Konten Media Partner

Pegawai Dinkes yang Tawarkan Sertifikat Vaksin Sebut Pemesan Terbanyak dari Jawa

22 Februari 2023 19:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai honorer Dinskes Kalbar yang tawarkan jasa pembuatan sertifikat vaksin. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai honorer Dinskes Kalbar yang tawarkan jasa pembuatan sertifikat vaksin. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Seorang pegawai honorer, HA (27) di salah satu Puskesmas, Kalimantan Barat berhasil diringkus jajaran Reskrim Polresta Yogyakarta karena melakukan kejahatan di dunia maya dengan menyediakan jasa pembuatan sertifikat vaksin di Peduli Lindungi.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archve Nevadha SIK mengatakan pelaku memasarkan jasa tersebut di aplikasi Facebook dengan akun @Orange Pelosok. Adapun dalam modusnya itu, pembeli diiming-imingi bisa mendapatkan sertifikat vaksin tanpa perlu melakukan vaksinasi terlebih dahulu.
"Unit Tipidsus Polresta melakukan patroli cyber di dunia maya dan ditemukan satu akun dimana dia menjual jasa terkait pengisian Peduli Lindungi terkait vaksinasi. Atas dasar penemuan tersebut kami langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap diduga pelaku yang menjual pengisian terkait vaksinasi di aplikasi Peduli Lindungi," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archve Nevadha SIK, Rabu (22/2/2023).
Nevadha menuturkan bahwa HA telah melakukan aksinya itu sejak bulan Juni 2022 lalu. HA yang merupakan pegawai honorer di salah satu Puskesmas itu rupanya memiliki akses untuk menginput sertifikat tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi diduga pelaku mempunyai akses untuk menginput karena diduga pelaku adalah pegawai honorer di dinas kesehatan di provinsi Kalimantan Barat," ujarnya
Perbuatan HA itu tentu merugikan kesehatan masyarakat. Apalagi mereka memperoleh sertifikat tanpa melakukan suntik vaksin yang tujuannya untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap virus covid-19.
Sementara Pelaku HA mengakui perbuatannya di hadapan awak media. Ia menyebut selama ini sudah ada 200 orang yang memesan sertifikat vaksin tanpa suntik dengannya. Adapun pemesan terbanyak itu berasal dari daerah Jawa.
"Sekitar 200 an (pembeli). (Dari wilayah) Nusantara seluruh Indonesia. (Paling banyak) dari daerah Jawa yang meminta jasa vaksin tembak," ungkap pelaku HA.
Dari hasil jasa vaksin tembak itu, HA mengakui sudah memperoleh keuntungan sebanyak Rp 40 juta. Adapun uang itu digunakan berbagai macam hal, mulai dari membiayai pengobatan keluarga hingga sedekah.
ADVERTISEMENT
"Kadang kita (gunakan) pertama untuk deposit orangtua sakit, kedua untuk jajan sehari-hari, kebutuhan hidup sehari-hari. Terus juga kadang uang itu kita sedekahin ke orang orang yang ada di tempat tempat sampah (fakir miskin)," pungkasnya.
***
(Maria Wulan)