Mengunjungi Klenteng Sijuk, Kleteng Tertua di Belitung

7 Juli 2019 12:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangunan Utama di Kelenteng Sijuk, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan Utama di Kelenteng Sijuk, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Matahari begitu terik, seolah menyambut kedatangan kumparan di Kelenteng Sijuk, Belitung, belum lama ini. Ya, atas undangan Yayasan Negeri Rempah, kumparan berkesempatan mengunjungi Kelenteng Sijuk, yang berada di Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, Belitung.
ADVERTISEMENT
Meski matahari bersinar begitu terang, tetapi suasana Keleteng Sijuk begitu sejuk dan rindang. Maklum lokasinya dikelilingi pepohonan yang tumbuh rapat dan menjulang tinggi.
Papan Nama Kelenteng Sijuk, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Saat berjalan ke dalam kelenteng, kami disambut papan putih bertuliskan 'Kelenteng Sijuk' sebagai penanda. Setelah melihat sekilas, kaki melangkah masuk ke dalam dan langsung menuju ke anak tangga. Sebab, mata kami terpana melihat patung menjulang tinggi yang sukses membuat penasaran.
Lebih dekat dengan patung, ternyata bangunan tersebut adalah Dewi Kwan Im. Patung tersebut berdiri megah setinggi 4 meter dengan bobot sekitar 1 ton, yang kabarnya dibuat dan didatangkan langsung dari China.
Patung Dewi Kwan Im di Kelenteng Sijuk, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Selepas puas melihat megahnya patung, kumparan kembali menuruni anak tangga dan berkeliling kelenteng. Ukuran kelenteng sendiri tidak terlalu besar dan saat kami datang suasanya sepi, tak ada yang sembahyang.
ADVERTISEMENT
Kami melihat ada dua buah tungku berbentuk mirip pagoda berwarna kuning. Bangunan setinggi 2 meter ini digunakan untuk membakar kertas sembahyang. Sementara untuk bangunan utamanya sendiri berada di tengah dengan atap yang ditutupi seng.
Bagian Dalam Bangunan Utama Kelenteng Sijuk, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Kelenteng Sijuk Belitung adalah sebutan populer bagi Kelenteng Hok Tek Ceng Sin. Rupanya rumah ibadah ini didirikan pada 1815 silam dan digadang-gadang sebagai kelenteng tertua di wilayah Belitung.
Selain disebut-sebut sebagai kelenteng tertua di Belitung, Kelenteng Sijuk juga ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Belitung.
Masjid Al Ikhlas, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Menariknya, sebagai bentuk toleransi antar umat beragam, 350 meter dari kelenteng juga terdapat sebuah masjid. Masjid tersebut adalah Masjid Al Ikhlas atau yang juga dikenal sebagai Masjid Sijuk.
ADVERTISEMENT
Tak hanya dekat secara fisik, riwayat kedua tempat ibadah ini juga dekat, karena dibangun dalam waktu yang tak jauh. Jika Kelenteng Sijuk dibangun pada 1815, maka Masjid Sijuk didirikan pada 1817. Rumah ibadah bagi Muslim ini memiliki dinding dengan kayu ganda. Ada 4 tiang utama atau soko guru tetap pada bagian mihrab.
Tertarik berkunjung ke Kelenteng Sijuk di Belitung?