Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Dosen UI Ade Armando Terima Tantangan Mubahalah Habib Rizieq
12 Juni 2017 11:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Masih ingat dengan tantangan sumpah mubahalah Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab terkait kasus baladacintarizieq? Kini tantangan itu dijawab oleh seseorang. Dia adalah Ade Armando, dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya sudah menetapkan Habib Rizieq sebagai tersangka kasus dugaan penyebaran konten pornografi. Tak lama sejak penetapan, muncul bantahan. Rizieq pun sampai melontarkan sumpah.
Dia menegaskan tudingan polisi kepadanya tidak benar. Ia bersumpah, jika ia bersalah maka ia siap dilaknat Tuhan.
[Baca Juga: Isi Sumpah Mubahalah Habib Rizieq ]
Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 10 Juni 2017, sumpah mubahalah Habib Rizieq berbalas. Seorang dosen UI bernama Ade Armando dalam akun Facebook-nya berani bersumpah jika seseorang yang terlibat percakapan mesum dengan Firza Husein bukanlah Habib Rizieq maka ia siap dilaknat.
Namun sebaliknya, jika ternyata Habib Rizieq terbukti bersalah maka Imam Besar FPI itu harus siap menerima konsekuensinya.
ADVERTISEMENT
Saat dikonfirmasi terkait statusnya tersebut, Ade Armando membenarkan. Ia juga mempersilakan statusnya untuk dikutip kumparan (kumparan.com).
"Boleh dong," kata Ade Armando, Senin (12/6).
Dirangkum dari berbagai sumber, mubahalah berasal dari kata bahlah atau buhlah yang bermakna kutukan atau melaknat.
Mubahalah secara sederhana diartikan sebagai saling melaknat. Pengertiannya adalah dua orang saling melaknat yang disaksikan oleh orang banyak untuk meyakinkan pendapatnya benar, sementara pendapat lawan salah.
Dasar hukum Islam soal mubahalah ini salah satunya terdapat dalam Al-Quran tepatnya di surat Ali Imran ayat 61 yang memiliki arti sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
“Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (QS. Ali ‘Imran [3]: 61).