Konten Media Partner

Viral Makanan Mahal, Ini Penjelasan Warga Bukit Bintang Bantul

20 April 2021 9:51 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto nota makanan yang disebutkan dibeli di Bukit Bintang, Gunungkidul, Yogyakarta. Foto: facebook.
zoom-in-whitePerbesar
Foto nota makanan yang disebutkan dibeli di Bukit Bintang, Gunungkidul, Yogyakarta. Foto: facebook.
ADVERTISEMENT
Destinasi wisata, Bukit Bintang yang berada di Padukuhan Plesedan Kalurahan Sitimulyo Kapanewonan Piyungan Kabupaten Bantul tengah mendapat sorotan dari banyak pihak. Sebuah warung makan di destinasi wisata yang berada di jalur utama Wonosari Yogyakarta tersebut mendadak viral.
ADVERTISEMENT
Sebuah postingan mahalnya makan di Bukit Bintang diunggah oleh Deni Kurniawan dalam akun facebook info cegatan jogja memicu puluhan ribu komentar dari para Netizen. Mereka ada yang menghujat namun ada juga yang memaklumi dengan pemilik warung tersebut.
"Sekedar uneg2..singkat cerita,ngabuburit untuk menunggu waktu buka puasa tiba,,bingung cari tempat buat makan..setelah muter2 lama,akhirnya diputuskan makan di bukit bintang..jalan lah kita kesana...nemu parkir di depan masjid..tepat parkir di halaman masjid di daerah area bukit bintang..jalan gak jauh dari masjid itu ada warung makan..pesenlah kita diwarung itu..ternyta setelah pesanan tiba dan waktunya bayar wow....#simpulkan sendiri aja yee — di Bukit bintang,patuk,gunungkidul."tulis Deni dalam postingannya tersebut.
Postingan tersebut juga menyertakan foto nota rincian biaya yang dikeluarkan dan namun tidak ada nama warung, yang tercantum hanya nota nomor B. Dalam nota tersebut tertulis 1 mendoan Rp 15.000, 1 ayam bakar Rp 25.000, 2 Indomie Rebus Rp 30.000, 1 Kentang Rp 10.000, 2 es teh Rp 12.000, 1 es kelapa muda Rp 15.000 dan 1 aqua Rp 5.000. Total Deni harus membayar Rp 110.000 untuk makanannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Tentu saja postingan Deni tersebut memicu komentar dari para netizen. Hingga Selasa (20/4/2021) pukul 08.30 WIB tadi postingan tersebut memicu 34.704 komentar, 17.118 like dan telah dibagikan sebanyak 897 kali. Berbagai komentar muncul dalam postingan tersebut.
Senin (19/4/2021) petang Tim Tugu Jogja mencoba datang ke Bukit Bintang menjelang berbuka puasa. Belasan anak muda memang nampak mengunjungi destinasi yang menawarkan pemandangan keindahan Kota Yogyakarta dan Gunung Merapi dari atas bukit untuk menikmati senja sembari menunggu berbuka puasa.
Pemilik warung yang berada tak jauh dari tikungan Ikon Tulisan Gunungkidul yang tidak bersedia disebutkan namanya mengaku telah mengetahui postingan yang viral tersebut. Menurutnya, postingan postingan terkait dengan mahalnya makan di Bukit Bintang bukan kali ini saja terjadi.
Pemandangan Bukit Bintang, Gunungkidul, Yogyakarta. Foto: Tugu Jogja
"Sudah beberapa kali, tetapi tidak apa apa. itu sudah menjadi resiko kami, dan biasanya kami biarkan," terangnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, harga yang ditulis tersebut sebenarnya tidak terlalu mahal dan hampir semua warung memberlakukan harga yang sama. Namun menu antara warung yang satu dengan warung yang lain tidak selalu sama meskipun nama menunya sama.
Seperti Indomie, antara satu warung dengan warung yang lain bisa saja namanya sama namun kemasan ataupun juga cara masak serta bahan bahan campuran yang dimasukkan juga berbeda. Sehingga meskipun nama menu sama namun harga yang diberlakukan bisa berbeda.
"Kalau (postingan) itu, mungkin tidak dicantumkan daftar harganya," terangnya.
Tari, salah seorang pemilik warung yang berada tak jauh dari tempat parkir sepeda motor mengaku heran dengan postingan tersebut. Selama 14 tahun berjualan di Bukit Bintang, tidak pernah ada yang komplain dengan harga yang diterapkan di tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut wanita yang ikut merintis kawasan Bukit Bintang ini, harga yang diterapkan dalam menu tersebut sudah wajar. Ia mencontohkan, dalam nota tersebut harga 1 mendoan Rp 15.000 itu tidak mahal, karena Rp 15.000 tersebut untuk 1 porsi di mana terdiri dari 6 sampai 7 potong tempe.
"Itu juga disajikan dengan sambal. Sekarang tahu sendiri to, harga cabai berapa? kalau dihitung hitung beneran, sambalnya sendiri bisa mencapai Rp 5.000 sendiri," terangnya.
Terus untuk Indomie rebus yang tertulis dua porsi Rp 30.000. Tari mengatakan harga tersebut juga tidak mahal, karena Indomie rebus tersebut disajikan dengan dimasak bersama bahan bahan yang lain seperti sawi, telur, bawang goreng ditambah saos ataupun kecap.
Sementara untuk harga Es Teh yang dinilai terlalu mahal, menurutnya hal tersebut wajar wajar saja. Apalagi untuk mendapatkan air di Bukit Bintang bukan persoalan yang mudah. Para pemilik warung di tempat tesebut harus membeli air Rp 150.000 pertangkinya.
ADVERTISEMENT
"Di sini tu air beli dari bawah. Untuk minum dan masak serta kamar mandi, kami harus beli. Dan itu tidak kami bebankan ke pembeli," tambahnya.
Ia meminta kepada netizen untuk memaklumi apa yang terjadi di sebuah destinasi wisata tersebut. Terlebih untuk membuat para pengunjung nyaman berada di Bukit Bintang, para pemiilik warung harus membangun fasilitas dengan biaya yang tidak sedikit. Kontur Bukit Bintang memaksa mereka mendirikan bangunan yang sangat kokoh dan tidak mudah terkena longsor.
"Coba bayangke, mbangun iki ki butuh duit setumpuk," ujarnya.
Menurutnya, postingan tersebut sangat berlebihan dan sepertinya yang bersangkutan tidak pernah main ke tempat tempat wisata seperti di kawasan Bukit Bintang. Ia meminta membandingkan harga yang diterapkan oleh pengelola Bukit Bintang dengan beberapa restoran besar di kawasan tersebut seperti HeHa Sky View, De Mangol ataupun Manglung.
ADVERTISEMENT
Beberapa restoran besar tersebut bahkan menerapkan harga tiket masuk yang tidak murah, tempat selfie berbayar dan harga makanan yang cukup tinggi. Ia merasa heran, apa yang diterapkan oleh restoran restoran besar tersebut sama sekali tidak ada yang pernah mengeluhkannya.
"Kok tidak pernah dibandingkan yang dengan HeHa apa De Mangol. Sana itu jauh lebih mahal," tanyanya.
Ia kembali menandaskan jika harga dalam nota tersebut adalah wajar bahkan ada beberapa warung maka di Kawasan Bukit Bintang yang harganya lebih mahal dari yang tertulis dalam nota yang diunggah dalam media sosial tersebut. Karena tempat dan berapa lama orang tersebut nongkrong juga akan mempengaruhi harga makanan itu sendiri.
"Bayangkan, nongkrong 2 sampai 3 jam hanya pesan kopi. Terus kami dapat apa, bayar karyawan dari mana. Mereka nongkrong lama, pengunjung lain yang akan masuk tidak jadi, ya rugi kami to," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Tokoh Kawasan Bukit Bintang, Aris Suryanto (63) ketika ditemui di rumahnya juga mempertanyakan keaslian nota tersebut karena tidak mencantumkan nama warung. Bahkan ia sempat mengungkapkan kemungkinan hanya sebuah upaya pencemaran nama baik kawasan Bukit Bintang.
"Kalau itu tidak ada nama warung, bisa jadi itu pencemaran nama baik kami lho," ujarnya.
Ia beralasan, selama ia berkecimpung mengurusi perparkiran di kawasan Bukit Bintang, harga yang diterapkan oleh pemilik warung di kawasant tersebut sudah wajar, tidak ada yang terlalu mahal. Jika harga mendoan Rp 15.000 menurutnya masih wajar karena berisi 6 sampai 7 potong.
Bahkan ia sebagai orang lokal dan dituakan di kawasan tersebut juga harus membayar untuk mendapatkan makanan tersebut. Ia mencontohkan untuk makan mendoan 3 potong, seharusnya ia membayar Rp 8 ribu namun karena kenal maka hanya membayar Rp 5.000 demikian juga es teh, juga Rp 5.000 pergelas.
ADVERTISEMENT
"Itu saya orang sini lho. Kalau wisatawan saya tidak tahu," tambahnya.
Beberapa harga memang dianggapnya wajar, namun untuk Indomie rebus yang dipatok Rp 15.000 memang menurutnya mahal. Ia kemudian berjanji akan berupaya menelusuri warung mana yang telah menjual Indomie Rebus Rp 15.000 per porsi.
Kendati demikian, ia meminta kepada netizen untuk memaklumninya. Karena untuk membangun sebuah warung di kawasan bukit Bintang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan terkadang para pengunjung tak tahu diri karena nongkrong dalam waktu yang lama namun hanya memesan sedikit makanan.
"Pernah lho, ada pengunjung yang sampai pagi. Lha kasihan pemilik warung to, mereka membeli makanan tidak seberapa,"tuturnya.