Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Teror di London Bridge Bagian dari Seruan Ramadhan ISIS?
4 Juni 2017 13:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Kesucian bulan Ramadhan tahun ini kembali ternoda oleh aksi teror yang terjadi pada Sabtu (3/6) malam. Serangan teror berupa penabrakan mobil ke arah kerumunan orang yang kemudian disusul oleh penusukan terjadi di London Bridge dan Borough Market, Inggris, sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Pukul 22.08 polisi setempat menerima laporan adanya sebuah mobil van yang menabrak sejumlah pejalan kaki di trotoar London Bridge. Seorang saksi mata menyebut van tersebut melaju dengan kecepatan tinggi ke arah kerumunan orang.
Tujuh menit berselang polisi London kembali menerima laporan adanya tiga orang bersenjatakan pisau yang mencoba menyerang pejalan kaki di kawasan Borough Market, tak jauh dari London Bridge. Sekitar satu jam kemudian polisi mengumumkan, kejadian di London Bridge dan Borough Market itu merupakan insiden terorisme.
[Baca juga: Kronologi Serangan Teror di London Bridge ]
Pada pukul 01.30 Minggu (4/6) dini hari waktu setempat polisi berhasil melumpuhkan tiga pelaku teror. Polisi menyebutkan, akibat aksi teror ini, ada enam orang tewas, termasuk tiga pelaku, dan 20 orang terluka.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Inggris, Theresa May, juga menyatakan pada Minggu (4/6), "Setelah pembaruan informasi dari petugas polisi dan keamanan, saya dapat memastikan bahwa insiden mengerikan di London merupakan suatu aksi potensial dari terorisme."
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan teror tersebut. Namun sebagaimana yang dilansir oleh The Independent pada 26 Mei 2017 lalu, ISIS telah membuat seruan kepada para pengikutnya untuk melakukan “perang habis-habisan” di Barat selama bulan suci Ramadhan ini.
Sebuah pernyataan yang mereka rilis di Youtube menyerukan para pendukung ISIS yang tak bisa bergabung ke Irak dan Suriah harus menyerang orang-orang kafir di rumah, pasar, jalan, dan forum mereka, serta melipatgandakan usaha dan mengintensifkan operasi.
ADVERTISEMENT
Seraya membela diri terhadap aksi bom bunuh diri di Manchester Arena yang menyebabkan 22 anak-anak dan remaja meninggal, ISIS mengatakan, "Jangan membenci pekerjaan itu. Penargetan kalian terhadap yang meraka sebut sebagai orang tak berdosa dan warga sipil adalah hal yang kami cintai dan paling efektif untuk maju ke depan dan semoga kalian mendapatkan pahala yang besar ataupun mati syahid di bulan Ramadhan."
Isi pesan dalam video bertajuk “Where are the lions of war?” itu dituliskan pula ke dalam artikel yang lebih panjang oleh juru bicara ISIS, Abul-Hasan al-Mujahir. Dalam artikel yang terbit di majalah Rumiyah ISIS edisi spesial Ramadhan itu ia mengajak pembaca agar memanfaatkan bulan Ramadhan untuk "memaksimalkan keuntungan yang akan kalian terima pada hari pembalasan (kiamat) nanti".
Seorang tokoh ISIS yang tak disebutkan namanya, dalam wawancara dengan peneliti senior Institute for Sustainable Development, Amarnath Amarasingam, pernah menyatakan bahwa aksi teror ISIS memang ditingkatkan selama Ramadhan.
ADVERTISEMENT
“Ramadhan adalah bulan suci untuk jihad. Semua orang ingin menjadi martir untuk memperoleh kemenangan Ramadhan,” ujarnya.
[Baca juga: Di Balik Deretan Serangan Ramadhan ISIS ]
ISIS menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Manchester pada Senin (22/5) lalu. Apakah pihak yang sama juga akan menyatakan bertanggung jawab atas serangan teror semalam di London Bridge dan Borough Market?