Pembina yang Ajarkan Tepuk Pramuka ‘Islam Yes Kafir No’ Tak Lulus KML

Konten Media Partner
15 Januari 2020 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pramuka. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pramuka. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu terakhir, warga Yogyakarta diramaikan dengan adanya pembina pramuka yang mengajarkan tepuk pramuka berbau SARA. Kasus ini membuat sejumlah pihak geram lantaran mencoreng kebhinekaan dari pramuka itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kota Yogyakarta, Suraji Widarta, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberikan teguran pada pembina berinisial E yang mengajarkan tepuk Pramuka ‘Islam Islam Yes, Kafir Kafir No’ itu.
“Kami sudah berikan teguran lisan. Kami juga akan menindaklanjutinya dengan arahan yang diberikan Komisi D (DPRD Kota Yogyakarta) soal ijazah (agar tak diberikan paada pembina E),” kata Suraji, di DPRD Kota Yogyakarta, Selasa (14/1/2020).
Tak hanya itu, pihaknya juga memohon maaf pada semua pihak terkait dengan ketidaknyamanan yang ada. Ke depan, pihaknya akan memperbaiki pelaksanaan KML (Kursus Mahir Lanjutan) sehingga kejadian ini tak terulang.
“Pertama menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada kejadian yang sudah viral di media massa,” kata Suraji.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Dwi Saryono, memberikan 3 tuntutan menindaklanjuti kasus tepuk pramuka yang berbau SARA itu. Ketiga tuntutan tersebut adalah tidak meluluskan pembina E, permohonan maaf dari Kwarcab, dan membenahi pelaksanaan KML.
Dwi Saryono juga hendak mem-blacklist pembina E hingga tingkat nasional. Hal ini bertujuan untuk memastikan pembina E tak lagi mengajarkan hal-hal yang berbau SARA.
“Kalau blacklist di Kota (Yogyakarta), ya sama aja. Bisa kok dia ngajar di tempat lain. Blacklist sampai nasional, supaya tidak bisa mengajar di daerah seluruh Indonesia,” ujar Dwi Saryono.
Wakil Ketua Kwarda DIY, Edi Heri Suasana, juga merekomendasikan agar Pembina E tidak lulus dalam KML yang digelar beberapa waktu lalu. Menurutnya, Pembina E tak mampu memahami materi baku KML soal nasionalisme.
ADVERTISEMENT
“Satu saja dia sampaikan itu, artinya dia tidak paham soal konsep nasionalisme. Maka selayaknya dinyatakan tidak lulus,” ujarnya.