Konten dari Pengguna

Polemik Israel di Piala Dunia U-20 2023: Dilematisnya Posisi Indonesia

Win Mark
Mahasiswa S1 Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta
26 Maret 2023 18:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Win Mark tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Timnas Israel U-20. Foto: VLADIMIR SIMICEK/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Israel U-20. Foto: VLADIMIR SIMICEK/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sedang diterpa persoalan mengenai Israel yang ikut bertanding di Piala Dunia U-20. Ada beberapa pihak yang tidak menyetujui kedatangan Israel ke Indonesia untuk berlaga di Kompetisi tersebut. Hal tersebut dikarenakan Israel merupakan negara yang hingga saat ini masih menjajah Palestina.
ADVERTISEMENT
Beberapa pihak mengatakan bahwa jika Indonesia menerima Israel untuk ikut serta dalam pagelaran Piala Dunia U-20 maka akan melukai masyarakat Palestina dan akan membuat hubungan Indonesia dan Palestina rusak.
Di sisi lain sejumlah pengamat sepak bola mengatakan bahwa Indonesia tidak mempunyai otoritas atau hak untuk menolak Israel sebagai peserta karena Indonesia hanya sekadar tuan rumah. Sehingga polemik ini menempatkan Indonesia di posisi yang dilematis.

Penolakan Terhadap Israel di Piala Dunia U-20

Penolakan terkait Israel sebagai peserta yang akan bertanding di Piala Dunia U-20 di Indonesia pada bulan Mei-Juni mendatang telah diserukan oleh berbagai pihak. Sebut saja FPI, GNPF, dan alumni 212 yang menggelar demo untuk menolak kedatangan Israel ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahkan MUI menyebutkan bahwa semua Ormas Islam menolak kehadiran Israel di Indonesia. Ketua MUI, Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan bahwa semua Ormas Islam dengan tegas menyatakan sikap untuk menolak Israel untuk bertanding di Indonesia.
Selain adanya penolakan dari sejumlah Ormas Islam, ada juga penolakan dari partai politik dan kepala daerah. Beberapa partai politik yang tegas menolak kedatangan Israel. Mereka meminta pemerintah dan PSSI untuk menolak kontingen Israel karena harus menjaga konstitusi Indonesia yang melarang negara penjajah dalam bentuk apapun.
Ada pun beberapa kepala daerah yang menolak kedatangan Israel untuk berlaga di Piala Dunia U-20. Gubernur Bali, I Wayan Koster misalnya yang menolak Israel untuk bertanding di Bali. I Wayan Koster sampai mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga, Zaenudin Amali.
ADVERTISEMENT
Alasannya kebijakan politik Israel terhadap Palestina tidak sesuai dengan kebijakan politik Indonesia serta untuk menghormati hubungan diplomatik dengan Palestina.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, juga satu suara terkait penolakan Israel. Ganjar mengatakan hal tersebut sesuai dengan komitmen Bung Karno dan hal ini menjadi momentum untuk menyuarakan dukungan kepada perjuangan Palestina.

Dilematisnya Posisi Indonesia

Dalam kasus ini, Indonesia berada di posisi maju kena mundur kena. Di satu sisi jika Indonesia menerima kedatangan Israel, maka akan melanggar konstitusi Indonesia dan harus menghadapi gonjang-ganjing terkait kedamaian sosial-politik di dalam negeri.
Disisi lain, Indonesia juga tidak mempunyai hak dan otoritas untuk menolak Israel karena Israel secara sah telah menjadi peserta dengan melalui proses kualifikasi yang telah dilakukan FIFA sebagai pemilik event. Belum lagi adanya peluang Indonesia akan dikenakan sanksi oleh FIFA dan dapat dipermalukan di kancah sepak bola Internasional.
ADVERTISEMENT
Di posisi ini menurut penulis pihak pemerintah dan PSSI harus melakukan komunikasi dengan pihak FIFA sebagai pemilik event. Pemerintah maupun PSSI harus bisa mengambil jalan yang menyenangkan semua pihak.
Kita dapat mencontoh Qatar setahun lalu yang sukses menjalankan Piala Dunia namun tetap mengedepankan identitas negaranya dengan menolak segala bentuk kampanye LGBT dari negara peserta Piala Dunia.
Mungkin Indonesia bisa meminta FIFA untuk tidak menampilkan bendera Israel dan melarang dikumandangkannya lagu kebangsaan Israel pada pagelaran Piala Dunia U-20. Hal seperti itu telah dilakukan di Australian Open dengan melarang bendera Rusia dan Belarus untuk berkibar selama event Austarlian Open.
Pemerintah dan PSSI harus sesegara mungkin dapat menyelesaikan permasalahan ini. Apalagi kabar terbaru pengundian yang akan dilakukan tanggal 31 Maret 2023 mendatang di Bali telah dibatalkan oleh FIFA sehingga ada ketakutan Piala Dunia U-20 bisa jadi dibatalkan.
ADVERTISEMENT
Indonesia tidak boleh melewatkan kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 ini dengan alasan bahwa event ini dapat menaikkan eksistensi sepak bola Indonesia di kancah Internasional. Piala Dunia U-20 ini dapat menjadi portofolio bagus bagi Indonesia yang memiliki ambisi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 nanti.