending (gamelan) Jawa juga mewarnai prosesi misa yang diselenggarakan oleh umat gereja tersebut. Group Pengrawit (penabuh) gamelan Laras Asih I juga berasal dari umat gereja tersebut.
Sekretaris Panitia Peringatan Natal Gereja Katolio Santo Petrus Kanisius Wonosari, Agustinus Lasiman, menuturkan pada Perayaan Natal tahun 2019 ini tema yang diambil adalah 'Hiduplah Sebagai Sahabat dan Tolong Menolong'. Isu yang ingin diambil dalam perayaan natal ini adalah saling membantu apa yang umat bisa lakukan terhadap sesama.
ADVERTISEMENT
"Untuk tema Natal setiap tahun berbeda," ujarnya.
Petugas liturgi misa natal di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari Gunungkidul, Selasa (24/12/2019). Foto: erl.
Untuk menentukan tema memang disesuaikan dengan perkembangan dari situasi yang ada di wilayah sekitar gereja terutama wilayah Indonesia. Tema peringatan Hari Natal biasanya diambilkan dari isu masyarakat ataupun isu alam.
"Kalau tahun lalu kita diguncang oleh isu Kebinekaan, walaupun sekarang masih ada namun sudah bergeser pada isu gotong royong dan tolong menolong," tuturnya.
Dalam rangkaian perayaan natal kali ini seluruh umat dari gereja Katolik Santo Petrus Wono Sari mempunyai gerakan sosial pengumpulan beras satu orang satu kilogram dan terkumpul 1 ton lebih. Beras tersebut lantas dibagikan kepada sekitar 250 fakir miskin yang berada di sekeliling gereja.
Misa dimulai dengan acara Sendratari Pewarnaan Sri Budaya dan kemudian rangkaian inti misa. Misa pada pukul 18.00 WIB ini dipimpin oleh Romo CB Kusmaryanto SCJ dan dihadiri oleh pejabat pemerintah Kabupaten Gunungkidul termasuk Bupati Badingah.
ADVERTISEMENT