Moms, Harga Emas Lagi Naik! Sebaiknya Kita Jual atau Justru Beli?

29 Juni 2019 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
perhiasan emas Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
perhiasan emas Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Apakah Anda sudah tahu, dalam sepekan ini, harga emas mengalami kenaikan yang signifikan. Tren tersebut masih terjadi hingga Senin (24/6). Mengutip situs perdagangan Logam Mulia Antam, harga emas untuk kepingan 1 gram pada awal pekan ini, naik Rp 3.500 menjadi Rp 702.500 per gram.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, harga emas pada akhir pekan lalu ada di angka Rp 699.000 per gram. Sedangkan untuk harga buyback pada hari ini naik Rp 3.000 menjadi Rp 631.000 per gram.
Lumayan juga kan, kenaikannya?
Nah, saat kondisi emas naik seperti ini, bagaimana sebaiknya kita bertindak? Apakah membeli atau menjual emas yang kita punya? Daripada salah langkah, ada baiknya kita ikuti tips dari para ahli keuangan dan investasi berikut ini.
Emas batangan Foto: Shutterstock
Head of Expertise Group Finance PPM Manajemen, Yanuar Andrianto mengatakan kenaikan harga yang terjadi pada harga emas janganlah serta merta direspons secara reaktif. Pasalnya, emas adalah lindung nilai (hedging) jangka panjang.
Lindung nilai dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain.
ADVERTISEMENT
Apa artinya? Bila tak sedang mendesak membutuhkan, lebih baik tahan dulu investasi emas meski harga tengah naik, Moms.
"Iya, jangka panjang orientasinya. Kadang-kadang orang ngikuti tren, padahal karakteristik asetnya kan jelas, dari sejarah emang lindung nilai terhadap inflasi," ujar Yanuar pada kumparan, Selasa (25/6) lalu.
Ilustrasi logam mulia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ia juga menyampaikan, dalam berinvestasi emas memang dikatakan berguna untuk mengamankan aset dari inflasi. Di samping itu, emas juga bisa membantu agar seseorang tak mudah impulsif dalam pengeluaran. "Ini untuk nahan konsumsi," ujarnya.
Meski begitu, dalam hal investasi emas, ia juga berpesan agar memahami hal dasar yang bisa berpengaruh terhadap pergerakan harga emas. Mulai dari dinamika inflasi hingga suku bunga.
"Yang perlu dipahami, faktor ekonomi yang mempengaruhi harga emas itu sendiri. Biasanya ada faktor inflasi. Kecenderungan emang saving-nya rendah. Inflasi membaik, emas harganya biasanya melambat. Kalau ekstrem justru investasi mulai naik, emas itu melonjak. Suku bunga juga berpengaruh," tandasnya.
Suasana bazar Emas di Pegadaian. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lantas bagaimana bila memang sedang ada kebutuhan yang mendesak, seperti menambal biaya sekolah anak misalnya. Bijakkah mencairkan atau menjual emas yang dimiliki sekarang ini?
ADVERTISEMENT
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno mengatakan, boleh saja mencairkan emas untuk biaya anak sekolah, namun perlu diingat, lakukan secukupnya.
“Jika memiliki beberapa keping emas, maka juallah secara bertahap sambil terus memantau harga emas,” ujarnya kepada kumparan, Jumat (28/6).
ilustrasi jual beli emas Foto: Shutterstock
Sebaliknya, meski harga emas dimungkinkan masih bisa naik, namun ia menyarankan agar tak bersikap tergesa-gesa dalam berbelanja emas. Namun, tetap tenang dan belanjakan sesuai dengan kebutuhan.
“Sebab tidak ada yang menjamin berapa lama harga emas akan naik terus,” lanjutnya.
Mike menjelaskan, emas memang secara khusus bisa disiapkan sebagai salah satu instrumen investasi untuk pendidikan anak yang cukup likuid. Sebab, bisa dicairkan saat kebutuhan mendadak yang membutuhkan dana cepat.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ia mengingatkan sebaik-baiknya ialah telah menyiapkan pendidikan anak sedini mungkin, misalnya saja melalui asuransi pendidikan. Di samping itu, juga bisa mengalokasikan dari dana yang disisihkan tiap bulan.
“Jika harga beli emas sudah terlalu tinggi, akan menyulitkan investor saat menjualnya nanti. Sebaliknya tidak perlu terburu-buru menjual seluruh simpanan emas Anda untuk mendapatkan keuntungan,” pungkasnya.