Konten Media Partner

Empat Tokoh Luar Suku Tengger Dikukuhkan Jadi Sesepuh

10 Juli 2017 13:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Empat Tokoh Luar Suku Tengger Dikukuhkan Jadi Sesepuh
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berharap dapat melestarikan budaya dan tradisi suku tengger, empat tokoh berasal dari luar kesukuan di wilayah Kabupaten Probolinggo, dinobatkan sebagai sesepuh Suku Tengger. Pengukuhan dilakukan pada sebuah resepsi Ritual Yadnya Kasada di pendopo agung Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Minggu (9/7/2017) malam.
ADVERTISEMENT
Keempat tokoh itu adalah Deputi bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata RI Esthy Reko Astuty, Ketua Pengadilan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Basuki Wiyono, Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Probolinggo Nadda Lubis beserta suami, Idan Singaraja.
“Seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, setiap resepsi Yadnya Kasada ada pengukuhan tokoh. Biasanya mereka adalah pejabat baru di lingkungan Kabupaten Probolinggo atau yang berkaitan dengan wilayah Suku Tengger. Untuk kali ini ada empat tokoh,” ujar Tutug Edi Utomo Kepala Diskominfo Kabupaten Probolinggo.
Sedangkan Bambang Suprapto, salah satu tokoh Suku Tengger menuturkan, bahwa pengukuhan tokoh itu bertujuan untuk melestarikan budaya dan tradisi Suku Tengger. Mereka diharapkan dapat berperan aktif dalam memajukan budaya sesuai bidangnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Pengukuhan itu merupakan sebuah bentuk penghormatan warga Suku Tengger kepada pejabat. Kemudian bagaimana pejabat itu dapat memberikan kesejahteraan bagi warga Suku Tengger,” kata ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo ini.
Resepsi Yadnya Kasada dilangsungkan sejak pukul 19.00 WIB. Adapun ritualnya, dimulai Senin (10/7/2017) dini hari di pure luhur poten lautan pasir, Gunung Bromo.
Di sini, Suku Tengger yang mendiami kaki Gunung Bromo, menyiapkan ragam sesaji.
Menjelang subuh, sesaji berupa hasil bumi tersebut, berbondong-bondong dibawa ke puncak kawah Gunung Bromo dengan jalan kaki dan dilarung ke dasar kawah. Ritual ini, mengudang banyak wisatawan berkunjung, baik lokal maupun mancanegara.