Konten Media Partner

Menteri Desa PDTT Sebut SDGs Desa Adalah Kebutuhan

27 April 2022 18:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 12 Mei 2022 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, saat berkunjung ke Kalurahan Muntuk kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul, Rabu (27/4/2022). Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, saat berkunjung ke Kalurahan Muntuk kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul, Rabu (27/4/2022). Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berkunjung ke Kalurahan Muntuk kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul, Rabu (27/4/2022). Ia menghadiri Gelar pembacaan dan Pemanfaatan SDGs Desa.
ADVERTISEMENT
Abdul Halim Iskandar menuturkan SDGs Desa saat ini merupakan kebutuhan setiap desa karena dengan SDGs Desa ini bisa diketahui secara detil permasalahan dan peluang atau potensi masing-masing desa. Di mana nantinya setiap potensi yang dimiliki oleh Desa bisa dieksplorasi sedemikian rupa untuk mengatasi persoalan masing-masing Desa.
"Ini sifat datanya sudah mikro karena sudah ngomong by name by addres,"tutur dia.
SDGs sudah berbicara tentang locus karena berisi tentang kewilayahan dan juga kewargaan. Berkaitan dengan kewilayahan nanti sudah menyusun data secara detil hingga tingkat RT dan kewargaaan sudah berbicara mulai dari Kepala Keluarga sampai dengan Warga. SDGs Desa ini akan menjadi dasar penentuan kebijakan.
Saat ini seluruh Indoensia sudah banyak yang selesai. Dan ketika sudah selesai maka saat sekarang adalah tahapan membaca dan memanfaatkan SDGs tersebut. Sehingga nanti berbagai persoalan di Desa dapat segera diatasi.
ADVERTISEMENT
"Tadi di Desa Muntuk pembacaannya sudah 100 persen sudah benar dan mulai diimplementasikan,"ujar dia.
Lurah Muntuk, Marsudi mengklaim pihaknya menjadi yang tercepat di DIYndalam penyusunan SDGs tersebut. Pihaknya hanya membutuhkan waktu 27 hari untuk menyelesaikan penyusunan SDGs ini. Karena sebenarnya pendataan tersebut mereka lakukan sudah lama.
"Karena pak RT, Dukuh, Pamong, pendamping desa dan Kapanewon sebelum ada SDGs data ini sudah melakukan pendataan dulu,"paparnya.
Kendati sudah menyusun berbagai namun mereka belum mengetahui data tersebut data apa dan untuk apa. Ia hanya memberi form setiap bulan ke semua ketua RT agar diisi semua perubahan atau dinamika penduduk setiap saat. Dan ketika muncul data SDGs tersebut mereka tinggal mengentry datanya.
Tonton video menarik dari Tugu Jogja berikut ini:
ADVERTISEMENT