Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tantangan Utama Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia Ada di Mindset
21 Mei 2018 13:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif (PUI SKO), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Muhammad Nur Yuninarto, mengatakan tantangan terbesar dalam menghadapi era kendaraan listrik adalah masyarakat Indonesia yang tergantung pada bahan bakar minyak.
ADVERTISEMENT
"Tantangan utama ada di mindset, mungkin menggantikan mobil konvesional jalannya masih cukup jauh apalagi masih ada BBM, tidak akan serta merta bisa langsung mengubahnya, memang BBM akan habis nantinya, pertanyaannya kapan habis? Cuma masalah waktunya kapan," ujar pria yang akrab disapa Nur saat dihubungi kumparanOTO, Minggu (20/5).
Konsumsi nasional bahan bakar minyak mencapai 1,6 juta barel per hari, sedangkan rata-rata produksi minyak mentah nasional hanya 800 ribu barel per hari. Artinya, Pertamina harus mengimpor setengahnya untuk menutupi kebutuhan tersebut.
"Kalau kita mengandalkan BBM, ya lama-lama kita kesulitan karena BBM nantinya tidak ada, kalau pun ada harganya mahal malah tidak ekonomis, saat ini kan membandingkannya seperti itu, yang diketahui BBM itu melimpah, padahal Pertamina impor sangat besar," tambah Nur.
ADVERTISEMENT
Mobil listrik menjadi salah satu formulasi untuk melepas ketergantungan tersebut. Kendati begitu, Indonesia saat ini masih belum punya arah yang jelas. Peraturan Presiden tentang Program Percepatan Kendaraan Listrik Nasional pun tak kunjung diteken.
"Untuk itu kesempatannya di kendaraan listrik, harus ada panglimanya berdiri di depan, menyatakan arahnya ke mobil listrik sehingga suatu saat kalau BBM langka kita sudah siap dengan segala macamnya," tutur Nur.
Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mengirimkan surat yang berisi rekomendasi tentang arahan kebijakan mobil listrik nasional ke Presiden Joko Widodo. Di Dalam surat itu, KPK meminta pemerintah mendorong hasil inovasi dari sejumlah lembaga dan universitas yang selama ini sudah berhasil mengembangkan kendaraan listrik untuk diproduksi dengan merek sendiri.
ADVERTISEMENT
"Jadi bukan hanya produksi apalagi hanya menjadi konsumen," kata Ketua KPK Agus Rahardjo.