Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Farhat Abbas menerima pesan penting hari itu. Ia diminta untuk mengerem laju ocehannya. Sumber di koalisi petahana mengatakan, Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf tengah berupaya menghindari gaya konfrontatif--langgam yang justru akrab dengan Farhat.
ADVERTISEMENT
Rumor sempat beredar, Farhat sedang di-grounded alias dilarang bicara. Kalau masih bandel dan bikin blunder, ia bahkan disebut terancam di-delete.
Mengurus orang banyak memang tak mudah, dan Jokowi punya 100-an juru bicara, termasuk Farhat Abbas yang dikirim partainya, PKB, untuk membantu Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin .
Farhat sendiri terlihat tenang-tenang saja ketika ditemui kumparan di sebuah restoran di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (15/8).
“Kalau mereka nggak teriak-teriak, saya juga diam-diam saja, jadi anak manis,” ujarnya.
Farhat yakin ia punya nilai lebih sebagai juru bicara. “Saya populer, media darling. Katanya, saya punya kemampuan mengolah sedikit kata jadi viral dan punya makna. Saya bisa tahu mana yang paling menarik, dilirik, dan antik. Kalau diistilahkan sebagai wanita, kira-kira yang paling cantik.”
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Farhat sebetulnya cenderung melihat dirinya sebagai juru kampanye, bukan jubir yang ucapannya lebih tertata sekaligus terbatas.
Selain Farhat, dua lagi pengacara kondang yang tak kurang kontroversial tercatat sebagai jubir Jokowi. Mereka adalah Razman Arif Nasution dan Sunan Kalijaga.
“Kalau mereka (kubu lawan) nanti angkat isu A, kami jawab. Kalau mereka bertahan, ya kami bertahan. Kalau kami diserang, ya serang balik. Tergantung keadaan,” ujar Razman.
Seratusan juru bicara yang berasal dari seluruh partai koalisi Jokowi (tiap partai mengirim sekitar 10 jubir) tak langsung dilepas begitu saja ke lapangan. Mereka mendapat bekal lebih dulu dalam pelatihan yang hingga saat ini telah digelar dua kali.
ADVERTISEMENT
Materi pelatihan secara garis besar dibagi menjadi defensif, ofensif dan ekonomi. Materi defensif untuk menjawab berbagai tudingan terhadap Jokowi, misalnya tudingan bahwa Jokowi petugas partai.
“(Jawabannya), kami mengusung Jokowi sebagai petugas partai untuk jadi petugas bangsa. Yang kami titipkan adalah ide, visi-misi, juga Nawacita,” kata Ario Bimo, politikus PDIP yang menjabat Direktur Perencanaan Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf saat berbincang dengan kumparan di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat.
Sementara materi ofensif, menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, bukan berarti menyerang dan mendiskreditkan kubu lawan. Sebab posisi koalisi petahana sudah cukup menguntungkan, sehingga yang perlu dilakukan hanya menunjukkan kinerja pemerintah dan menyampaikan rencana program ke depan.
Isu agama yang menyerang Jokowi pada Pemilu Presiden 2014 bukannya sama sekali habis saat ini. Namun, kondisi telah berbeda dengan keberadaan Ma’ruf Amin--yang notabene Ketua MUI dan Rais Aam Nahdhlatul Ulama--sebagai calon wakil presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
“Cebong dan kampret ini nggak selesai-selesai, terus-menerus mengantar kebencian sampai sekarang, dalam proses berpolitik lima tahunan kita,” ujar Ario.
Tak kalah penting dalam pelatihan jubir ialah penyampaian materi ekonomi . Di situ, mereka mencatat berbagai data perekonomian dan hasil risert, serta keberhasilan pemerintah.
Untuk memudahkan pemahaman, kumpulan data dari Badan Pusat Statistik, Bank Dunia, kementerian-kementerian, pelbagai lembaga riset, sampai lembaga non-pemerintah seperti Greenpeace, telah diarsipkan dalam dokumen lebih dari 50 halaman.
“Banyak narasi menyesatkan seperti kemiskinan meningkat 50 persen, Indonesia bangkrut, rakyat semakin susah. Nyatanya apa yang terjadi di Indonesia tidak seperti itu. Ini pentingnya menyampaikan data,” ujar politisi PSI Dedek Prayudi.
Seratus jubir Jokowi-Ma’ruf belum semua. Koalisi petahana masih akan menggaet juru bicara hingga berjumlah minimal 225 orang. Mereka dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan seluruh daerah pemilihan, tak cuma di pusat.
ADVERTISEMENT
Maka jika hitungannya dapil yang mencakup 560 kabupaten/kota di Indonesia, ujar Ario, 100 bahkan 200 orang jubir pun tak bakal cukup. Apalagi Pilpres 2019 untuk pertama kalinya digelar berbarengan dengan Pemilu Legislatif.
Ucapan Ario itu diamini oleh Sunan Kalijaga, Juru Bicara PKPI yang ditugasi ketua umum partainya, Diaz Hendropriyono, untuk ikut menjadi Jubir Jokowi-Ma’ruf.
“Kalau bicara riil di lapangan, jumlah itu masih sangat kurang. Kalau bicara provinsi, beberapa pulih jubir saja mungkin cukup. Tapi kami berpikir, bagaimana mengenal masyarakat sampai bawah. Itu perlu banyak orang,” kata dia di Posko Cemara.
Dari 100-200an jubir, tentu tak semua masuk kelas ‘premium’. Hanya lima orang yang nantinya mendapat tugas untuk menjadi etalase kampanye politik Jokowi.
Pengamat politik Yunarto Wijaya melihat pelatihan massal para jubir sebagai upaya keras kubu Jokowi untuk menyatukan penuturan tentang Jokowi-Ma’ruf. “Berbahaya kalau masing-masing partai pendukung tidak memiliki narasi sama dan basis data kuat.”
ADVERTISEMENT
Jubir berlimpah, ujar Direktur Eksekutif Charta Politika itu, juga berfungsi sebagai juru kampanye di daerah pemilihan masing-masing, “sehingga efeknya bukan hanya di udara, tapi langsung di darat--masing-masing dapil yang akan jadi basis pertempuran.”
Di sisi lain, ia memperingatkan Jokowi untuk berhati-hati dalam mengelola sejumlah besar juru bicara. “Siapa pun yang dikirim oleh partai koalisi, ditampung. Itu berbahaya karena jubir adalah corong dan wajah dari kandidat.”
Pengamat komunikasi politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, sepakat. “Jangan sampai kemudian ada jubir yang justru kontraproduktif atau berefek bumerang pada citra kandidat.”
Kehati-hatian mutlak diperlukan karena di seberang, lawan menyiapkan amunisi tak kalah luar biasa: ratusan emak-emak yang hendak difungsikan sebagai juru kampanye.
ADVERTISEMENT
Seperti apa strategi kubu Prabowo? Simak terus di Liputan Khusus kumparan.
------------------------
Simak selengkapnya Liputan Khusus kumparan: Perang Jubir Jokowi vs Prabowo .