Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Deep Learning dalam Pendidikan Agama Islam
6 Mei 2025 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Zacky Al-Ghofir El-Muhtadi Rizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan, pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam semakin banyak dibicarakan. Bukan hanya sekadar tren, pendekatan ini menjadi jawaban atas tantangan pendidikan masa kini yang menuntut pemahaman yang lebih dalam dan bermakna, bukan hanya sekadar hafalan. Pendidikan Agama Islam sangat relevan untuk menerapkan pendekatan ini, agar peserta didik tidak hanya mengetahui apa ajaran Islam, tetapi juga memahami mengapa ajaran itu penting dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Deep learning secara sederhana berarti proses belajar yang tidak hanya berhenti pada permukaan, tetapi masuk hingga ke inti makna, diolah melalui refleksi, dan kemudian diamalkan. Siswa yang belajar secara mendalam akan lebih mampu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan pengalaman hidupnya, serta membangun kesadaran spiritual dan moral secara lebih utuh.
Sayangnya, pembelajaran agama sering kali masih berorientasi pada hafalan ayat, hadis, dan istilah keagamaan. Padahal, Islam bukan hanya agama yang diajarkan melalui buku teks, melainkan nilai hidup yang harus menjadi bagian dari keseharian. Jika pembelajaran agama hanya fokus pada menghafal, maka siswa akan sulit merasakan kedalaman makna ajaran Islam dalam dirinya.
Sebagai contoh, saat siswa belajar tentang kejujuran, pendekatan deep learning tidak hanya menyuruh mereka menghafal dalil tentang kejujuran. Guru bisa mengajak mereka merenungkan mengapa kejujuran penting dalam Islam, bagaimana dampaknya jika masyarakat kehilangan kejujuran, dan bagaimana mereka bisa bersikap jujur dalam kehidupan nyata, seperti di rumah, di sekolah, atau bahkan saat menggunakan media sosial. Dalam proses ini, siswa bukan hanya menerima materi, tetapi juga diajak berpikir, merasa, dan bertindak.
ADVERTISEMENT
Contoh lain adalah ketika siswa belajar tentang akhlak terhadap orang tua. Pembelajaran mendalam akan mendorong siswa untuk tidak hanya memahami dalil-dalil yang menjelaskan pentingnya berbakti kepada orang tua, tetapi juga menilai diri mereka sendiri, apakah sikap dan tindakan mereka selama ini sudah mencerminkan ajaran Islam. Dari situ, bisa lahir niat untuk memperbaiki sikap dan menjadi pribadi yang lebih baik, bukan karena disuruh, tetapi karena memahami makna dan nilainya.
Penerapan deep learning tentu membutuhkan peran aktif guru sebagai fasilitator pembelajaran. Guru perlu merancang pembelajaran yang menggugah kesadaran siswa, memberi ruang untuk berdiskusi, menulis refleksi, dan bahkan melakukan aksi nyata. Evaluasi pun bukan hanya berdasarkan ujian tertulis, tetapi juga pada proses belajar dan perubahan sikap siswa.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Agama Islam pada dasarnya bertujuan membentuk pribadi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Dengan pendekatan deep learning, pembelajaran agama tidak lagi bersifat hafalan semata, melainkan menjadi sarana pembentukan karakter dan kesadaran spiritual yang mendalam. Inilah cara agar ajaran Islam benar-benar hidup dalam diri siswa dan menjadi petunjuk dalam setiap langkah hidup mereka.