Mengenal Gangguan Bahasa pada Batita
ADVERTISEMENT
Tiap tingkatan usia anak memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangannya masing-masing. Tak terkecuali, pada bayi di bawah tiga tahun (batita) yang sedang pesat belajar bahasa. Ia sudah bisa melafalkan beberapa kata. Namun ada juga batita yang melafalkan kata dengan tidak jelas dan benar. Ini mungkin dikarenakan oleh gangguan bahasa, Moms.
ADVERTISEMENT
Gangguan bahasa bisa berupa pengucapan bunyi tertentu. Misalnya, ia mengucap susu dengan cucu, keriting dengan keliting, dan lainnya. Karena seolah biasa dan umum ditemui beberapa orang tua bahkan tidak menyadari saat anaknya mengalami gangguan ini.
Itu sebabnya, Anda perlu memahami ragam gangguan bahasa pada batita. Apa saja? Yuk simak!
Lisping
Waspada Moms, penyebabnya bisa jadi baby talk yang sadar tak sadar jadi kebiasaan anak hingga ia malah bisa cadel. Maka dari itu, latihlah anak mengucapkan bunyi dengan jelas dan benar.
ADVERTISEMENT
Slurring
Maksud dari slurring adalah kata-kata yang diucapkan anak seolah menyatu. Misalnya saja, ketika anak merasa begitu senang, takut disertai gugup, atau bahkan marah, ia berkata dengan tergopoh-gopoh. Ia tidak mengucapkan dengan jelas setiap huruf.
Hal itu acapkali terjadi utamanya pada batita prasekolah. Namun seiring waktu, anak akan semakin terbiasa untuk mengucapkan bahasa dengan lebih tenang dan jelas. Anda hanya perlu terus telaten mendampingi si kecil belajar bahasa.
Stuttering
Pada kondisi ini, anak secara sadar atau tidak seringkali mengucapkan kata berulang-ulang atau gagap . Bahkan, ada kalanya disertai napas terengah dan putus-putus dari batita. Namun, Anda tak perlu khawatir berlebihan, sebetulnya si kecil sedang belajar menggabungkan kata yang ia pelajari.
ADVERTISEMENT
Meski kecepatan berpikir dan berbicara anak belum seimbang, gagap pada batita ini bisa kian berkurang seiring bertambahnya usia. Anda bisa membantunya dengan melatih anak melafalkan kata dengan jelas Moms.
Cluttering
Gangguan bahasa ini, terjadi ketika anak berbicara cepat dan tak jarang membingungkan. Seringkali ia bicara tanpa jeda dan beruntun, namun ternyata tidak bisa dipahami apa yang ia sampaikan atau inginkan. Itu terjadi bisa disebabkan keterlambatan perkembangan bicara dan motoriknya.