Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Melirik Plug-In Hybrid Sebagai Solusi Kendaraan Listrik di Indonesia
3 Juni 2018 8:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT MMKSI) selaku agen pemegang merek (APM) mobil penumpang Mitsubishi di Indonesia meyakini bila teknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) menjadi teknologi yang dianggap paling tepat untuk diterapkan di tengah wacana pemerintah soal pengembangan kendaraan listrik di Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkap langsung oleh President Director PT MMKSI, Kyoya Kondo yang mengatakan, kendaraan yang sepenuhnya listrik dirasa masih sulit untuk dikembangkan di Tanah Air saat ini.
"Kami rasa tidak mungkin tiba-tiba saat ini kita pindah ke EV (elecric vehicle) dan tiba-tiba industri yang ada saat ini langsung dimatikan begitu saja,” sebut Kondo-san saat ditemui di Jakarta bebrapa waktu lalu.
Dalam penjelasannya, Kondo-san memaparkan beberapa alasan yang membuat pabrikan tiga berlian itu melihat bahwa PHEV menjadi solusi yang paling tepat untuk diberlakukan.
"PHEV sendiri kan masih menggunakan komponen engine. Di sini kami meyakini kalau ini menjadi salah satu cara juga agar industri (yang sudah ada) ini tidak langsung di cut mati. Bukan tanpa sebab, hal ini karena pihak APM pastinya sudah investasi besar untuk kendaraan yang ada sekarang, dalam artian konvensional atau menggunakan engine," jelasnya lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
(Dalam kesempatan berbeda persoalan ini juga sempat menjadi bahan bahasan dari Gaikindo yang bisa kamu baca di 'Mobil Listrik Mengancam Industri Otomotif Indonesia ')
Selain itu, Kondo mengatakan kesiapan dari segi infrastruktur di Indonesia juga menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Menurutnya, untuk langsung terjun ke kendaraan listrik yang disokong dengan baterai akan sulit, sebab pihak MMKSI melihat infrastruktur di Indonesia belum cukup mumpuni untuk memenuhi kendaraan berstatus full-electric, soal stasiun pengisian daya baterai salah satu contohnya.
(Infrastruktur untuk kendaraan listrik di Indonesia pun sebenarnya bukan hanya soal stasiun pengisian daya, lengkapnya bisa dibaca di 'Infrastruktur Kendaraan Listrik Bukan Cuma Stasiun Pengisian Baterai ')
"Solusi praktis itu pakai PHEV. Karena kalau EV dari segi infrastruktur itu belum siap. Ditambah Indonesia punya iklim yang panas, yang pastinya menuntut pengendara akan menyalakan AC secara terus menerus, dan baterai akan cepat habis. Kalau PHEV, saat baterainya habis, masih ada bensin untuk meng-cover. Jadi PHEV solusi paling cocok di terapkan dalam waktu dekat," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya Kondo-san menyatakan kalau sampai saat ini Mitsubishi sendiri berharap regulasi mengenai kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya segera dikeluarkan tapi juga memberi keuntungan bagi industri yang sudah berjalan saat ini.
“Sampai saat ini kami masih menunggu regulasi yang akan dikeluarkan pemerintah nantinya terkait kendaraan listrik. Tapi kami ingin bagaimana industri yang ada saat ini masih akan tetap berkembang,” ungkap Kondo saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diketahui, guna mendukung kebijakan pemerintah terkait kendaran listrik, MMKSI sendiri beberapa waktu lalu sudah menyumbangkan delapan unit Mitsubishi Outlander PHEV dan dua unit Mitsubishi i-MiEV --yang pertama disebut unit kendaraan plug in hybrid sementara yang lainnya adalah kendaraan listrik berbasis baterai-- ke pemerintah Indonesia untuk dijadikan bahan penelitian .
ADVERTISEMENT
Harapannya, pihak MMKSI berharap pemerintah dapat segera menemukan teknologi yang dirasa tepat untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan pemerintah untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.