Rekomendasi KNKT Pasca Kecelakaan Maut Bus Tabrak Tebing di Bantul

Konten Media Partner
14 Februari 2022 17:40 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ban bekas yang dipasang di lokasi kecelakaan maut bus tabrak tebing di Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ban bekas yang dipasang di lokasi kecelakaan maut bus tabrak tebing di Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengungkap faktor penyebab kecelakaan maut di Jalan Dlingo Imogiri tepatnya di Bukit Bego, Padukuhan Kedungbuweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul yang menewaskan 13 orang.
ADVERTISEMENT
Secara umum, pemicu kecelakaan tersebut karena human error di mana pengemudi salah mengoperasikan perseneling. Di mana pengemudi justru melaju dengan gigi perseneling 3 ketika menuruni jalan Dlingo-Imogiri. Sehingga rem tidak berfungsi secara maksimal.
KNKT menyebut jalan Dlingo-Imogiri memang memiliki karakteristik turunan yang panjang dan banyak tikungan. Oleh karena itu perlu adanya jalur penyelamatan jika terjadi kegagalan tehnis pada kendaraan yang melaju di jalan tersebut.
PLT Ketua Sub Komite LLAJ KNKT, Ahmad Wildan menuturkan masyarakat telah bergotongroyong mengumpulkan ban bekas dan memasangnya di pinggir jalan di lokasi kecelakaan maut tersebut. Tujuan masyarakat tersebut sangat baik karena untuk mengurangi resiko kecelakaan yang terjadi.
"Kami menyambut baik atensi masyarakat yang ingin agar kecelakaan fatal ini tidak terulang," papar dia.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, memang dari sisi penataan ban bekas yang ada saat ini memang perlu evaluasi. Karena dari sisi kajian teknis, pemasangan ban bekas tersebut masih memungkinkan para penumpang terpelanting keluar kendaraan ketika menabrak bukit.
Di samping itu, ketika kendaraan tersebut menabrak ban bekas yang dipasang di sisi kanan jalan maka bisa saja kendaraan tersebut terpental atau terpelanting dan belok ke kiri. Padahal ketika belok ke kiri ada jurang cukup dalam yang jaraknya hanya sekitar 10 meter.
"Kita tidak akan hilangkan itu. Tetapi akan kita rapikan," terang dia.
Ahmad menyebut dari karakteristik jalan yang menurun tajam dan cukup panjang serta banyak tikungan maka perlu ada skenario ketika terjadi kesalahan saat mengemudi. Skenario tersebut diperlukan agar korban jiwa bisa diminimalisir ketika terjadi kecelakaan.
ADVERTISEMENT
"Di jalur tersebut memang perlu jalur keselamatan yang bisa dimanfaatkan pengendara kendaraan ketika dalam kondisi darurat," kata dia.
Salah satu hasil kajiannya adalah, jalur Dlingo-Imogiri membutuhkan setidaknya 3 jalur keselamatan. Masing-masing adalah 2 titik jalur keselamatan dan satu titik kolam jebakan. 2 titik jalur keselamatan tersebut akan dibangun di ruas antara Mangunan hingga sebelum Bukit Bego.
"Tadi ada tanah milik UGM dan Sultan Ground yang nanti bisa dibuat jalur keselamatan," paparnya.
Jalur keselamatan adalah jalur jalan darurat yang dibangun dengan posisi menanjak berlawanan arah dengan turunan. Jalur keselamatan ini akan diletakkan di sisi kiri atau sisi selatan Jalan Dlingo-Imogiri.
Sementara untuk Kolam Jebakan akan dibuat di Bukit Bego di lokasi kecelakaan kemarin. Di mana kolam jebakan tersebut akan memanfaatkan ban-ban yang dipasang oleh warga masyarakat. Ban-ban tersebut akan ditata ulang dan dirapikan di mana akan diletakan di mengelilingi kolam.
ADVERTISEMENT
"Kolam nanti bentuknya kotak dan kita isi dengan pasir. Sehingga ketika bus atau kendaraan lain masuk situ, lanjunya otomatis akan terhambat dan ketika berhenti tidak akan membuat penumpang terlempar ke luar," tandasnya.