Misi Solskjaer Mengembalikan Kegembiraan di Wajah Para Pemain United

21 Desember 2018 7:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Legenda United, Ole Gunnar Solskjaer. (Foto:  AFP/ANDREW YATES)
zoom-in-whitePerbesar
Legenda United, Ole Gunnar Solskjaer. (Foto: AFP/ANDREW YATES)
ADVERTISEMENT
Keputusan Manchester United merekrut Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer interim memberikan angin segar bagi tim yang telah meraih 20 trofi juara Premier League tersebut. Apalagi, sosok berjuluk Baby-Faced Assassin ini memiliki sejarah panjang dengan United.
ADVERTISEMENT
Ketika masih menjadi pemain, Solskjaer pernah memperkuat United selama satu dekade, dimulai sejak musim 1996/97. Total, Solskjaer telah mempersembahkan 12 gelar bagi tim yang bermarkas di Old Trafford itu.
Kenangan termanis Solskjaer adalah ketika dia tampil dari bangku cadangan, lalu mencetak gol pada menit akhir saat United bersua Bayern Muenchen di final Liga Champions musim 1998/99. Gol tersebut membuat The Red Devils memenangi laga dengan skor akhir 2-1.
Setelah memutuskan pensiun di akhir musim 2006/07, Solskjaer sempat melatih tim reserve United sebelum pada akhirnya menjadi manajer tim papan atas Liga Norwegia, Molde, pada awal 2011. Dengan sejarah panjang itu, menjadi wajar jika Solskjaer tahu betul apa identitas United sebagai sebuah klub.
ADVERTISEMENT
“Hal pertama yang saya sadari, United adalah tim yang terasa seperti keluarga. Semua orang di sini bersatu-padu. Hal lainnya yang saya sadari adalah mentalitas pemenang tim ini,” kata Solskjaer dalam wawancara perdananya sebagai manajer United kepada MUTV.
“Sepak bola menyerang, memberikan kesempatan untuk pemain muda berpendar, dan meraih kemenangan. Tim ini merupakan yang terbesar di dunia, punya suporter terbaik, serta berisikan pemain terbaik,” tambahnya.
Ole Gunnar Solskjaer, si 'Babyface Assassin'. (Foto: ANDREW YATES / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ole Gunnar Solskjaer, si 'Babyface Assassin'. (Foto: ANDREW YATES / AFP)
United bukan tim Inggris pertama yang diarsiteki Solskjaer. Pada Januari 2014, sosok berkebangsaan Norwegia itu menerima pinangan Cardiff City untuk mengisi kursi manajer. Kebersamaan keduanya tak berlangsung lama karena Solskjaer dipecat tak lama setelah membawa Cardiff terdegradasi dari Premier League di akhir musim 2013/14.
ADVERTISEMENT
Namun, dari kegagalan itulah Solskjaer belajar. Setelah dari Cardiff, dia kembali membawa Molde menjadi penguasa di Liga Norwegia. Kini dia kembali dengan misi membuat para pemain United bergembira kembali ketika bermain sepak bola.
“Saya telah melewati 300-400 petandingan sebagai pelatih tim utama. Saya pernah bawa tim juarai liga atau trofi domestik lainnya, dan juga pernah membawa tim terdegradasi. Pengalaman itu membuat saya percaya diri,” kata sosok berusia 46 tahun itu.
“Saya akan menikmati perjalanan ini. Selama enam bulan saya akan kembali ke rumah. Klub ini sedang berproses mencari manajer selanjutnya sehingga saya akan menjadi diri saya sendiri untuk sementara waktu. Saya ingin para pemain menikmati sepak bolanya kembali,” lanjut Solskjaer.
ADVERTISEMENT
Solskjaer akan ditemani Mike Phelan, yang bertugas sebagai asisten manajer. Seperti Solskjaer, Phelan juga sejarah panjang sebagai pemain dan tentu saja, sebagai pelatih. Ketika Sir Alex Ferguson masih menjadi manajer United, Phelan merupakan tangan kanannya.
Dibantu orang-orang yang paham betul dengan kultur United di masa lampau, mampukah Solskjaer bawa United lepas dari inkonsistensi yang menjadi masalah Romelu Lukaku cs. selama musim ini?