Perjuangan Ifan 'Seventeen' dari Tsunami: Seperti Sakaratul Maut

25 Desember 2018 16:20 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prosesi pemakaman istri Ifan Seventeen. (Foto: Pramita Kusumaningrum/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prosesi pemakaman istri Ifan Seventeen. (Foto: Pramita Kusumaningrum/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ifan 'Seventeen' menjadi satu di antara korban selamat musibah Tsunami di Selat Sunda, Sabtu (22/12) malam. Musisi yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada ini berhasil bertahan meski harus terombang-ambing ombak.
ADVERTISEMENT
“Saya dua jam lamanya terombang-ambing ombak,” kata Ifan setelah proses pemakaman istrinya, Dylan Sahara, di Kompleks Pemakaman Taman Arum, Ponorogo Jawa Timur, Selasa (25/12) siang.
Irfan berusaha dengan kuat bertahan. Ia mengungkapkan perjuangannya seperti hidup dan mati.
“Saya memang seperti hidup dan mati. Sakaratul maut. Saya hanya berdoa saja terus,” kata pelantun lagu 'Lelaki Hebat' ini.
Jenazah istri dari Ifan Seventeen tiba di terminal kargo bandara Halim Perdanakusumah. (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah istri dari Ifan Seventeen tiba di terminal kargo bandara Halim Perdanakusumah. (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Menurut Ifan, dia tak bisa lagi mengingat secara detail bagaimana dahsyatnya bencana terjadi. Ketinggian ombak digambarkan mencapai lima meter.
“Jadi saat saya menyanyi lagu kedua, tiba-tiba ombak datang tinggi sekali. Saya enggak bisa menggambarkan. Yang pasti block di lapangan sampai terkelupas, tembok setengah meter jebol,” kata Ifan 'Seventeen'.
Ia mengaku melihat sendiri tubuh manusia terbanting-banting. “Mukjizat Allah saya di sini,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ifan bersama band Seventeen manggung dalam acara gathering di salah satu perusahaan BUMN, di Tanjung Lesung Beach Resort, Anyer, Banten. Saat kejadian, Ifan dan bandnya baru membawakan lagu kedua. Kemudian Tsunami datang.
Terjangan tsunami membuat panggung luluh lantah. Besi-besi panggung berjatuhan dan sound system berserakan.
Dalam peristiwa ini tiga personel 'Seventeen' lainnya, yakni Bani (bassist), Herman (gitaris), dan Andi (drummer) menjadi korban meninggal dunia. Termasuk road manager Seventeen, Oki Wijaya dan seorang kru, Ujang.
Ifan juga harus kehilangan istrinya, Dylan Sahara yang saat itu menemaninya manggung.
Ifan mengucapkan terima kasih atas perhatian dan doa yang diberikan masyarakat luas terhadap mendiang istri dan rekan-rekannya. Ifan juga menyampaikan permohonan maaf jika ada kesalahan yang pernah dibuat istri dan rekannya semasa hidup.
ADVERTISEMENT
"Mewakili istriku aku memohon maaf sebesar2nya kepada teman, sahabat, keluarga, saudara atau siapapun yang pernah mengenal Dylan. Mohon diikhlaskan jikalau ada kata atau perbuatan yang kurang berkenan," tulis Ifan 'Seventeen' sebelumnya dalam satu unggahan di sosial media instagram miliknya.
(Laporan kontributor kumparan: Pramita Kusumaningrum)