Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan. Foto: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1540290385/kl4vhkqfbuxc2pqnon8q.jpg)
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hal yang terkadang membuat ibu hamil takut jelang melahirkan. Salah satunya mungkin ketakutan melahirkan normal karena ngeri vaginanya akan digunting.
ADVERTISEMENT
Tapi tenang dulu, Moms. Prosedur menggunting vagina atau yang disebut episiotomi ini tidak harus dijalani oleh setiap ibu yang melahirkan normal. Menurut dr. Uf Bagazi, SpOG, dokter spesialis obgyn dari Rumah Sakit Brawijaya, Jakarta Selatan, episiotomi hanya akan dilakukan bila ada kekhawatiran terjadi robekan yang parah pada jalan lahir ibu.
“Episiotomi dilakukan bila dicurigai akan terjadi robekan jalan lahir yang akan lebih buruk untuk bentuk dan luasannya,” kata dr. Uf saat dihubungi oleh kumparanMOM pada Rabu (3/4). “Jadi dia (robekannya) sampai dengan ke anus. Sehingga dianjurkan lebih baik kami melakukan pemotongan yang disebut episiotomi.”
Keputusan apakah episiotomi harus dilakukan pada saat melahirkan biasanya baru akan dibuat saat ibu telah mengejan. Bila terlihat ada kondisi-kondisi tertentu yang akhirnya mengharuskan gunting vagina dilakukan, maka prosedur tersebut akan dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Pada saat dia mau lahiran, sudah bukaannya lengkap, sudah mengejan dan robekannya dicurigai ke sana (dapat membahayakan). Episiotomi biasanya tidak direncanakan, begitu ya.”
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan gunting vagina harus dilakukan pada ibu saat melahirkan adalah pendeknya jarak antara liang vagina dan anus atau saat terjadi kekakuan otot vagina.
“Mungkin karena kekuatan otot, sehingga dicurigai kepala (bayi) akan merobek dengan cukup hebat,” tambah dr. Uf.
Bila kondisi-kondisi tersebut terjadi saat ibu akan melahirkan , maka episiotomi pun akan dilakukan. Namun sekali lagi, Moms, tidak semua ibu harus menjalani prosedur ini.
“Itu tidak mutlak, ya. Jadi tidak harus dilakukan episiotomi,” tegas dr. Uf Bagasi.