Konten dari Pengguna

Akun 'Kampus Cantik' Produk Patriarki yang Laris di Dunia Pendidikan

Yessania Anindhita
Mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang menempuh Pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S1
17 Juli 2023 19:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yessania Anindhita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilsutrasi melihat instagram. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilsutrasi melihat instagram. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun ini eksistensi akun @kampus_cantik selalu menjadi trendsetter sendiri dalam beberapa aspek. Akun ini menyuguhkan konten yang diisi oleh beberapa foto mahasiswi dengan identitas diri yang mencantumkan nama lengkap dan prodi.
ADVERTISEMENT
Hal ini diiringi dengan beberapa diskusi kontra seperti komersialisasi yang tidak profesional, standard beauty yang dibangun, serta objektivikasi pada perempuan.
Didukung oleh teori Laura Mulvey pada essainya yang menimbulkan satu perspektif terkenal yaitu Male Gaze, pada saat itu Mulvey mengkritik media hiburan karena menjadikan perempuan sebagai objek untuk memenuhi hasrat laki-laki heteroseksual.
Dengan begitu sama halnya dengan akun-akun berkedok @kampus_cantik ini yang merepresentasikan Male Gaze lewat pendisiplinan tubuh perempuan yang membentuk hegemoni gender di lingkungan kampus dikutip pernyataan oleh dua akademisi UI di tulisan mereka yang berjudul The Conversation.
Ilustrasi pengguna Instagram. Foto: Shutterstock
Di sini, akun kampus cantik memberi banyak kontradiksi negatif terhadap perempuan karena akun ini berhasil membangun standardisasi kecantikan dan menyingkirkan narasi akademik mereka lalu akan memfokuskan kepada visualisasi yang berhasil ditunjukkan melalui sarana sosial media. Standardisasi kecantikan yang bisa dilihat dari akun kampus cantik pun relatif sama.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa analisis yang saya lihat komentar dari postingan tersebut pun menuai berbagai macam reaksi banyaknya sebagian dari komentar yang menjadikan perempuan sebagai vouyerism atau menjadi praktik obsesi seksual semata serta menjadi sebuah tindak penindasan mana kala ada hal yang tidak sesuai dengan kemauan mereka.
Beberapa dari postingan tersebut juga diyakini belum mendapat konsen dari sang pemilik foto. Seperti pada salah satu wawancara kepada salah satu mahasiswi UI bahwa pemilik foto pun tidak tahu mengenai fotonya yang diposting tanpa konsen.
"Makin ke sini makin banyak yang direct message bilang mau ajak gituan dan 'Bisa BO gak kak?' padahal di situ fotoku berhijab," jelasnya sebagaimana dikutip dari kumparanNEWS dalam artikel Polemik Akun Mahasiswi Cantik.
Ilustrasi beragam wanita kuat cantik yang berjuang untuk kesetaraan dan hak. Foto: KatePilko/Shutterstock
Hal ini bisa menjadi sebuah gambaran dari Male Gaze mengenai dampak negatif menjadi sebuah tindak pelecehan seksual dan sekali lagi perempuan dijadikan "pemuas" bagi beberapa laki-laki heteroseksual.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini pun, beberapa akun dari @kampus_cantik juga sering menggunakan praktik komersialisasi tidak profesional dengan membuka paid promote dan beberapa endorsement tanpa adanya komunikasi lebih lanjut lagi dari pemilik foto feeds yang terpajang di laman sosial medianya.
Sampai detik ini pun belum ada yang tahu pasti siapa dalang dari pemilik akun tersebut. Akan tetapi, hal ini bisa menjadi pemantik untuk setiap kampus supaya lebih melek terhadap isu-isu yang ada. Terlebih lagi sudah membawa nama instansi dengan detail kontra yang sudah banyak rentetnya.
Diharapkan pihak kampus bisa berperan untuk tetap mengawasi perkembangan hal yang bisa menjadi masalah untuk kepentingan bersama.