Soal Investigasi terhadap Manchester City dan Potensi Hukumannya

9 Maret 2019 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jersi Manchester City. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Jersi Manchester City. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Ada target meraih quadruple, atau empat gelar dalam semusim, yang dicanangkan Manchester City musim ini. Sampai sekarang, kans mereka untuk meraih itu masih terbuka lebar. Selain sudah menjuarai Piala Liga, City saat ini masih bersaing di Premier League, Piala FA, serta Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Apakah City akan bisa mewujudkan itu, jawabannya baru akan ketahuan pada akhir musim nanti. Akan tetapi, sebelum itu terjadi, City sebenarnya sudah 'berhasil' meraih quadruple yang lain. Bedanya, quadruple yang ini sama sekali tidak mereka inginkan.
Quadruple yang tak diinginkan ini terwujud dalam keberadaan empat badan sekaligus yang melakukan investigasi terhadap City. Empat badan yang dimaksud adalah UEFA, FIFA, FA, serta Premier League, dan investigasi yang mereka lakukan terhadap City dilakukan atas dasar tuduhan berbeda-beda.
UEFA menginvestigasi adanya tuduhan bahwa City telah mengakali aturan Financial Fair Play dengan memanipulasi pendapatan yang mereka raih. Salah satu tuduhan utamanya adalah soal penggelembungan pemasukan sponsor dari Etihad Airways. Dalam laporannya, City menyebut bahwa Etihad menginjeksi dana sampai 67,5 juta poundsterling ke kas klub. Namun, ditengarai bahwa sebenarnya Etihad hanya memberi dana 8 juta pounds. Sementara, sisanya berasal dari pemilik klub, Syekh Mansour bin Zayed Al Nahyan.
ADVERTISEMENT
Selain penggelembungan uang sponsor itu, City juga dituduh memiliki skema pengurangan nilai gaji untuk mengakali FFP. Caranya adalah dengan menjual image rights pemain ke pihak ketiga tetapi nantinya pihak ketiga yang dimaksud akan mendapat uang pengganti dari Syekh Mansour sendiri. Jika nantinya ditemukan bersalah, City terancam hukuman larangan bermain di Liga Champions selama satu musim.
Investigasi dari UEFA ini tidak bisa dipisahkan dari laporan Der Spiegel yang datanya berasal dari dokumen hasil retasan Football Leaks. Manchester City sendiri sudah merespons kabar ini dengan pernyataan resmi. Menurut pihak klub, semua tuduhan yang dialamatkan kepada mereka itu tidak benar. "Laporan keuangan yang diterbitkan klub secara berkala sudah legal dan sesuai dengan regulasi," tulis City dalam pernyataan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada FIFA yang menginvestigasi City soal pembelian pemain di bawah umur dari luar negeri. Ada berbagai aturan ketat dari FIFA soal rekrutmen pemain di bawah usia 18 tahun, termasuk bagaimana orang tua si pemain harus bekerja di negara yang sama dengan tempat klub berada dalam kapasitas non-sepak bola. Jika ditemukan bersalah, City bisa mendapat hukuman larangan transfer di dua periode.
Lalu, ada FA yang menyelidiki transfer Jadon Sancho ke Manchester City dari Watford pada 2015. Dalam pembelian Sancho itu, City sebenarnya sudah melakukan hal benar dengan memberi kompensasi kepada Watford. Yang kemudian jadi masalah adalah adanya aliran dana 200 ribu pounds kepada seorang pria bernama Emeka Obasi.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan resmi City, 200 ribu pounds tadi merupakaan pembayaran untuk Obasi dalam kapasitasnya sebagai pemabdu bakat di Amerika Tengah dan Selatan. Akan tetapi, ada indikasi bahwa sejatinya 200 ribu pounds itu merupakan pembayaran untuk Obasi sebagai agen dari Sancho. Dalam aturan FA, ditegaskan bahwa pemain di bawah 16 tahun tidak boleh direpresentasikan oleh agen.
Potensi sanksi untuk City dalam kasus pembelian Sancho ini adalah sanksi finansial. Ketika itu Watford hanya mendapatkan kompensasi sebesar 200 ribu pounds, tetapi kalau sampai City dinyatakan bersalah dalam kasus ini, The Hornets bisa mendapatkan jutaan poundsterling untuk 'kesempatan yang terbuang'. Sancho sendiri saat ini ditaksir bernilai 100 juta pounds.
Terakhir, ada Premier League yang tengah melakukan penyelidikan terkait regulasi finansial dan rekrutmen pemain melalui pihak ketiga. Premier League sendiri sudah membuka kesempatan bagi City untuk menjelaskan duduk perkaranya.
ADVERTISEMENT
Masalah yang dialami City ini sudah sampai ke telinga Pep Guardiola. Dalam konferensi pers jelang laga melawan Watford, Minggu (10/3/2019) dini hari WIB, Guardiola berkata bahwa dia tidak peduli apa kata orang. Menurut pelatih asal Spanyol itu, semua tuduhan yang ada tidak akan membuat prestasi Manchester City selama ini bakal tercoreng.
"Ketika kamu bertarung, orang akan selalu meremehkan pencapaianmu. Aku tidak terlalu khawatir dengan apa yang akan orang bilang jika kami juara karena lihat saja bagaimana UEFA sekarang. Mereka tidak memberi kredit untuk apa yang telah kami lakukan. Percayalah, aku tidak peduli. Sama sekali tidak peduli," kata Guardiola.
"Aku tahu, kok, apa yang para pemain lakukan dalam dua musim terakhir dan itulah yang terpenting buatku. Jika kami berbuat salah di lapangan, kami akan dihukum, baik di dalam maupun di luar lapangan, tetapi aku yakin apa yang sudah kami lakukan adalah hal luar biasa. Aku tidak tahu sepenting apa itu bagi orang lain, tetapi itu sangat penting bagi kami. Kalau kami juara, titel itu akan jadi milik kami dan tak ada yang bisa merampas itu," tambahnya.
ADVERTISEMENT