Konten Media Partner

Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan di Pantai Parangkusumo Bantul

4 Maret 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdi dalem Keraton Yogyakarta mennggelar labuhan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Jumat (4/3/2022). Foto: erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Abdi dalem Keraton Yogyakarta mennggelar labuhan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Jumat (4/3/2022). Foto: erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Keraton Yogyakarta kembali menggelar Labuhan Patuh (tahunan) atau labuhan Alit di Pantai Parangkusumo Kapanewonan Kretek Kabupaten Bantul, Jumat (4/3/2022). Labuhan kali ini merupakan rangkaian ulangtahun yang ke 34 Sri Sultan HB X naik tahta sebagai raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
ADVERTISEMENT
Labuhan ini diselenggarakan pada tanggal 30 Rojab penanggalan Jawa setiap tahunnya. Dan kebetulan bertepatan dengan hari Jumat Legi tanggal 4 Maret 2022. Labuhan kali ini adalah membuang barang-barang yang digunakan Sri Sultan HB X selama setahun termasuk rambut dan juga kukunya.
Jumat pagi, puluhan abdi dalem Keraton Yogyakarta mengenakan pakaian pranakan Jawa mulai tiba di Joglo Kapanewonan Kretek yang berada di tepi jalan Parangtritis. Mereka membawa sejumlah ubo rampe (sesaji) yang akan dilabuh (dibuang ke laut).
Abdi dalem Keraton Yogyakarta mennggelar labuhan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Jumat (4/3/2022). Foto: erfanto/Tugu Jogja
Upacara serah terimapun dilaksanakan oleh pihak Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat kepada juru Kunci Cepuri Kretek. Disaksikan oleh Forkompinka dan juga Bupati Bantul, Abdul Halim Muslich upacara serah terima mulai dilaksanakan pukul 10.00 WIB.
Rombongan kemudian berangkat menuju ke situs Cepuri yang berada di Kompleks Pantai Parangkusumo Kretek Bantul. Cepuri diyakini sebagai tempat pertemuan antara Sri Sultan HB X dengan penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul.
ADVERTISEMENT
Di kompleks Cepuri, prosesi meneliti kembali ubo rampe dilaksanakan sebelum akhirnya dikemas dalam tempat tempat anyaman bambu kasarpun dilaksanakan. Doapun dipanjatkan di kompleks pendopo Cepuri.
Ubo rampe tersebut diantaranya adalah Kain (Semekan) Kagungan Dalem (milik) Sri Sultan HB X diantaranya Semekan Colok, Semekan Gadung, Semekan Melati, Semekan Jinggo, Semekan Ubo rogo, Semekan Bangun Tulak, 900 Lisah Konyoh, dan Yotro (uang) tindah 1 amplop.
Kemudian ada Penderek diantaranya seperti Nyamping Poleng 1 lembar, Nyamping Teluh Watu, Semekan Grimin 1 lembar, Semekan Songer 1 lembar, Semekan Pandan Ginethok 1 lembar, Semekan Podang Ngisep Sari 1 lembar, Semekan Bangun Tolak 1 lembar, 900 lisah konyoh, Yotro 1 amplop.
Lorodan Ageng Kagungan Ndalem diantaranya seperti Destan 1 biji, Rasukan Surjan 1 lembar, Nyamping 1 lembar, Hem 1 lembar, Lancingan kembar 1 lembar, lancingan 1 lembar. Kemudian Rikmo (rambut) kenoko dalem, Layung Sekar Kyai Ageng 1 karung, Layung Sekar 1 goni (karung).
Abdi dalem Keraton Yogyakarta mennggelar labuhan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Jumat (4/3/2022). Foto: erfanto/Tugu Jogja
Beberapa saat kemudian, puluhan abdi dalem Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat membawa ubo rampe tersebut ke tepi Pantai Parangkusumo. Sebelum sampai ke pantai, ubo rampe tersebut kembali didoakan di situs Cepuri oleh juru kunci.
ADVERTISEMENT
Belasan pemuda dengan telanjang dada membawa ubo rampai diiringi ratusan abdi dalem. Iring-iringan ubo rampe ini dikawal ketat ratusan Paksi Katon, TNI/Polri dan Anggota Tim SAR. Ribuan masyarakat sudah menunggu prosesi tersebut.
Di tepi pantai, pimpinan rombongan kemudian terlihat memanjatkan doa dengan diamini oleh para abdi dalem. Sejurus kemudian, para pemuda bertelanjang dada mengangkat ubo rampe tersebut ke tengah laut dan membuangnya.
Ribuan warga berebut berbagai ubo rampe yang dibuang tersebut sekembalinya ke tepi pantai akibat terbawa gelombang pantai selatan. Mereka percaya barang-barang dari keraton tersebut akan membawa keberkahan dan meningkatkan kemakmuran.
Carik Tepas Doropuro Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Wijaya Pamungkas menuturkan Labuhan rangkaian peringatan jumenengan (naik tahta) Sri Sultan HB X. Labuhan kali ini dinamakan labuhan Patuh (tahunan) karena diselenggarakan setahun sekali.
ADVERTISEMENT
"Ini rutin kita laksanakan sebulan sebelum bulan Ramadan," kata dia.
Labuhan ini, lanjutnya, sebagai bentuk manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di mana pada saat ini dalam memimpin Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat selalu diberi kesehatan.
"Ini bentuk wujud syukur diberi banyak anugerah selama memangku jabatan sebagai Sultan Yogyakarta selama 33 tahun," terangnya.
Selain itu, Labuhan ini juga sebagai sarana syukur kepada Allah SWT dengan harapan Labuhan ini, Allah akan memberikan sesuatu yaitu aura positif. Terlebih saat ini dalam kondisi pandemic COVID-19. Melalui labuhan ini, Kraton Ngayogyakarto berharap Tuhan akan memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk keselamatan dan untuk kesejahteraan masyarakat.
Abdi dalem Keraton Yogyakarta mennggelar labuhan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Jumat (4/3/2022). Foto: erfanto/Tugu Jogja
"Yang dilabuh diantaranya kuku, rikmo ada atau rambut dan juga pakaian Ngarso Dalem. Barang-barang itu akan dihapus dibuang," terangnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kundo Budoyo Bantul, Sapto Nugroho menambahkan setiap tahun sekali serah terima dari ubo rampe labuhan yang dilaksanakan di Pendopo kapanewon Kretek. Dan nanti setelah diterima di Kapanewonan lantas akan diserahkan kepada juru kunci Cepuri untuk segera dilakukan prosesi Labuhan di Parangkusumo.
"Karena memang pada saat ini kita masih dalam pandemic COVID-19 maka untuk kegiatan ini kita sederhanaka. Dalam artian jumlah orang yang mengikuti dibatasi. Dengan harapan kita nanti jaga jarak ataupun Protokol kesehatan dapat kita laksanakan, sehingga acara ini dapat terlaksana tetapi kita dapat mencegah penyebaran COVID-19," terangnya.