Keuntungan Produsen Bakso Ayam Tiren di Bantul Capai Rp 500 Ribu per Hari

Konten Media Partner
24 Januari 2022 13:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polres Bantul menunjukkan ayam tiren yang dipakai produsen bakso. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Polres Bantul menunjukkan ayam tiren yang dipakai produsen bakso. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Pasangan suami istri MSH (51) dan AHR (50) warga Padukuhan Ponggok 2 Kalurahan Trimulyo Kapanewon Jetis Bantul telah diamankan usai kedapatan memproduksi bakso ayam tiren. Keduanya menjalankan aksinya sejak tahun 2015. Pasangan suami istri ini ternyata mampu meraup untung yang cukup menggiurkan.
ADVERTISEMENT
Kapolres Bantul, AKBP Ihsan menuturkan dari keterangan pasangan suami istri ini telah melakukan usaha sejak 2010 dengan bahan ayam yang biasa atau normal. Namun karena harga ayam naik, sejak 2015 maka mereka memutuskan memproduksi dengan ayam tiren.
"Mereka telah memproduksi bakso ayam berbahan ayam tiren sejak tahun 2015 atau hampir 7 tahun," terangnya.
Dalam sehari, pasangan suami istri ini membeli bangkai ayam seharga Rp 7.000 hingga Rp 8.000 perkilogramnya. Padahal harga daging ayam normal saat ini sudah menyentuh level Rp 27.000 hingga Rp 30.000 per kilogramnya.
Dengan harga jual normal tersebut pasangan suami istri ini mampu meraup keuntungan bersih rata-rata sebesar Rp 500 ribu perharinya. Mereka sudah mampu memberdayakan dua tetangganya untuk menjadi pengecer.
ADVERTISEMENT
"Pokoknya harganya jauh lebih murah dari ayam biasa, sehingga untungnya juga banyak," papar dia.
Menurut dia, pelaku menjualnya ke Pasar Demangan, Kranggan, Giwangan dan di sana laris manis. Pasangan suami istri ini mengaku menjual bakso produksi ke kota Yogyakarta karena tidak banyak pesaing di wilayah tersebut.
Ihsan menambahkan, mereka memproduksi bakso berbahan ayam tiren karena harga ayam hidup terus mengalami kenaikan. Ide menggunakan bakso ayam tiren tersebut berasal dari sang suami dan sempat ditolak oleh sang istri.
"Namun akhirnya istrinya menyetujui niat suaminya tersebut," tambahnya.
Ihsan menambahkan, kasus ini terungkap bermula masyarakat melaporkan temuan mereka. Mereka menemukan adanya bangkai ayam tiren yang siap untuk digiling. Bangkai ayam tersebut ditemukan di tempat penggilingan daging di wilayah Kapanewon Pleret.
ADVERTISEMENT
Usai mendapat laporan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan mengetahui ayam tersebut milik tersangka. Pihaknya kemudian melakukan penyilidikan di rumah pasangan suami istri ini dengan menggandeng Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan.
"Di rumah tersebut ditemukan berbagai barang bukti yang menguatkan praktek produksi bakso dengan ayam tiren," terang dia.
Di rumah pasangan suami istri ini mereka mengamankan 2 unit frezer merk Modena dan Sharp. Hal ini menunjukkan jika pasangan suami istri ini memproduksi bakso dalam kapasitas besar. Dan dalam pemeriksaan terungkap, mereka memproduksi bakso rata-rata perhari sebanyak 75 kg.
"Kalau ayamnya katanya sebanyak 35 kg," papar dia.
Di samping itu, polisi juga menyitan 1 unit mesin pembuat bakso dan hal ini menunjukkan mereka sudah profesional karena sudah menggunakan alat mekanis bukan manual lagi. Di samping itu juga ada satu unit genset untuk antisipasi listrik mati.
ADVERTISEMENT
Pihaknya juga mengamankan timbangan, ember, 3 buah tabung gas kemudian beberapa plastik untuk memproduksi dan mengedarkan bakso. 1 unit kipas angin, 18 pax masing-masing 15 butir ada yang isi 5 butir, 2 plastik bakso besar kemudian 1 buah panci besar.
"Kami juga sita beberapa ayam tiren dan juga jeroan. Dihadirkan di sini sudah bau karena daging,"tambahnya.(erl)