Brasil di Copa America 2019: 'No Neymar, No Problem'

14 Juni 2019 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Neymar si tukang diving. Foto: Reuters/Kai Pfaffenbach
zoom-in-whitePerbesar
Neymar si tukang diving. Foto: Reuters/Kai Pfaffenbach
ADVERTISEMENT
Tanpa Neymar, Timnas Brasil selalu hancur di Copa America. Bagiamana kiprah mereka di dua edisi terakhir turnamen menjadi bukti sahih.
ADVERTISEMENT
Pertama pada 2015 lalu. Tak cuma menjadi kapten, Neymar tampil sebagai pembeda dengan sumbangan masing-masing satu gol dan assist di laga pembuka kontra Peru.
Peruntungan Neymar memburuk saat Brasil menghadapi Kolombia pada partai kedua. Tim Samba tak cuma menuai kekalahan, tetapi juga mesti kehilangan Neymar untuk empat selanjutnya akibat skors. Neymar dihukum setelah mengasari Pablo Armero.
Brasil masih bisa memenangi laga ketiga babak grup sehingga berhak lolos ke perempat final. Namun, fase gugur menghadirkan cerita berbeda. Tanpa Neymar, Brasil tersingkir di tangan Paraguay sekaligus terpaksa mimpi juara.
Rapor merah akibat absensi Neymar kembali terulang setahun berselang. Barcelona cuma mengizinkan Neymar mentas untuk satu dari total dua turnamen pada musim panas. Sang bintang pun memilih Olimpiade 2016 daripada Copa America Centenario.
ADVERTISEMENT
Hasilnya begitu buruk buat Brasil. Jangankan menatap juara, meloloskan diri dari fase grup saja mereka tak mampu. Tim Samba cuma membukukan satu kemenangan atas tim lemah, Haiti, di babak ini.
Untuk Copa America 2019, Neymar dipastikan absen gara-gara cedera ligamen. Maka, pertanyaan kembali bergulir: Bisa apa Brasil tanpa Neymar?
Sah-sah saja melontarkan pertanyaan demikian. Apalagi Neymar tergolong paling produktif di antara semua pemain di skuat Brasil, lewat torehan 60 gol dari 97 laga.
Kendati demikian, perlu dicatat bahwa materi Brasil sungguh berbeda dibandingkan dua edisi terakhir Copa America. Neymar tak menonjol sendirian dengan kehadiran pemain-pemain lini serang lain yang bersinar di level klub.
Firmino, striker Brasil. Foto: REUTERS/Andrew Yates
Ya, tak perlu meragukan kualitas Roberto Firmino yang membawa Liverpool menjuarai Liga Champions. Brasil juga masih memiliki Gabriel Jesus yang membantu Manchester City memenangi Premier League, serta Philippe Coutinho si pemain termahal sepanjang sejarah Barcelona. Jangan lupakan Richarlison setelah penampilan tajamnya bersama Everton.
ADVERTISEMENT
Berkat nama-nama itulah, Brasil masih bisa bersinar saat Neymar berhalangan tampil. Bisa dilihat ketika Brasil menang 1-0 atas Jerman pada Maret 2018. Gol tunggal Tim Samba lahir dari kepala Jesus saat itu.
Jika diakumulasi, rapor Brasil pun tergolong memuaskan. Mereka sempat melakoni 9 laga tanpa Neymar seusai Copa America 2016. Hasilnya, Brasil membukukan 7 kemenangan, 1 imbang, dan 1 kekalahan. Dengan kata lain, rasio kesuksesan mereka mencapai 77,7%.
Rasio tersebut tak berbeda jauh saat Neymar memperkuat Brasil. Tim Samba meraup 22 kemenangan dari 27 laga bersama sang megabintang atau membukukan kesuksesan 81,4%.
Lagi pula, penilaian terhadap Neymar di luar kualitas sepak bola tengah memburuk. Dia sempat menendang suporter di final Coupe de France sehingga menuai kritik tajam. Belum lagi dugaan pemerkosaan yang telah menarik Neymar dengan status saksi.
ADVERTISEMENT
Jadi, daripada kontroversi Neymar mengganggu konsentrasi tim, mungkin inilah saatnya Brasil membuktikan bahwa mereka masih bertaji tanpa penyerang Paris Saint-Germain (PSG) tersebut.