Psikolog: Karakter Anak Paling Tepat Dibentuk di Usia SD

5 Mei 2019 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu mengajari anak menulis Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu mengajari anak menulis Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bila ingin membentuk karakter baik anak, lakukanlah sejak dini atau idealnya sebelum anak berusia 12 tahun. Ya, Moms, jangan tunggu sampai anak besar atau SMA! Demikian menurut psikolog Rosdiana Setyaningrum di acara F.Hour Parenting Class, di PSW Hotel Jakarta, (2/5). Rosdiana juga menambahkan, selain membentuk karakter, usia SD juga merupakan waktu tepat bagi orang tua untuk membentuk kepercayaan diri anak.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau usia 0-2 tahun itu untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak yang sering disebut masa emas, lalu umur 3 tahun anak harus sudah bisa mandiri dengan hal-hal sesuai usianya. Lanjut di usia 4-5 tahun, anak sudah harus bisa memilih dan menerima risiko yang dia terima oleh pilihannya itu. Nah pas anak SD, dia mesti punya prestasi di bidang manapun itu," papar Rosdiana terkait milestone anak.
Rosdiana Setyaningrum di acara F.Hour Parenting Class, di PSW Hotel Jakarta, (2/5). Foto: Fina Prichilila/kumparan
Rosdiana menuturkan, alasan harus ada prestasi yakni supaya anak punya pengalaman berhasil dan mereka akan punya bekal 'saya bisa' untuk ke depannya. Tujuannya si kecil sudah terbiasa dengan kompetisi serta menang-kalah.
"Sementara pada tahap duduk di bangku SMP, sudah beda lagi yang mereka hadapi. Pada usia ini dengan kepercayaan diri yang sudah ia miliki sejak SD, dia jadi bisa handling people, misalnya saat bergabung di organisasi. Sebaliknya kalau dia nggak pede, maka rentan kena bully," jelas Rosdiana.
ADVERTISEMENT
Soal prestasi, bukan melulu nilai akademis kok, Moms. Justru perlu sesuai dengan minat dan bakatnya anak. Jadi bidangnya tentu bisa beraneka ragam, misalnya menari, menyanyi, menggambar, atau masuk ke dalam klub olah raga lalu ikut kompetisi.
Menurut Rosdiana, untuk mengetahui atau mencari tahu minat dan bakat anak, maka sekali lagi, waktu anak SD itu adalah waktu yang tepat.
Foto bersama di acara F.Hour Parenting Class, di PSW Hotel Jakarta, (2/5) Foto: Fina Prichilia/kumparan
"Kalau mulai menekuni minat dan bakat sewaktu SMP dan SMA, rasanya waktunya sudah tidak banyak. Misalnya, di kelas satu SMA baru mencari-cari minat dan bakat, lalu kelas dua mulai menekuni, nah di kelas tiga sudah mulai harus fokus kan ke ujian akhir," katanya.
Donna Agnesia yang juga hadir di acara ini bercerita caranya dalam menemukan minat dan bakat anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
"Aku menawarkan beberapa bidang, lalu anak mencobanya. Tentunya aku akan akan tanya ke anak, 'kamu happy nggak? kalau memang tidak suka dan mau selesai, paling tidak selesaikanlah sampai 1 term dulu,' dengan begitu aku sedang mengajarkan anak risiko dari yang ia pilih,"
Tapi memang bagi Donna, sebelum anaknya menekuni bidang yang paling diminati saat ini, sebelumnya mereka telah mencoba di lain bidang berkali-kali dulu.
Donna Agnesia Foto: Munadi Widjaja
Cara yang dilakukan Donna menurut Rosdiana tidak salah. Rosdiana juga memberi tips buat para orang tua nih, Moms, jika Anda punya tujuan jangka panjang untuk melanjutkan sekolah anak ke jenjang tinggi di luar negeri.
Menurutnya, kebanyakan kampus bergengsi di luar negeri juga akan menanyakan prestasi di luar sekolah. Jadi sebaiknya orang tua mesti menyiapkan sejak anak-anak masih duduk di bangku SD.
ADVERTISEMENT