Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Banyak orang minum kopi untuk mendapat suntikan energi, atau memperbaiki mood mereka di pagi hari. Ungkapan populer berbunyi, "don't talk to me after I finish my coffee" seakan jadi mantra favorit para pecandu kopi.
ADVERTISEMENT
Faktanya, kafein yang ada dalam kopi memang bisa berfungsi sebagai stimulan untuk meningkatkan energi, dan membuat kita jadi lebih fokus. Senyawa ini akan bereaksi terhadap sistem saraf pusat, menghasilkan sejumlah efek fisiologis dan emosional.
Efek yang paling sering terjadi, misalnya, peningkatan detak jantung, meningkatkan kewaspadaan, serta mempertajam fokus dan konsentrasi.
Namun, lonjakan energi yang kita dapatkan usai mengkonsumsi kopi biasanya tak bertahan lama. Berdasarkan American Academy of Sleep Medicine, puncak efek dari kafein akan terjadi dalam 30 - 60 menit setelah waktu konsumsi.
Setelahnya, efek lonjakan energi tersebut perlahan-lahan akan memudar dan suasana hati jadi turun. Istilah populernya, caffeine crash.
Sejatinya, caffeine crash ini tak disebabkan oleh kopi yang kita minum. Melainkan adanya reaksi tubuh terhadap kafein yang pada akhirnya membuat tubuh lelah dan terasa lemas. Lalu, apa yang membuat caffeine crash muncul? Simak ulasan lengkapnya berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Kafein menangkal senyawa adenosin pada otak
Adenosin merupakan senyawa yang ada di sistem pusat saraf. Ia berfungsi untuk mengatur siklus tidur tubuh sehari-hari. Nah, saat kita minum kopi , kandungan kafein di dalamnya akan menangkal reseptor khusus pada otak agar tak menerima senyawa adenosin. Dengan begitu, rasa kantuk bisa dicegah.
Kendati demikian, kafein tak bisa mengurangi produksi adenosin. Setelah efek kafein berkurang dan hilang, senyawa-senyawa adenosin yang 'macet' pun akan kembali diterima oleh reseptornya. Bahkan, jumlahnya bisa lebih banyak. Akibatnya, tubuh akan merasa lelah dan mengantuk setelahnya.
2. Kafein punya efek diuretik
Efek diuretik yang disebabkan oleh kafein akan membuat kita sering buang air. Bila tak diimbangi dengan asupan air putih yang cukup, tubuh bisa berisiko terkena dehidrasi.
ADVERTISEMENT
Dilansir Healthline, berkurangnya cairan tubuh dapat mengurangi kadar air pada darah. Hal ini, akan mempengaruhi bagaimana respon sistem kardiovaskular dalam menjaga kestabilan tekanan dan aliran darah.
Dehidrasi dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan membuat tekanan darah menurun. Imbasnya, timbul rasa lelah dan mengantuk.
Dehidrasi juga dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan tekanan darah rendah. Ini bisa menimbulkan perasaan lelah dan lesu. Selain itu, kafein juga bisa menyebabkan pembuluh darah tertentu jadi menyempit, mengubah 'jalur' aliran darah dalam tubuh.
3. Adanya gula tambahan pada kopi
Kerap menambahkan pemanis seperti gula, atau whipped cream dalam minuman kopimu? Tambahan pemanis ini bisa membuat kita mengalami sugar crash, disusul dengan caffeine crash setelahnya.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, tubuh memproses gula lebih cepat ketimbang kafein. Setelah gula diolah oleh tubuh, kita mungkin akan merasakan penurunan energi secara drastis. Biasanya, efek ini terjadi setelah 90 menit mengkonsumsi kopi yang bercampur gula.