Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seorang taruna Akademi Militer (Akmil) TNI AD, Enzo Zenz Allie, jadi sorotan karena fotonya membawa bendera bertuliskan Tauhid yang dikaitkan dengan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
ADVERTISEMENT
Enzo merupakan WNI blasteran Prancis. Ayah Enzo bernama Jean Paul Francois Allie asal Paris. Ibunya, Siti Hajah Tilaria asal Sumatera Utara. Ayah Enzo meninggal pada 2012. Setelah itu, ibunya membawa Enzo kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, Enzo mengenyam pendidikan di SMA Pesantren Unggul Al Bayan Anyer, Serang, Banten. kumparan kemudian mewawancarai Kepala Sekolah Ponpes Unggul Al Bayan Deden Ramdhani untuk mengecek latar belakang Enzo selama di sekolah.
Deden kaget ketika mendengar kabar Enzo dikaitkan dengan organisasi HTI. Karena menurut dia, selama di pondok pesantren, Enzo hanya fokus latihan demi menggapai cita-citanya masuk Akademi Militer.
"Bahkan saya berani menjamin bahwa Enzo tidak terpapar salah satu organisasi radikal," ujar Deden, Kamis (8/8).
Menurut Deden, tidak ada ruang untuk Enzo bergabung dengan organisasi-organisasi yang dianggap terlarang oleh pemerintah. Al Bayan, kata dia, ketat mendidik para santri untuk setia pada NKRI.
ADVERTISEMENT
"Karena memang kegiatan sekolah di kita padat. Enzo setiap hari fokus saja mempersiapkan tes Akmil dan belajar di Al Bayan," ujar Deden.
Deden menceritakan kegiatan Enzo setiap hari di sekolah dari terbit hingga tenggelamnya matahari. Pada pagi sekitar pukul 04.00 WIB, Enzo dan santri lainnya bangun untuk salat Subuh.
Mereka kemudian bersiap masuk sekolah pada pukul 07.00 WIB sampai 15.40 WIB. Setelah salat Ashar, Enzo latihan fisik di sekitar sekolah.
"Kadang latihan fisiknya di sekitar sekolah, kadang di pantai dengan pelatih yang disiapkan pihak sekolah," kata dia.
Selama di sekolah, kata Deden, Enzo juga tidak pernah berkomunikasi dengan orang luar. Peraturan di sekolah melarang siswa menggunakan HP.
"HP kita larang, bagaimana mau komunikasi dengan orang di luar. Enzo pulang tidak tentu, kalau ada keperluan keluarga, kesehatan, kita izinkan. Ya kalau tidak ada keperluan, selamanya ada di sekolah," kata Deden.
ADVERTISEMENT