Tradisi Mengerikan yang Dijalani Wanita saat Menstruasi

17 Januari 2019 11:38 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menstruasi  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menstruasi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tahun demi tahun sudah berganti, manusia sudah sampai ke bulan bahkan berencana pindah tinggal di planet lain, tapi tradisi terkait menstruasi yang berbahaya bahkan mengerikan di berbagai negara masih saja dijalani.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, jutaan wanita di dunia masih harus menjalani tradisi yang membuat kita mengelus dada setiap kali mereka datang bulan. Tradisi ini, jelas merugikan kesehatan mereka bahkan berisiko merenggut nyawa tidak hanya wanita yang menjalaninya tapi juga anak-anaknya.
Apa saja misalnya?
Tradisi Chuppadi di Nepal
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
Chuppadi adalah tradisi masyarakat Hindu Nepal yang mengharuskan wanita yang sedang haid untuk dipisahkan tempat tinggalnya di gubuk kecil tanpa ventilasi. Mereka dianggap tidak suci sehingga dilarang menyentuh makanan, ikon keagamaan, hewan ternak dan pria.
Praktik ini sangat berbahaya karena dalam gubuk itu terdapat perapian tanpa lubang angin. Akibatnya tak ada sirkulasi udara dan asap perapian terjebak dengan wanita yang tinggal di sana.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, dilaporkan ada seorang ibu yang meninggal dikucilkan saat menjalani tradisi Chuppadi dalam gubuk. Ironisnya, ia tidak meninggal sendiri tapi bersama dua anaknya yang masih balita. Ibu dan dua anak itu diduga meninggal karena sesak napas menghirup asap perapian.
Kasus serupa juga pernah terjadi pada 2017. Itupun, atau diketahui atau dilaporkan, Moms! Praktik chauppadi sebenarnya sudah dilarang pemerintah sejak 2005. Namun kenyataannya Chuppadi masih dipraktikkan di wilayah-wilayah terpencil atau konservatif bagian barat Nepal.
Tradisi Gaokors di India
Gubuk gaokors di India (Foto: Prakash Mathema/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gubuk gaokors di India (Foto: Prakash Mathema/AFP)
Serupa dengan tradisi di Nepal, sebagian wilayah pedesaan di India juga masih mengucilkan wanita yang sedang menstruasi. Mereka harus menghabiskan lima hari di gubuk di pinggir hutan, yang disebut sebagai gaokors.
ADVERTISEMENT
Gaokors seringnya sangat minim fasilitas. Hanya ada kasur lipat yang sering kebanjiran karena atap yang bocor. Wanita yang tinggal di sana harus mengandalkan kiriman makanan dari keluarga.
Karena berada di pinggir hutan, tak jarang hewan buas melewati gubuk ini. Banyak laporan wanita meninggal di gaokors karena gigitan ular berbisa.
Banyak anak perempuan harus bolos sekolah karena tradisi ini. Diperkirakan 23 persen wanita di India berhenti sekolah ketika mereka mulai menstruasi.
Isu tradisi terkait menstruasi di India juga sempat diangkat ke dalam film yang berjudul Pad Man. Film ini menyoroti perjuangan Arunachalam Muruganantham, seorang aktivis kesehatan menstruasi dan sanitasi.
Mengutip Guardian, di India, hanya 12% wanita memiliki akses ke produk sanitasi seperti pembalut yang bersih saat menstruasi; sisanya berjuang untuk berimprovisasi, menggunakan koran bekas, kain perca dan serbuk gergaji!
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan India memperkirakan bahwa 70% wanita berisiko terkena infeksi parah karena hal ini. Satu dari 53 wanita di India akan didiagnosis menderita kanker serviks seumur hidupnya akibat keterbatasan akses ini.
Pada Agustus 2016, Guardian juga memberitakan seorang anak berusia 12 tahun di Tamil Nadu bunuh diri setelah dihina oleh seorang guru di depan kelas akibat darah menstruasi pertamanya tembus menodai seragam tanpa diduga!
Tradisi Menampar di Turki, Yunani dan Afghanistan
Ilustrasi tradisi menampar wanita yang sedang menstruasi. (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi menampar wanita yang sedang menstruasi. (Foto: Shutter Stock)
Sebagian besar anak perempuan merasa bingung dan panik saat melihat darah menstruasi pertamanya. Begitu pula mungkin dengan kita atau anak perempuan kita kan, Moms? Biasanya, kita lalu memberitahu ibu atau nenek agar mendapat ketenangan.
Namun tidak demikian di Turki, Yunani, dan Afghanistan. Ketika seorang anak perempuan mendapat menstruasi pertamanya, ibu atau nenek akan langsung menampar pipi mereka.
ADVERTISEMENT
Kenapa? Katanya sih, agar si anak perempuan yang kini dewasa selalu ingat bahwa hidup perempuan penuh dengan penderitaan! Entah seberapa kencangnya tamparan ini dilakukan demi memenuhi tradisi, namun bisa kita bayangkan betapa tidak menyenangkannya bukan?
Meski setelah tamparan itu momen menstruasi pertama dirayakan dengan makan-makan bersama keluarga, praktik ini dinilai banyak ahli dapat meninggalkan luka psikologis bagi anak perempuan.
Nah, Moms, bagaimana menurut Anda? Apakah Anda pernah menemui tradisi terkait menstruasi di Indonesia atau di negara lain yang juga membahayakan atau tidak masuk di akal? Yuk, sharing agar lebih banyak orang yang tahu dan peduli.