NASA: Kehidupan Alien Bisa Berkembang di Bulan Saturnus

14 April 2017 2:57 WIB
comment
21
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Planet Saturnus. (Foto: Pixabay/looser)
NASA mengungkapkan hasil temuan baru tentang dunia lautan di luar bumi. Badan antariksa Amerika Serikat itu mengadakan jumpa pers pada Kamis (13/4) waktu setempat atau Jumat dini hari waktu Indonesia (14/4) serta menyediakan saluran live streaming bagi warga dunia yang hendak menyaksikan jumpa pers itu.
ADVERTISEMENT
Dalam jumpa pers itu, NASA menyatakan kehidupan alien atau asing bisa saja berkembang di Enceladus, salah satu bulan dari planet Saturnus. Enceladus adalah bulan kecil Saturnus yang berjarak 887 juta mil atau lebih dari 1,4 miliar kilometer dari matahari dan dipenuhi es.
Enceladus barangkali terlihat seperti daratan beku. Namun di bawah permukaan daratan yang tak ramah itu ada laut bawah tanah tanah yang hangat dan para ilmuwan NASA mempercayai kehidupan bisa berkembang di sana.
Pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA telah mengambil bukti material dari laut bawah tanah Enceladus. Material yang dibawa itu antara lain mengandung molekul hidrogen dan karbon dioksida.
Kedua molekul itu dapat bereaksi sehingga membentu mentana, atau bisa juga disebut sebagai proses metanagenesis. Adapun metana merupakan senyawa yang biasa dikonsumsi oleh mikroba di laut bawah tanah Bumi.
ADVERTISEMENT
Para ahli mengatakan hal itu merupakan “bagian terakhir” dalam teka-teki yang membuktikan bahwa kehidupan mungkin terjadi di Enceladus. (Baca juga: NASA Ungkap 7 Planet Mirip Bumi, 3 di Antaranya Layak Huni)
Enceladus. (Foto: Wikimedia Commons)
Profesor Hunter Waite dari Southwest Research Institute (SwRI) di San Antonio mengatakan, “Bulan Saturnus Enceladus memiliki laut yang tertutup es, dan segumpal material keluar dari retakan es itu.”
Waite yang juga merupakan Kepala Peneliti untuk alat Spektrometer Massa Cassini menuturkan, “Gumpalan itu mengandung tanda-tanda kimia dari interaksi air-batuan antara lautan dan inti batuan.”
“Kami menemukan, sumber yang paling masuk akal dari hidrogen ini adalah reaksi hidrotermal batuan yang mengandung mineral tereduksi dan bahan organik,” terang Waite.
Waite menambahkan, “Di Bumi, bahan bakar yang dihasilkan secara geokimia seperti hidrogen mendukung berkembangnya ekosistem bahkan tanpa adanya sinar matahari.”
ADVERTISEMENT
Penelitian di Enceladus bermula pada tahun 2005 ketika NASA meluncurkan Cassini untuk mengeksplorasi planet Saturnus dan bulan-bulannya. NASA saat itu menemukan Enceladus merupakan bulan yang dari luar tampak beku.
Enceladus adalah bulan terbesar keenam Saturnus yang memiliki panjang diameter 310 mil atau sekitar 500 kilometer dan berjarak sekitar 790 mil atau sekitar 1.271 kilometer dari Bumi. Bulan dari planet Saturnus ini ditemukan pertama kali pada tahun 1789 oleh seorang astronom Inggris bernama William Herschel. (Baca juga: Melihat 7 Exoplanet "Bumi Baru" Lebih Dekat)