Garuda Buka Kemungkinan Batalkan Pemesanan Boeing 737 Max 8

14 Maret 2019 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Inspektur Kelaikudaraan DKPPU Kementerian Perhubungan dan tekhnisi Lion Air melakukan pemeriksaan seluruh mesin dan kalibrasi pada pesawat Boeing 737-Max 8 milik Garuda Indonesia. Foto: FOTO/Muhammad Iqbal
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Inspektur Kelaikudaraan DKPPU Kementerian Perhubungan dan tekhnisi Lion Air melakukan pemeriksaan seluruh mesin dan kalibrasi pada pesawat Boeing 737-Max 8 milik Garuda Indonesia. Foto: FOTO/Muhammad Iqbal
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tengah mengkaji kemungkinan untuk membatalkan pemesanan Boeing 737 MAX 8. Sebelumnya, Garuda melakukan pesanan pada jenis pesawat ini sebanyak 49 unit hingga 2030.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, atau akrab disapa Ari Askhara mengatakan opsi ini dipertimbangkan menyusul adanya kecelakan pesawat jenis yang sama di Ethiopia pada Senin (10/3) lalu. Adapun keputusan tetapnya, kata dia, harus dinegosiasikan lebih dulu dengan pihak Boeing.
"Kita belum lihat ke arah sana, tapi kemungkinan itu (pembatalan) ada. Tapi ini posisinya lebih bagus untuk menegosiasikan lagi dengan pihak Boeing. Seperti Lion, kan mereka sudah minta untuk dan suratnya sudah ada di media untuk membatalkan," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/3).
Ari menjelaskan, mulanya Garuda memesan 50 pesawat Boeing 737 MAX 8 hingga 2030. Satu pesawat sudah datang dan sudah beroperasi, tapi kini nasibnya harus terparkir di bandara karena ada larangan terbang sementara (temporary grounded).
Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sisanya, sebanyak 49 pesawat awalnya bakal datang mulai 2021 hingga 2030. Kata dia, sebelum kejadian kecelakaan Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air pada Oktober 2018 dan milik Ethiopian Airlines pada Senin lalu, Garuda sudah mengusulkan untuk mengurangi pesanan jadi 20 pesawat.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kejadian dua kali kecelakaan ini dan larangan untuk terbang dari banyak negara, kata Ari, pihaknya membuka opsi untuk mengurangi pesanan lebih dari dua. Bahkan, katanya bisa saja ada kemungkinan membatalkan pembelian dengan Boeing dan pindah ke merek lain.
"Kita mau negosiasi sama Boeing sebelum dua kejadian itu untuk me-reduce hanya tinggal 20 pesawat nantinya. Tapi sekarang sudah berubah ya, kita akan berubah. Kalau kita untuk eksisting ada narrow body Boeing, ya harus narrow body juga. Nah, harus Boeing atau tidaknya, nanti tergantung negosiasi. Bisa jadi ya merek lagi," kata dia.
Meski begitu, kata Ari, hingga saat ini perusahaan juga masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan Komite Nasional Keamanan Transportasi (KNKT) terkait boeing 737 MAX 8 milik JT 610 dan hasil investigasi yang dilakukan Badan Otoritas Penerbangan Sipil Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA). Ini dilakukan demi menjamin keselamatan penumpang ke depannya dengan pesawat buatan Amerika Serikat ini.
ADVERTISEMENT