Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Wisatawan Asal Prancis yang Belajar Kejawen Takjub Melihat Labuhan Parangkusumo
30 Januari 2025 20:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Labuhan Parangkusumo yang telah diselenggarakan pada hari ini (30/1/2025) mendapat antuasiasme serta apresiasi luar biasa dari semua lini masyarakat hingga wisatawan manca negara.
ADVERTISEMENT
Termasuk Kepala Dinas Kebudyaan Bantul , Yanatun yang mengapresiasi suksesnya kegiatan penutup rangkaian peringatan 36 tahun Tingalan Jumenengan Dalem (Ulang Tahun Kenaikan Takhta) Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut.
Menurut Yanatun, selain sebagai upaya pelestarian adat budaya juga menjaga ajang seniman khususnya di wilayah Kapanewon Kretek untuk mengekspresikan kemampuan keterampilan budayanya.
"Disbud sangat mengapresiasi kegiatan tadi ini. Tentunya acara seperti ini selalu memarik wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupaun mancanegara. Terbukti dengan banyaknya pengunjung wisatawan pada kesempatan tersebut," kata Yanatun, pada Kamis (30/1/2025).
Suksesnya rangkaian acara tersebut, kata Yanatun menyebut satu diantaranya juga lantaran mendapatkan fasilitasi baik dari Disbud Bantul maupun Disbud DIY.
Wisatawan Prancis di Labuhan Parangkusumo
Senada dengan Disbud, salah satu wisatawan mancanegara yakni Gorka Etxarri asal Prancis juga takjub saat melihat prosesi Labuhan Parangkusumo itu.
ADVERTISEMENT
Gorka mengaku, pertama kalinya melihat tradisi kebudayaan tersebut. Baginya event ini sangat luar biasa.
"Saya datang pertama kali kesini untuk melihat labuhan. Saya senang bisa datang kesini dan menyaksikan upacara tadi itu," katanya.
Tidak hanya untuk melihat prosesi Labuhan saja, ia datang ke wilayah DIY dalam waktu cukup lama yakni satu bulan untuk belajar tentang "kejawen" bersama teman-teman asalnya.
"Lebih dari sebulan (di sini). Saya di sini untuk memperkenalkan kepada teman-teman Prancisku mengenai pengetahuan tersebut (kejawen)," ucapnya.
Gorka menyebut bahwa tekad belajar "kejawen" tidak dilakukan sendiri, bahkan dirinya mengenal sejumlah orang Yogyakarta yang dianggapnya sebagai guru memperkenalkan "kejawen" kepada dirinya dan teman-temannya itu.
"Saya belajar dengan beberapa orang dalam sebuah kelompok (orang Jogja), dia sebagai gurunya. Tidak hanya belajar tetapi juga mempraktekkannya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Saking ketahuannya dengan budaya lokal (Yogyakarta). Ia mengetahui informasi pada kegiatan Labuhan ini disebutnya, merupakan upacara yang terhubung dengan Ratu Kidul dan Gunung Merali.
"Saya menyukainya (melihat labuhan).Upacara ini yang terhubung dengan Ratu Kidul, dan Gunung Merapi," tandasnya.
Pesan Abdi Dalem Soal Labuhan Parangkusumo
Melihat antusiasme masyarakat dan wisatawan asing tersebut, Carik Kawedanan Perintah Ageng Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung (Krt) Wijoyo Pamungkas menyampaikan bahwa gelaran Labuhan ini jangan dilihat secara visualnya saja, namun ambilah makna dalam Labuhan itu sendiri.
"(Pesan) soal labuhan ini jangan semata-mata dilihat dari kegiatan labuhannya itu sendiri tapi jangan juga dilihat lahiriyah. Terutama generasi muda, mari yang masih tertutup jiwanya biar intropeksi bahwa Indonesia dalam hal ini Yogyakarta pada umumnya itu semuanya ada perjuangan salah satunya dari Panembahan Senopati yang kala itu membuat suatu tempat, yang mana dengan membuka alas dam dibantu Kanjeng Ratu Kidul," kata Krt Wijoyo Pamungkas.
ADVERTISEMENT
"Yang lebih penting lagi (Labuhan) utu merupakan budaya yang harus kita jaga, apalagi anak-anak muda harus tahu (budaya ini) bukan hanya "iki mbuang opo" bukan itu tapi ambilah makna dalam labuhan itu sendiri," tandasnya.
Sekedar informasi, rangkaian acara ini dimulai kemarin sore (29/1/2025) dengan menampilkan berbagai kesenian termasuk pagelaran wayang kulit.
Kemudian, puncaknya adalah Labuhan tersebut dengan membawa 30 ubarampe oleh Utusan Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dari Bangsal Manganti menuju Kantor Panewu Kretek.
Di sanalah, ubarampe diserahkan oleh utusan kraton KRT Wijaya Pamungkas ke Pemkab Bantul yg diwakili Wedana Wisoyodipraja. Selanjutnya, diserahkan kepada juru kunci Parangkusuma yakni Bekel Surakso Jaladri.
Ubarampe dibawa ke Parangkusumo untuk didoakan. Setelah itu dibawa ke pantai untum didoakan lagi lalu dilabuh ke laut.
ADVERTISEMENT
(Olive)