Konten Media Partner

Tak Ada Angin dan Hujan, Atap Pendopo Kantor Bupati Bantul Runtuh

14 Agustus 2019 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atap pendopo parasamya di Kompleks Kantor Pemerintahan Kabupaten Bantul yang runtuh, Rabu (14/8/2019). Foto: erl.
zoom-in-whitePerbesar
Atap pendopo parasamya di Kompleks Kantor Pemerintahan Kabupaten Bantul yang runtuh, Rabu (14/8/2019). Foto: erl.
ADVERTISEMENT
Tak ada angin dan tak ada hujan, atap Sisi utara pendopo parasamnya kompleks kantor pemerintahan kabupaten Bantul runtuh sekitar pukul 11.30 WIB. Ambrolnya atap Utara tersebut mengejutkan seluruh pegawai yang berada di Kompleks Kantor Bupati Bantul tersebut. Beruntung tidak ada korban dalam kejadian tersebut karena tidak ada kegiatan di Pendopo parasamnya.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 11.30 WIB terlihat atap Turun ke bawah bersama dengan kayu usuk dan reng serta Genting jatuh berhamburan di sisi Utara pendopo parasamya. Akibatnya pada lubang menganga di sisi utara karena atap dan kerangka kayu roboh banyak beterbangan kelelawar yang memang bersarang di Pendopo tersebut.
Saat terbuka, ribuan kelelawar tersebut yang sudah puluhan tahun hidup di kolong atap pendopo parasamnya langsung keluar. Bau tak sedap dari kotoran dan kencing kelelawar cukup menyengat menyebar di area pendopo parasamnya terutama ketika ada hembusan angin yang lebih kencang. Dinas Perhubungan memasang garis pengaman di sekitar pendopo parasamnya tujuannya agar tidak ada yang mendekat di lokasi kejadian demi alasan keselamatan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Bantul, Bobot Ariffi'adin, menuturkan robohnya atap sisi utara pendopo parasamnya Kompleks Kantor Bupati Bantul diduga karena memang usia pendopo yang sudah tua. Sehingga kayu kayu pendopo tersebut rapuh dimakan usia.
ADVERTISEMENT
"Usia pendopo yang hampir mencapai 25 tahun dan di dalam atap pendopo tersebut digunakan untuk besaran kelelawar yang jumlahnya mencapai ribuan,"ungkapnya.
Atap pendopo parasamya di Kompleks Kantor Pemerintahan Kabupaten Bantul yang runtuh, Rabu (14/8/2019). Foto: erl.
Bobot menduga selain karena usia pendopo yang sudah cukup tua dua juga dikarenakan banyaknya kelelawar yang bersarang di dalam pendopo. Kelelawar-kelelawar tersebut ketika bersarang pasti posisinya menggantung di di kayu-kayu atau genting atap pendopo parasamnya tersebut.
Banyaknya kelelawar yang menggantung tersebut membuat beban kayu atap pendopo menjadi semakin berat. Hal ini diperparah lagi dengan adanya air kencing kelelawar yang mempercepat rapuhnya kerangka kayu, usuk dan reng tersebut. Sehingga karena tidak kuat menahan beban ribuan kelelawar yang ada di dalamnya maka atap tersebut akhirnya runtuh.
"Ini karena faktor usia juga karena ribuan kelelawar yang ada di dalamnya,"paparnya.
ADVERTISEMENT
Menyusul kejadian tersebut maka pihaknya akan melakukan pengecekan semua kerangka atap pendopo. Hal ini untuk mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi pada ada ruang pertemuan utama Pemerintah Kabupaten Bantul. Karena sampai saat ini pihaknya belum mengetahui seberapa besar kondisi atap baik disisi Selatan Barat ataupun Timur.
Nantinya pihaknya akan melakukan evaluasi Apakah tindakan yang diperlukan hanya sekedar memperbaiki atap yang roboh atau melakukan Rehab secara total. Hal ini juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan perbaikan pendopo utama tersebut.
Sementara itu Bupati Bantul, Suharsono, meminta agar pendopo para Samyang tersebut dicek secara keseluruhan. Jika memang diperlukan untuk penggantian semua atap maka ia meminta kepada OPD terkait untuk segera mengganti atap pendopo tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada dana taktis yang bisa digunakan silakan dipakai. Jika harus diganti maka bahan kayu yang digunakan juga harus bagus benar-benar berkualitas,"tandasnya. (erl/adn)