Rara Pawang Hujan Mandalika Pernah Bantu Cari Korban Susur Sungai Sempor

Konten Media Partner
21 Maret 2022 18:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rara Istiati Wulandari alias Mbak Rara, pawang hujan di Mandalika yang aksinya disorot dunia. Foto: Instagram/@rara_cahayatarotindigo
zoom-in-whitePerbesar
Rara Istiati Wulandari alias Mbak Rara, pawang hujan di Mandalika yang aksinya disorot dunia. Foto: Instagram/@rara_cahayatarotindigo
ADVERTISEMENT
Aksi Rara Istiati Wulandari alias Mbak Rara, mendadak viral. Wanita ini sempat menjadi sorotan dunia dalam gelaran MotoGP Mandalika Minggu (20/3/2022) kemarin. Pasalnya, Mbak Rara melakukan ritual mengusir hujan di depan ratusan ribu orang yang menonton gelaran balapan motor terbesar di dunia tersebut.
ADVERTISEMENT
Ternyata pawang hujan ini pernah terlibat dalam proses pencarian korban tragedi susur Sungai Sempor di Turi, Sleman pada awal tahun 2020 lalu. Tragedi susur sungai Sempor ini menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi.
Tragedi susur Sungai Sempor berawal dari kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan oleh sekolah tersebut. Pada tanggal 22 Februari 2020 ratusan siswa SMPN 1 Turi diminta untuk turun ke sungai melakukan susur Sungai ke arah Hulu.
Namun kala itu hujan deras melanda dipuncak Gunung Merapi sehingga tiba-tiba air bah datang dan menghantam ratusan siswa yang sedang melakukan susur sungai. 10 orang siswa hilang dan ditemukan meninggal dunia.
Humas Basarnas DIY, Pipit Eriyanto ketika dikonfirmasi ke nomor pribadinya membenarkan jika Mbak Rara memang pernah terlibat dalam pencarian korban susur sungai awal tahun 2020 yang lalu.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya selesai membantu evakuasi korban ke-2 di bawah pintu air Bendungan yang berada di bawah jembatan. Ketika saya naik Mbak Rara sudah ada di jembatan tersebut. Pokoknya sebelum jam 6 pagi," kata dia, Senin (21/3/2022).
Kala itu Rara langsung menemui dirinya dan mengatakan telah datang ke Posko induk SAR. Ia meminta izin untuk membantu melakukan pencarian korban susur sungai tersebut.
Pipit menandaskan saat itu Rara datang sendiri ke lokasi kejadian bukan Basarnas yang meminta Rara terlibat pencarian korban. Saat menemui dirinya Rara mengaku jika kala itu sedang berada di Yogyakarta dan ingin terlibat dalam pencarian korban susur sungai.
Pipit pun berpesan kepada Rara agar selalu berhati-hati dan ketika ingin turun ke sungai diminta mengenakan perlengkapan keselamatan yang memadai. Pasalnya kalau itu tepian Sungai Sempor dalam kondisi licin paska hujan lebat.
ADVERTISEMENT
"Sehabis saya mengijinkan, saya pun pamitan untuk pergi mendampingi pak Kepala Pelaksana (Kalaks) karena akan wawancara dengan Televisi Nasional," paparnya.
Namun sebelum pergi Rara meminta dirinya untuk membaca surat al-ikhlas sebanyak 3 kali sebelum pergi mendampingi kepala pelaksana. Sebagai seorang Muslim, Pipik pun membaca surat al-ikhlas sebanyak 3 kali seperti yang diminta oleh Rara.
Setelah itu ia melihat Rara turun ke pintu air yang berada di bawah jembatan. Pipit melihat saat itu Rara turun ke bawah pintu air sembari membawa sebuah Kendi atau guci kecil yang kemungkinan besar akan digunakan untuk ritual.
"Saya ritualnya ndak tahu Wong langsung pergi mendampingi Pak kepala pelaksana" ungkapnya.
Di hari ketika atau waktu Rara menemui dirinya Pipit mengaku jika kondisi cuaca di sekitar lokasi kejadian memang cerah. Padahal dua hari sebelumnya hujan deras sempat melanda kawasan tersebut. Dan tak selang waktu yang lama korban ketiga pun ditemukan di bawah pintu air tempat lokasi Rara melakukan ritual.
ADVERTISEMENT