Semburan Lumpur Gas dari Sumur Bor di Aceh Utara Mulai Mengecil

23 Januari 2019 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Galian sumur bor milik salah seorang warga di Desa Tanjong Meunyo, Kecamatan Jambo Aye, Aceh Utara mengeluar semburan lumpur bercampur gas.  (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Galian sumur bor milik salah seorang warga di Desa Tanjong Meunyo, Kecamatan Jambo Aye, Aceh Utara mengeluar semburan lumpur bercampur gas. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semburan lumpur bercampur gas yang berasal dari sumur bor di Desa Tanjong Meunyo, Kecamatan Jamboe Aye, Aceh Utara, mulai mengecil. Sebelumnya semburan lumpur mencapai 20 meter, berdasarkan hasil koordinasi dengan tim ESDM di lapangan, kini ketinggian semburan menurun sekitar 3 meter.
ADVERTISEMENT
"Semburan sudah mulai menurun sekitar 3 meter yang sebelumnya mencapai lebih kurang 20 meter,” kata Kepala Badan Penganggulan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek dalam keterangannya, Rabu (22/1).
Dadek menjelaskan, hasil pengamatan di lapangan menunjukkan cepatnya tekanan semburan menurun berasal dari reservoir (tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi) gas dangkal atau yang biasa disebut gas rawa..
“Bukan berasal dari reservoir Arun atau South Lhoksukon yang merupakan resevorir Pertamina Hulu Energi. Semburan seperti ini biasanya akan berakhir seiring dengan waktu,” ucap dia.
Dadek memprediksi semburan lumpur akan berhenti Rabu (23/1) ini. Petugas BPBD Aceh Utara juga telah mengambil langkah-langkah penting, terutama meminimalkan dampak dan mengungsikan masyarakat di sekitar tempat kejadian.
“Kejadian seperti ini sering terjadi di wilayah Aceh, karena banyaknya gas-gas dangkal yang terjebak di bawah tanah atau rawa ketika digali masyarakat seperti untuk sumur bor,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengimbau masyarakat untuk meminta dan mengurus izin kepada pihak terkait sebelum melakukan pengeboran sumur. Hal itu untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang tak diinginkan.
“Masyarakat kami minta untuk mengurus izin yang dibutuhkan sebelum dilakukan pengeboran. Agar menghindari kejadian seperti ini, beberapa waktu lalu hal yang sama juga terjadi beberapa tempat lain seperti di Meulaboh, bahkan di Aceh Timur ledakan sumur minyak membawa korban puluhan orang meninggal dunia,” tutupnya.
Sebelumnya, semburan lumpur bercampur gas menggegerkan warga pada Rabu pagi. Semburan itu pertama kali muncul saat seorang warga hendak memperbaiki galian sumur milikinya.
Berdasarkan keterangan dari pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa Tanjong Meunye, Safruddin, setidaknya ada 10 rumah yang terkena dampak dari semburan lumpur itu. Bahkan, semburan lumpur itu juga menggenangi perkebunan milik warga
ADVERTISEMENT
"Mereka mengungsi ke rumah saudaranya. Tapi saat ini (warga yang mengungsi) sudah mulai berkurang,” ungkap Safruddin saat dikonfirmasi.