Normalkah Ibu Hamil Sering Ngompol?

10 Juli 2018 11:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Selama hamil, banyak wanita mengalami inkontinensia urine. Ini adalah bahasa medis untuk kondisi di mana Anda tidak mampu mengontrol keluarnya urine alias ngompol, Moms.
ADVERTISEMENT
Mengutip Web Md, intensitas inkontinensia urine pada setiap ibu hamil berbeda-beda. Ada yang ringan dan jarang terjadi, namun ada juga yang lebih parah dan sering mengalaminya. Menurut beberapa studi, ringan atau tidaknya inkontensia urine dipengaruhi oleh usia dan indeks massa tubuh ibu hamil.
Jenis inkontinensia yang paling sering dialami selama kehamilan biasanya adalah stress urine incontinence (SUI). Urine terlepas tanpa bisa dikontrol akibat adanya peningkatan tekanan pada kandung kemih.
Pada SUI, katup otot yang terletak di bagian bawah kandung kemih dan berfungsi mengontrol aliran urine tidak berfungsi cukup baik untuk menahan urine sesuai kehendak Anda. Saat hamil, uterus yang membesar memang akan memberi tekanan pada kandung kemih. Inilah yang menyebabkan otot-otot tadi kewalahan oleh tekanan tambahan pada kandung kemih. Tekanan tambahan yang dimaksud misalnya, ketika seorang wanita hamil batuk, bersin atau bahkan sekadar tertawa.
ADVERTISEMENT
Inkontinensia urin selama kehamilan juga bisa disebabkan oleh kandung kemih yang terlalu aktif. Wanita yang memiliki overactive bladder (OAB) atau kandung kemih terlalu aktif.
Selain itu, otot-otot yang mengelilingi uretra dapat terpengaruh. Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Sama seperti halnya otot-otot di dasar kandung kemih, otot-otot uretra yang bertugas mencegah air kencing meninggalkan tubuh juga bisa kewalahan.
Jadi deh, Anda ngompol berkali-kali! Bikin malu dan nggak nyaman ya, Moms?
Ilustrasi Timbangan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Timbangan (Foto: Pixabay)
Meski inkontinensia urine pada ibu hamil adalah hal yang normal, bukan berarti Anda tidak dapat melakukan sesuatu untuk mengatasi, mencegah bahkan menguranginya. Berikut kumparanMOM merangkum beberapa cara yang dapat Anda coba:
Jaga Berat Badan
ADVERTISEMENT
Selama hamil, usahakan agar berat badan Anda tidak naik secara berlebihan. Semakin besar kenaikan berat badan Anda, maka kandung kemih akan semakin tertekan.
Kenaikan berat badan yang berlebihan saat hamil juga membuat Anda rentan mengalami masalah-masalah lainnya mulai dari kaki bengkak, sakit pinggang hingga engap atau susah napas.
Kopi dan teh yang kembali hangat (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi dan teh yang kembali hangat (Foto: Istimewa)
Hindari Kopi, Teh, dan Soft Drinks
Kopi, teh dan soft drinks adalah minuman diuretik yang dapat menstimulasi kandung kemih sehingga menyebabkan produksi urine berlebih. Jadi lebih baik, Anda hindari, Moms. Tapi bukan berarti Anda jadi malas minum, lho. Ibu hamil tetap perlu banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi. Minum saja air putih, air kelapa atau jus buah murni.
Pakai Pembalut
ADVERTISEMENT
Gunakan pembalut atau panty liner untuk berjaga-jaga agar air seni yang keluar tidak tembus ke celana atau rok Anda. Segera ganti jika terasa basah dan jangan lupa bawa bawa juga celana dalam ekstra di tas Anda.
Buat Jadwal
Setiap Anda buang air kecil, coba catat pada notes kecil atau ponsel Anda. Catatan ini akan memberi Anda gambaran seperti "pola" yang kemudian dapat Anda menghindari ngompol dengan secara teratur pergi ke toilet pada waktu-waktu yang terpolakan itu.
Bila sudah mulai terbiasa, cobalah untuk 'meregangkan' interval Anda ke toilet dengan menunggu sedikit lebih lama sebelum Anda benar-benar ke sana. Misalnya, untuk memulai, Anda dapat merencanakan pergi ke toilet satu jam sekali. Ikuti pola ini untuk jangka waktu tertentu, kemudian ubah menjadi setiap 90 menit.
Ilustrasi Jam untuk Membuat Jadwal (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jam untuk Membuat Jadwal (Foto: Pixabay)
Tahan Bertahap
ADVERTISEMENT
Cara lain yang hampir mirip adalah mencoba menunda ke kamar mandi selama 15 menit begitu Anda merasa ada keinginan atau dorongan pertama. Lakukan ini selama dua minggu, kemudian tingkatkan waktu hingga 30 menit dan seterusnya.
Berlatih Kegel
Latihan kegel adalah langkah lain yang dapat digunakan untuk membantu mengendalikan inkontinensia urin. Latihan-latihan ini membantu mengencangkan dan memperkuat otot-otot di dasar panggul. Penguatan otot-otot dasar panggul dapat meningkatkan fungsi uretra Anda dan katup otot yang terletak di bagian bawah kandung kemih tadi.
Salah satu cara untuk melakukannya, adalah duduk di toilet dan mulai buang air kecil. Lalu di tengah arus yang tengah keluar, hentikan kencing. Otot yang Anda gunakan untuk menghentikan aliran urin itu adalah otot-otot kegel.
ADVERTISEMENT
Tapi jika Anda masih mengalaminya enam minggu setelah melahirkan, cobalah diskusikan masalah ini dengan dokter Anda, Moms. Kebocoran air seni yang tidak disengaja dapat berarti bahwa Anda memiliki kondisi medis lain.