Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Mengenang Hamengku Buwono IX, Bapak Pramuka dengan Pidato Fenomenal
12 April 2018 12:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Ratusan pramuka dari kwartir nasional dan daerah mengikuti peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia atau Hamengku Buwono (HB) IX Day di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Rabu petang (11/4). Dalam acara itu, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault membacakan kisah HB IX semasa hidup.
ADVERTISEMENT
"Sultan HB IX yang mulai naik tahta sebagai raja keraton Yogya pada1940 silam dikenal amat revolusioner," ujar Adhyaksa di Keraton Yogyakarta, Rabu (11/4).
Sikap revolusioner HB IX salah satunya ketika setelah diangkat menjadi raja pada tahun 1940. Seperti tertuang dalam buku Tahta Untuk Rakyat, HB IX kala itu berpidato di hadapan pembesar Belanda dengan bahasa Belanda yang terjemahan sebagai berikut:
"Sepenuhnya saya menyadari, bahwa tugas yang ada di pundak saya sulit dan berat, terlebih-lebih karena ini menyangkut mempertemukan jiwa Barat dan Timur agar dapat bekerja dalam suasana harmonis, tanpa yang Timur harus kehilangan kepribadiannya. Meski saya telah menggenggam pendidikan Barat yang sebenarnya, tapi pertama-tama saya adalah dan tetap orang Jawa.”
ADVERTISEMENT
Adhyaksa menuturkan, sejak pidato itu dilontarkan, HB IX pun dipandang lawan dan kawannya, bukan orang muda yang berkuasa karena faktor keturunan. Melainkan karena komitmen dan cinta pada negeri serta cita-cita kemerdekaan pada Indonesia.
"Tak hanya penjajah Belanda, Jepang, tapi juga tentara Sekutu tetap menempatkan HB IX sebagai tokoh besar yang disegani," ujarnya.
Peringatan hari lahir HB IX sebagai Bapak Pramuka rencananya akan dilanjutkan hingga Kamis, 12 April 2018, dengan acara ziarah anggota pramuka ke komplek makam raja-raja Imogiri Bantul Yogyakarta. (atx)