BWF Beri Pujian terhadap Penyelenggaraan Indonesia Open 2017

19 Juni 2017 1:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plenary Hall JCC Senayan (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Plenary Hall JCC Senayan (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gelaran turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017 berakhir sudah. Dari segi prestasi, Indonesia berhasil memenuhi target yang dibebankan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk bisa mencuri satu gelar di turnamen ini.
ADVERTISEMENT
Adalah pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang berhasil menjadi juara setelah menang dua gim langsung dengan skor 22-20 dan 21-15 atas pasangan China, Zheng Siwei/Chen Qingchen.
Kendati kalah di partai puncak lewat sektor ganda campuran, China sendiri menjadi negara tersukses dengan berhasil membawa pulang dua gelar.
Sesusai gelaran turnamen, Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto, bersyukur bahwa pelaksanaan turnamen bisa berjalan dengan lancar dan sukses serta tidak menemui kendala berarti. Selain itu, dia juga menyebut bahwa jika tahun depan Istora Senayan masih belum dapat digunakan, Jakarta Convention Centre (JCC) bisa kembali dipertimbangkan.
ADVERTISEMENT
"Dari awal kami sudah berupaya untuk memindahkan venue dari Istora ke JCC. Sempat ada kendala di beberapa hari awal tetapi semuanya bisa diatasi,” ujar Budiharto kepada pewarta di media centre Plenary Hall JCC, Jakarta Pusat.
"Tahun depan ada dua turnamen besar. Ada super series premier di awal bulan Juli dan kandidat utamanya tetap Istora. Tapi, kami belum tahu apakah akan mendapat izin atau tidak, sehingga JCC bisa menjadi salah satu cadangan."
Suasana JCC di partai semifinal. (Foto: kumparan/Bergas Agung)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana JCC di partai semifinal. (Foto: kumparan/Bergas Agung)
"Bukan hal mudah untuk menjadikan JCC venue ideal buat bulu tangkis. Butuh kerja keras yang luar biasa. Beberapa masukan menjadi pertimbangan sendiri untuk kami dan emoga ini jadi yang pertama dan terakhir kami menggelar turnamen saat Ramadhan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan panitia penyelenggara kali ini juga mendapat apresiasi dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
"Pemindahan venue dari Istora ke JCC memang tidak mudah. Ini menjadi tantangan tersendiri dan PBSI bersama panitia pelaksana berhasil mengatasi hal ini."
"Dengan jadwal yang berubah karena bulan Ramadhan, para pemain tentu ingin bisa selesai lebih awal, dan kami mengerti isu ini. Tetapi, dari penyelenggaraan turnamen ini, Indonesia tak pernah berhenti membuat saya kagum," puji Event Manager BWF, Darren Parks.
"Dengan orang-orang yang ramah, sangat mencintai bulu tangkis, dan tahu bagaimana semua harus berjalan, kami senang bisa bekerja dengan mereka. Hasil akhir pun menarik. Setelah Olimpiade memang banyak yang berubah dan saya bisa melihat banyak pemain baru pun bermunculan,” lanjut Parks.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan yang sama, Budiharto juga memuji keberhasilan Tontowi/Liliyana meraih gelar dari nomor ganda campuran.
"Tontowi/Liliyana akhirnya bisa juara. Tetapi, dari segi pembinaan dan regenerasi ada catatan penting untuk kita semua karena kita masih bertumpu pada pemain senior. Kami sempat berharap muncul beberapa pemain baru."
"Kami sempat berharap pasangan Fajar/Rian bisa berbuat lebih, tetapi ternyata belum bisa mengatasi tekanan. Mereka masih butuh pengalaman dan jam terbang lebih untuk bisa berhasil masuk ke level yang lebih tinggi,” tutup Budiharto.