Syuting Film KKN di Desa Penari Juga Dilakukan di Sungai Batu Kapal Bantul

Konten Media Partner
19 Mei 2022 10:33 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Watu Kapal, objek wisata di Bantul yang jadi lokasi syuting KKN di Desa Penari. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Watu Kapal, objek wisata di Bantul yang jadi lokasi syuting KKN di Desa Penari. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Selain di Gunungkidul, syuting film KKN di Desa Penari ternyata juga dilaksanakan di Kabupaten Bantul. Salah satunya adalah di objek wisata Batu Kapal yang berada di Dusun Klenggotan RT 01 Kalurahan Srimulyo Kapanewon Piyungan.
ADVERTISEMENT
Wakil ketua Pokdarwis Batu Kapal, Syamsi Dwi A Safarudin (56) membenarkan jika objek wisata Batu Kapal pernah dijadikan lokasi syuting film KKN Di Desa Penari. Namun kala itu, Batu Kapal belum menjadi sebuah objek wisata seperti sekarang ini.
"Syutingnya itu 15 Januari 2020. Kalau di Gunungkidul katanya November, di sini pertengahan Januari, mungkin ada adegan tambahan di sungai," tutur dia, Kamis (19/5/2022).
Kala itu Batu Kapal memang belum menjadi destinasi wisata. Baru sekitar 3 bulan kemudian atau di bulan April warga kemudian mulai merintis Batu Kapal menjadi sebuah objek wisata. Warga mulai kerja bakti melakukan pembersihan dan penataan kawasan tersebut.
Syamsi menuturkan, syutingnya sendiri dilakukan hanya dalam kurun waktu 1 hari. Kru film tersebut mengambil gambar dari pagi sampai tengah malam karena ada adegan malam hari. Dan tidak ada warga yang dilibatkan dalam kegiatan ini.
ADVERTISEMENT
"Itu kan adegannya hanya sedikit yaitu badarawuhi dililit ular saat tertidur diatas batu batunya ya Batu Kapal ini yang ada di tengah sungai," papar dia.
Pihaknya tidak mengetahui soal perizinan namun mereka konon sudah mengajukan izin ke pemerintah Kelurahan Srimulyo. Sehingga warga yang ketempatan hanya bisa menyaksikannya dan tidak menanyakan izin yang lain.
Selain membawa ratusan kru kala itu mereka juga membawa 2 ekor ular besar dan ular-ular kecil lainnya. Untuk ular-ular kecil yang mereka bawa dimasukkan ke dalam sebuah keranjang kotak sementara ular besar diletakkan di masing-masing sebuah kandang.
Batu Kapal memang menjadi salah satu tempat yang beberapa kali digunakan untuk syuting film. Selain syuting film KKN di desa penari Batu Kapal juga pernah menjadi lokasi syuting Sang Maestro Ki Hajar Dewantara.
ADVERTISEMENT
"Ada satu film lagi. Cuma kami tidak tahu filmnya apa," tutur dia.
Untuk film KKN di desa penari memang tidak ada warga yang dilibatkan namun ketika syuting film Sang Maestro Ki Hajar Dewantara setidaknya ada 15 warga yang terlibat dalam proses syuting. Mereka berperan mengangkat buaya dan menangkap Harimau.
Cukup seringnya Batu Kapal menjadi lokasi pengambilan gambar atau film memang tidak lepas dari keindahan objek wisata ini Serta juga cerita mistis yang melatarbelakanginya. Tentu hal tersebut semakin memperkuat cerita horor film KKN Di Desa Penari.
Didukung oleh suasana mistis di objek wisata Batu Kapal di mana selain kontur sungai yang dipenuhi batu purba dengan lekuk yang cukup eksotis juga ada sebuah pohon Munggur yang telah dililiti oleh pohon beringin. Bahkan pernah ada orang yang meninggal karena jatuh ketika berusaha memotong pohon Munggur tersebut.
ADVERTISEMENT
"Di sini memang berkembang banyak hal tentang mistis itu sendiri," tambahnya.
Samsi menyebut Batu Kapal berada di Sungai Opak yang berhulu langsung di Gunung Merapi serta bermuara di Pantai Selatan yaitu wilayah Parangtritis. Konon Sungai Opak menjadi satu-satunya jalur Nyi Roro Kidul ketika ingin berkunjung ke Gunung Merapi.
Bahkan orang zaman dahulu sering mengungkapkan atau melarang anak-anak kecil pergi ke sungai selepas magrib. Karena ketika ada bunyi Gemerincing itu menandakan Nyi Roro Kidul tengah melintas untuk bertemu dengan penguasa Gunung Merapi.
Tak hanya itu itu di kawasan Sungai Batu Kapal ini juga ada pertapaan yang konon juga menjadi salah satu lokasi meninggalnya seorang penjaga kereta tebu. Di samping juga ada sebuah tempuran atau pertemuan Dua sungai.
ADVERTISEMENT
"Di tempuran ini sering digunakan untuk ritual berendam agar hajatnya terkabul. Sampai sekarang juga masih ada yang berendam," ungkapnya
Kini Batu Kapal sudah berubah menjadi sebuah objek wisata yang dikelola oleh masyarakat. Sebenarnya penamaan Batu Kapal bukan karena ada sebuah situs atau peninggalan kapal purba namun lebih karena bentuk batu yang berada di tengah sungai mirip dengan kapal.
Sejak dulu atau hingga sekarang batu kapal tersebut memang masih sering digunakan untuk salat oleh warga setempat terutama mereka yang tengah beraktivitas di seputaran sungai Opak. Di masa-masa awal dirintis pengunjung objek wisata Batu Kapal bisa mencapai puluhan ribu dalam sehari.
"Sekarang ya paling 1.000 karena masih suasana pandemi," terangnya.
Iya berharap ada berkah tersendiri dari film KKN di desa penari tersebut. Nantinya, diharapkan akan ada semakin banyak pengunjung di objek wisata yang mereka kelola tersebut sehingga mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT