Konten Media Partner

Menteri PPA Sambangi Perajin Anyaman Daun Pandan di Bantul

20 Desember 2021 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), Bintang Puspayoga (baju putih) bersama istri wakil Gubernur DIY, Gustri Bendara Raden Ayu (BRay) Pakualam IX, saat mengunjungi sentra anyaman daun pandan di Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), Bintang Puspayoga (baju putih) bersama istri wakil Gubernur DIY, Gustri Bendara Raden Ayu (BRay) Pakualam IX, saat mengunjungi sentra anyaman daun pandan di Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), Bintang Puspayoga mengunjungi sentra anyaman daun di padukuhan Soropadan Kalurahan Caturharjo Kapanewon Pandak Bantul, Minggu (19/12/2021). Kekraban nampak tercipta dalam kunjungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan didampingi oleh istri wakil Gubernur DIY, Gustri Bendara Raden Ayu (BRay) Pakualam IX atau yang akrab dipanggil Gusti Putri duduk bersama dan bercengkerama dengan ibu-ibu lansia yang sudah puluhan tahun menganyam daun pandan.
Dalam dialog tersebut, Mbah Wongso (80) mengungkapkan keinginan sederhananya. Wanita yang kini tinggal dengan cucunya karena 3 anaknya telah lebih dahulu menghadap Yang Maha Kuasa mengatakan ingin sekali jalan-jalan ke Kota Yogyakarta untuk melihat kereta api.
"Kulo pengen mlampah-mlampah teng Yoja, pengen ningali kereto (Saya ingin sekali jalan-jalan ke Jogja. Ingin melihat kereta api)," tutur Wongso.
Keinginan tersebut langsung dikabulkan oleh Gusti Putri. Gustri Putri bahkan berjanji akan mengajak para lansia yang telah menekuni anyaman daun pandan selama turun temurun tersebut untuk naik kereta bandara.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), Bintang Puspayoga (baju putih) bersama istri wakil Gubernur DIY, Gustri Bendara Raden Ayu (BRay) Pakualam IX, saat mengunjungi sentra anyaman daun pandan di Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
Wakil Bupati, Joko Purnomo menuturkan, Suropadan adalah salah satu padukuhan di Bantul yang masih mempertahankan tradisi nenek moyang kerajinan anyam daun pandan. Sampai saat ini pemerintah berupaya keras agar kerajinan ini tetap eksis di era modern.
ADVERTISEMENT
"Keterbatasan masih banyak yang harus kita hadapi,"ujar dia.
Joko menyebut kendala yang mereka hadapi adalah keterbatasan bahan atau daun pandan. Di samping itu para perajin juga menghadapi kendala persoalan lahan pengembangan tanaman pandan serta permodalan sangat terbatas sehingga belum maksimal mengembangkan anyaman ini.
Namun demikian kendala utama yang mereka hadapi adalah regenerasi. Di mana saat ini hampir semua pengrajin anyaman daun pandan yang tergabung dalam Paguyuban Pandan Segoro berusia lanjut usia. Sangat jarang generasi muda yang bersedia menggeluti anyaman daun pandan.
"Di sini usia perajin itu paling muda adalah 55 tahun. Lainnya tua semua,"papar dia.

Perlu Ada Regenerasi Kerajinan Anyaman di Bantul

Menteri PPA, Bintang Puspayoga mengaku prihatin dengan para lansia yang masih harus menekuni kerajinan anyaman daun pandan tersebut. Karena harusnya sudah ada regenerasi dari mereka lansia ke anak cucunya. Namun ternyata regenerasi perajin anyaman daun pandan ini cukup kompleks hambatannya.
ADVERTISEMENT
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), Bintang Puspayoga (baju putih) bersama istri wakil Gubernur DIY, Gustri Bendara Raden Ayu (BRay) Pakualam IX, saat mengunjungi sentra anyaman daun pandan di Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
Salah satunya adalah kerajinan anyaman daun pandan ini tidak menjanjikan dari sisi ekonomi. Masih banyak karya daun pandan yang dibeli dengan harga murah sehingga ketika menekuni bisnis ini, tidak bisa menjanjikan kesejahteraan. Oleh karenanya perlu peran berbagai pihak untuk meningkatkan nilai jual.
Menurut dia, ketika bicara kerajinan maka konsep yang diusung adalah dari hulu dan hilir. Hulu adalah bahan baku di mana saat ini menjadi kendala karena lahan tidak mencukupi untuk budidaya sementara di hilir lebih karena harga jual yang sangat rendah.
"Nanti akan kami kaji bagaimana anyaman ini bisa tetap kita pertahankan dan memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat,"tandasnya