Kronologi Misteri Kerangka Manusia dalam Septic Tank di Bantul

Konten Media Partner
29 Desember 2019 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kerangka. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kerangka. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Penemuan kerangka manusia di septic tank yang ada di Padukuhan Karangjati, Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan, Bantul, menggegerkan warga sekitar. Septic tank milik Waluyo (62) lantas menjadi pusat perhatian tak hanya bagi warga namun juga pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
Awalnya, warga menduga kerangka tersebut adalah Ayu Selisa, menantu dari Waluyo, yang telah hilang selama bertahun-tahun lamanya. Pihak kepolisian pun melakukan pendalaman soal kasus ini dan benar saja. Ibu Ayu Selisa, Anik Maidarningsih (51) yakin bahwa kerangka tersebut adalah anaknya. Gelang hitam dan bordir jaket yang ditemukan di dekat kerangka menjadi kunci terungkapnya identitas kerangka tersebut.
Berikut ini adalah kronologi misteri kerangka manusia dalam septic tank di Bantul
2006
Ayu Selisa menikah dengan Edi Susanto di usia yang sangat muda. Kala itu keduanya masih berusia 16 tahun.
2008
Ibu Ayu Selisa, Anik Maidarningsih, bercerita bahwa terakhir kali ia bertemu dengan anaknya adalah pada 2008. Kala itu, Ayu Selisa dan ibunda hendak menjenguk Ayu Lelisa, kembaran Ayu Selisa yang kala itu baru saja melahirkan.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Anik mengaku tidak mendapatkan kabar apapun dari Ayu Selisa. Berbagai upaya dilakukan mulai dari bertanya ke keluarga Edi Susanto, suami Ayu Selisa, termasuk mencari orang pintar untuk menemukan anaknya. Namun, hal ini tidak membuahkan hasil.
2009
Edi Susanto mengaku bahwa ia telah bercerai dengan Ayu Selisa. Di tahun ini, Ibu Ayu Selisa masih berupaya mencari sang anak. Hal ini membuat warga sekitar menjadi curiga. Warga pun sempat mengira bahwa Ayu Selisa berada di rumah ibunya di Kota Yogyakarta.
2010
Ayu Selisa masih bertemu dengan kembarannya, Ayu Lelisa di tahun 2010. Kala itu, keduanya menjaga stand di Pasar Malam Sekaten. Namun, saat bekerja, Ayu Lelisa mendapati kembarannya membolos. Hal ini membuat Ayu Lelisa menelpon Ayu Selisa. Namun, nomor kembarannya itu sudah tidak aktif lagi.
ADVERTISEMENT
“Aku cari ke rumah suaminya (Edi Susanto), dia bilang sudah diantar ke rumah (orang tua Ayu Selisa di Kota Jogja),” ujar Ayu Lelisa, Jumat (27/12/2019).
2011
Ayu Lelisa membuat laporan hilangnya saudara kembarnya, Ayu Selisa. Laporan tersebut dibuatnya di Polsek Kasihan dan Polres Bantul. Namun, laporannya tersebut rupanya tak membuahkan hasil.
“Dulu aku yang bikin laporan hilangnya Seli (Ayu Selisa) di Polsek Kasihan sama Polres Bantul,” ujarnya, Jumat (27/12/2019).
10 November 2019
Gelagat Edi Susanto berbeda dari biasanya. Edi mengajak sang ayah, Waluyo untuk salat berjamaah. Bahkan, Edi juga menemui orang tuanya untuk meminta maaf atas kesalahan yang sudah dilakukannya.
11 November 2019
Siapa sangka jika hal tersebut menjadi kali terakhir Waluyo dan istrinya bertemu dengan Edi Susanto. Waluyo menemukan Edi tergantung di pintu kamar pada pukul 07.00 WIB. Edi pun meninggalkan surat wasiat yang berisi bahwa ia ingin menyusul kakek dan neneknya serta istrinya.
ADVERTISEMENT
22 Desember 2019
Polisi mendapatkan laporan dari salah seorang warga yang hendak memperbaiki rumah. Saat warga membersihkan septic tank di Dusun Karangjati, Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, ia menemukan kerangka manusia.
Pihak kepolisian pun langsung turun ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi di malam harinya. Kerangka tersebut langsung dibawa ke RS Bhayangkara untuk divisum. Pihak kepolisian masih belum bisa memastikan identitas korban.
Proses evakuasi kerangka dalam septic tank di Bantul. Foto: erl
“Kita belum bisa memastikan siapa korban. Kita tunggu hasil penyelidikan,” ujar Kapolsek Kasihan, Kompol Y Tarwoco, Minggu (22/12/2019) malam.
23 Desember 2019
Waluyo dan istrinya memenuhi panggilan pihak kepolisian tepat sehari setelah kerangka ditemukan di dalam septic tank miliknya.
24 Desember 2019
Penyelidikan atas penemuan kerangka manusia dalam septic tank terus berlangsung. Untuk mengungkap identitas kerangka tersebut, polisi pun berencana melakukan tes DNA pada keluarga Ayu Selisa. Namun, pihak kepolisian telah memastikan bahwa kerangka tersebut berjenis kelamin perempuan.
ADVERTISEMENT
“Kalau cocok maka terkuak sudah siapa sebenarnya kerangka manusia dalam septic tank,” kata Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya, Selasa (24/12/2019).
25 Desember 2019
Sebelum pengambilan sampel DNA, Anik Maidarningsih (Ibu Ayu Selisa) yakin jika kerangka mayat tersebut adalah anaknya. Ibu dari Ayu Selisa yakin setelah melihat gelang yang tertinggal dan bordir jaket yang melekat pada kerangka manusia di Septic tank tersebut.
“Berarti kesimpulannya jenazah itu adalah Ayu Selisa,” kata Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya, Rabu (25/12/2019).
26 Desember 2019
Ibu Ayu Selisa merasa yakin bahwa anak perempuannya dibunuh oleh menantunya, Edi Susanto (29). Edi yang adalah suami Ayu Selisa telah bunuh diri di bulan November 2019. Tak hanya itu, ia juga merasa yakin bahwa ada yang membantu Edi kala itu.
ADVERTISEMENT
Anik bercerita bahwa Edi memang bersikap baik di depannya, namun ia sering berbuat kasar pada anaknya. Ketika Edi marah, ujar Anik, tubuh Ayu Selisa disulut bara rokok. Anik juga mengatakan bahwa Edi melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Ayu Selisa.
Pihak kepolisian pun menduga adanya indikasi pembunuhan dalam penemuan kerangka dalam septic tank di Bantul. Sejumlah saksi dipanggil untuk memperdalam kasus ini. Dugaan pelaku pembunuhan pun mengarah pada Edi Susanto. Pasalnya, sebelum Edi bunuh diri, ia meninggalkan surat wasiat.
Surat tersebut bertuliskan keinginan Edi untuk menyusul kakek neneknya dan istrinya (Ayu Selisa). Surat ini lantas diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian untuk mendalami kasus ini.
27 Desember 2019
Fakta baru pun terungkap setelah polisi melakukan pemeriksaan lebih dalam terkait penemuan tersebut. Rupanya, Edi Susanto yang meninggal pada November 2019 lalu, tidak hanya sekali melakukan upaya bunuh diri.
ADVERTISEMENT
“Sekitar 3 atau 4 kali dia (Edi) nyoba bunuh diri,” ujar Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono, Jumat (27/12/2019).
Waluyo, pemilik septic tank yang juga mertua dari kerangka yang ditemukan di dalamnya mengaku bingung dengan kejadian yang menimpa keluarganya. Pasalnya, tak lama sebelum kerangka sang menantu ditemukan, Waluyo masih berduka lantaran anaknya, Edi Susanto tewas gantung diri pada 11 November 2019.
Di mata keluarga, Edi Susanto adalah sosok yang dikenal tidak bermasalah. Sempat ada percakapan khusus dengan Edi sebelum anaknya tersebut bunuh diri. Namun, Waluyo tidak memberikan keterangan lebih lanjut soal percakapannya tersebut.