Konten Media Partner

Easy Muse, Aplikasi Digitalisasi Museum Buatan Pelajar SMK di Malang

10 Desember 2020 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelajar SMK Telkom Malang menciptakan platform aplikasi digitalisasi museum, Easy Muse. Kunjungan museum dilakukan secara virtual. Foto: Humas SMK Telkom Malang
zoom-in-whitePerbesar
Pelajar SMK Telkom Malang menciptakan platform aplikasi digitalisasi museum, Easy Muse. Kunjungan museum dilakukan secara virtual. Foto: Humas SMK Telkom Malang
ADVERTISEMENT
MALANG - Pandemi COVID-19 membuat pergerakan masyarakat dibatasi. Sejumlah situs wisata pun sepi pengunjung yang berdampak pada sektor ekonomi. Museum, sebagai satu situs wisata terdampak menuai perhatian sejumlah pelajar SMK di Malang, tepatnya di SMK Telkom Malang.
ADVERTISEMENT
Mereka menciptakan sebuah platform aplikasi digitalisasi museum yang bertujuan mendigitalkan museum, guna menarik minat masyarakat kembali mengunjungi museum. Bedanya, kunjungan selama pandemi bisa tetap dilakukan secara virtual.
Nama programnya adalah Easy Muse. Pembuatnya adalah tiga pelajar kelas XI SMK Telkom Malang, yakni Gregorius Devon Bramantyo, Fadlillah Bashir Al Hakim, dan Christiany Kikyo Gracia M.
Pelajar SMK Telkom Malang menciptakan platform aplikasi digitalisasi museum, Easy Muse. Kunjungan museum dilakukan secara virtual. Foto: Humas SMK Telkom Malang
Ketua Tim Easy Muse, Gregorius Devon Bramantyo, menuturkan bahwa museum menjadi salah satu situs wisata yang terdampak pandemi, akhirnya harus ikut menikmati sepinya kunjungan.
Melalui program ini, kata dia, adalah solusinya. “Ini sebagai solusi kunjungan museum selama masa pandemi, agar masyarakat tetap bisa berkunjung di museum, bahkan secara online. Pengunjung bisa memesan tiket kemudian bisa menjelajah museum dengan metode virtual tour,” terang Devon, pada Kamis (10/12/2020).
ADVERTISEMENT
Sesuai namanya (Easy Muse), lanjut Devon, program edukasi museum ini memudahkan dan salah satu cara mengedukasi diri dengan cara yang efisien.
Dijelaskan Devon, aplikasi ini bekerja berdasarkan metode pengambilan gambar dan konten yang sudah dibuat ke bentuk 360. "Melalui metode ini masyarakat dapat melihat objek atau benda di museum secara detail, layaknya berada di dalam museum sungguhan,'' tambahnya.
Selain itu, program ini juga termasuk mengakomodir pemesanan tiket secara online agar jumlah pengunjung bisa dibatasi,'' pungkasnya.
Sementara itu, Guru Pembimbing Easy Muse, Muhammad Arifin, membenarkan jika ide aplikasi digitalisasi ini muncul dari insiatif murid-muridnya yang prihatin akan nasib museum selama pandemi virus. "Langkah mereka ini mendapat apresiasi sekolah," ujarnya.
Kepala Sekolah SMK Telkom Malang, Agoes Windarto, menyebutkan ide anak didiknya ini merupakan bagian dari program pengembangan sekolah (PPS) yang diprakarsai Dirjen Vokasi, bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, serta sejalan dengan kreativitas dan inovasi yang didorong pihak sekolah.
ADVERTISEMENT
“Jadi ada 11 project yang akan dimunculkan. Ini jadi program memacu minat anak didik dalam membuat produk-produk kreatif. Tidak hanya untuk siswa-siswi SMK Telkom, tetapi juga upgrade skill dan pengetahuan bagi para guru juga akan terus ditingkatkan,” ujarnya.
Dia berharap, aplikasi digitalisasi museum ini, mampu menjadi solusi alternatif berwisata dan beredukasi sejarah museum secara virtual, di tengah pandemi COVID-19.
“Kami berharap, nantinya banyak investor yang akan melirik dan mengembangkan produk-produk tersebut jauh lebih besar lagi. Syukur akan muncul startup-startup baru yang dipelopori oleh siswa-siswi kami,” pungkasnya.