Seorang Santri Laki-laki Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual Ustaz di Bantul

Konten Media Partner
24 Juni 2021 12:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi santri yang jadi korban pelecehan seksual. Foto: pixabay/Gerd Altman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi santri yang jadi korban pelecehan seksual. Foto: pixabay/Gerd Altman
ADVERTISEMENT
Seorang santri laki-laki berusia 15 tahun asal Wonosobo, Jawa Tengah, D diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh ustaz pengajar di Pondok Pesantran di Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul. D kini masih trauma dan sudah pulang dari pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
Salah seorang kerabat D, Rani Kristiani menuturkan Jumat (18/6/2021) lalu, D menghungi suami Rani yang merupakan paman korban. Jumat pagi D menelepon agar segera dijemput karena ingin pulang bertemu orangtuanya. Suami Rani kaget karena setahu mereka, santri hanya boleh pulang ketika akhir pekan.
"Ponakan saya itu telepon dengan terbata-bata memaksa untuk dijemput. Kami curiga pasti ada sesuatu," ujar wanita ini ketika dihubungi Tim Tugu Jogja, Kamis (24/6/2021).
Suami Rani lantas meminta D untuk bersabar dan akan menjemputnya di hari Sabtu atau akhir pekan. Karena memang sudah menjadi peraturan santri boleh dijemput pulang di akhir pekan. Namun D tetap memaksa agar segera dijemput karena ingin pulang.
Ranipun lantas menghubungi ibu D dan menanyakan ada persoalan apa sehingga D minta segera dijemput. Ibu dari D justru bertanya balik alasan anak minta segera dijemput. Ibunda dari D lantas menghubungi pondok pesantren untuk meminta ijin D bisa dijemput, namun ditolak oleh pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
"Karena curiga, kami akhirnya memutuskan datang langsung ke pondok pesantren. Tetapi sebelumnya saya minta pendapat keluarga di Gedongkuning Yogyakarta," terangnya.
Sampai di Pondok Pesantren, mereka mendapati pondok dalam keadaan sepi. Ia dan suaminya menunggu beberapa saat hingga akhirnya ada santri yang melintas. Rani bersama suaminya meminta santri tersebut untuk memanggilkan D, keponakan mereka.
Sesaat kemudian terlihat D turun dari tangga sembari membawa tas. Saat itu D turun dari tangga sembari menangis sehingga membuat Rani dan suaminya semakin bingung. D enggan bercerita persoalan yang dialami dan meminta untuk segera pulang.
"D minta pulang saat itu juga. Katanya mau cerita kalau sudah di rumah," ujarnya.
Karena curiga maka sebelum membawa pulang D, Rani bersama suaminya berusaha menemui pihak pondok pesantren. Mereka berusaha menemui ustaz yang bertanggungjawab terhadap keseharian D. Setelah bertemu, ustaz yang diduga sebagai pelaku pelecehan mengatakan D meminta segera pulang karena kangen dengan keluarga.
ADVERTISEMENT
Suaminya terus mendesak ke ustaz tersebut dan mendapat jawaban jika yang bersangkutan tidak mengetahui alasannya. Suami Rani lantas meminta untuk bertemu dengan kepala sekolah. Dan bertemu seseorang berinisial M yang semula ia kira sebagai kepala sekolah.
"Dia tetap menandaskan D tidak boleh pulang karena belum libur. Tetapi kami tetap memaksa pulang," tambahnya.
M yang ternyata hanya staf pengajar mengijinkan D untuk pulang. Sebelum pulang, M meminta berbicara 4 mata dengan D sementara Rani dan suaminya diminta keluar dari ruangan. M terlihat sedang berbicara dengan D.
Karena curiga, Rani lantas berusaha mencari tahu apa yang dibicarakan M kepada D. Dari hasil ia menguping tersebut ia sempat mendengar kalau D diminta untuk merahasiakan apa yang sebelumnya dilaporkan ke ustad. Jika hendak dilaporkan ke orangtua, M meminta agar tidak disampaikan secara vulgar.
ADVERTISEMENT
"Saya dengarnya 'dik soal yang tadi pagi disampaikan ke ustaz tadi pagi jangan disampaikan ke orangtua atau orang lain secara vulgar ya dik',"ujar Rani.
D lantas diajak pulang ke rumah keluarganya di Gedongkuning. Barulah di Gedongkuning D mengaku telah beberapa kali mendapat perlakuan tidak senonoh dari seorang ustaz di pondok pesantren. D mengaku mengalami pelecehan pada Desember 2020 dan berulang Januari 2021.
Kanit PPA Polres Bantul, Aipda Mustofa Kamal ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya kini tengah mendalami kasus tersebut dengan memanggil beberapa pihak.
"Kami lakukan penyelidikan. Kami baru melakukan pemeriksaan," ujarnya.