Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
10 Tokoh Sastrawan Dunia (2)
19 Mei 2017 22:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Tutur Literatur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengalaman masa kecil yang kurang meyenangkan, tak jarang mempengaruhi pola pikir dan hasil karya dari beberapa sastrawan. Jika kamu sudah berkenalan dengan beberapa tokoh sastrawan di bagian awal, berikut ini merupakan beberapa sastrawan dunia yang terkenal hingga kini dan menghasilkan karya yang idealis sesuai pola pikir yang mereka yakini benar.
ADVERTISEMENT
6. Leo Tolstoy
Dilahirkan di Yasnaya Polyana, Provinsi Tula, 28 Agustus 1828, meninggal pada 7 november 1910. Pola pikirnya sebagai seorang sastrawan dunia dipengaruhi oleh kesengsaraan hidup seorang yatim piatu. Ia ditingal ibunya saat masih berusia 2 tahun dan ditinggal ayahnya saat berusia 8 tahun.
Karyanya yang lahir di antara 1852 sampai 1857 yaitu Childhood, Boyhood dan Youth yang mendapat sambutan dikalangan pencinta buku. Berdasarkan pengalamannya, pada tahun 1859 ia menggagas sekolah untuk kaum miskin dikampung halamannya.
Karya-karya Leo sampai saat ini masih bisa dinikmati oleh segala kalangan. Semua karya yang dilahirkan Leo Tolstoy, bisa membangkitkan rasa kemanusian seriap pembacanya. Diantaranya Anna Karenina dan War And Peace.
ADVERTISEMENT
7. Rabindranath Tagore
Tagore bukan hanya seorang penyair tapi merupakan suara pada zamannya. Dunia mengakuinya sebagai suara spiritualis India dam masyarakat India menyebutnya legendaris yang pernah hidup. Ia menulis banyak genre dari puisi sampai novel. Karya terkenalnya adalah Gitanjali (Song Offering) yang mengantarkan Tagore meraih Nobel Sastra. Dan tak kalah membagakan, Nobel tersebut menjadi Nobel pertama yang diraih oleh orang asia.
Disamping Gitanjali, Ia juga menulis sekitar 3000 puisi lainnya, sekitar 2000 nyanyian, delapan novel, empat puluh jilid esai dan beberapa kumpulan cerita pendek serta 50 judul lakon.
8. Oscar Wilde
Sastrawan kelahiran Dublin, Irlandia 1854 silam ini terkenal dengan serangannya terhadap kepicikan kaum Victorian. Oscar Wilde selalu tampil perfeksionis dan membela nilai-nilai estetika dalam berseni.
ADVERTISEMENT
Namanya melambung saat mahakaryanya yang berjudul The Importance of Being Earnest pada tahun 1985. Pada tahun ini juga ia berada di puncak keemasannya. Namun bersamaan dengan itu, ia dituduh homoseksual dan mengakibatkan dirinya ditahan selama dua tahun. Namun kejadian ini malah mendatangkan hikmah baginya. Dalam kejadian ini ia berhasil puisi indah terbaik sepanjang karirnya, yang berjudul Ballad Reading Goal dan senuah otobiografi memikat yang diberi judul De Profundis.
9. Maxim Gorky
Terlahir dengan nama Aleksey Maximovich, sastrawan Rusia ini lahir pada awal tahun 1868 dan meninggal secara misterius di pertengahan tahun 1963. Meskipun Gorky terlahir dari golongan bawah, Ia terus menerus memperluas wawasannya secara otodidak sehingga mampu mengantarkannya menjadi pengarang terkenal.
ADVERTISEMENT
Dua kumpupan cerpennya yang lahir pada tahun 1898 dan satu lakonnya bertajuk "Suara Malam" mampu membuat namanya mencuat. Puncaknya adalah pada tahun 1906 ketika karya utamanya yang berjudul "The Mother" membuat nama Maxim Gorky makin melambung dikenal dunia. Pada tahun yang sama dengan peraihan karirnya menuju puncak, ia juga menulis City of Yellow Devil yang kemudian menjadi polemik di Amerika Serikat.
Kesenangannya berkelana keluar negeri membawa pengaruh pada pandangannya terhadap masyarakat dan penilaiannya pada pemerintah. Selain itu, latar belakangnya yang terlahir sebagai kaum proletar membuatnya sangat memahami kondisi dan perasaan orang-orang lemah dan menderita. Tak heran jika kemudian ia mendapatkan julukan Bapak Proletar, atau istilah kerennya adalah Bapak Realisme Sosialis.
ADVERTISEMENT
10. Rudyard Joseph Kipling
Demi mendapatkan pendidikan yang baik, Orang tua Kipling mengirimkan ia bersama saudara perempuannya ke Inggris. Masa kanak-kanak Kipling dihabiskan dengan rasa tertekan karena ia tinggal dengan pensiunan angkatan darat yang menganggap bahwa membaca fiksi adalah suatu dosa. Untungnya, sebulan dalam setahun ia mendapatkan jatah berlibur ke rumah bibinya. Disana ia bisa mengembangkan bakat menulisnya lewat membaca dan menggambar.
Pengalaman masa kecil sastrawan asal India ini kemudian dituangkan olehnya sendiri ke dalam buku "Baa, Baa Blackship". Sejumlah puisi dari masa kanak-kanaknya kemudian diterbitkan oleh sang ayah serta sejumlah cerita dadi masa remajanya diterbitkan dalam Starley and Co.