Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ragam Alasan Mengapa Banyak Orang Lebih Pilih Beli Barang Lewat Jastip
20 Juli 2018 18:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jasa titip (jastip) merupakan salah satu opsi bagi kamu yang ingin membeli barang berkualitas dengan harga miring. Sesuai dengan prinsip dalam ekonomi, siapa saja pasti akan berlomba untuk membeli barang dengan harga yang lebih murah.
Dengan menggunakan jastip, kamu bisa mendapatkan barang yang diinginkan dengan selisih harga yang 'lumayan', tanpa mesti membuang keringat. Oleh karena itu, wajar saja jika membeli barang dengan cara ini kian diminati.
Salah satunya Rishang. Pria yang bekerja sebagai IT di sebuah kantor media swasta di Jakarta ini menuturkan, bahwa lewat jastip ia bisa menghemat hingga Rp 300 ribu untuk sepasang sepatu bermerek kesukaaanya.
"Biasanya ritel Indonesia harganya lumayan tinggi dibandingkan ritel di luar, bisa selisih Rp 100 ribu sampai Rp 500 ribuan. Gue beli sepatu Nike Air Jordan 1 sekitar Rp 2 jutaan, selisihnya sampe Rp 300 ribuan sih," ceritanya saat dihubungi kumparanTRAVEL belum lama ini.
Pengalaman yang sama juga pernah dialami Chelsea. Gadis berusia 24 tahun asal Garut itu pernah menggunakan jastip untuk membeli produk perawatan rambut dari Korea Selatan dengan merek Nature Republic.
ADVERTISEMENT
"Masker rambut Nature Republic Argan itu harganya 8.800 Won di Korea atau Rp 112 ribu, kalo beli di store Indonesia harganya mahal banget, jadi Rp 225 ribu. Ada lagi Argan oil, aku beli sesuai harga di Koreanya, 7.500 Won atau Rp 95 ribu. Jauh lebih murah dari beli di store Indonesia yang harganya Rp 180 ribu," tuturnya.
Hal ini ternyata bukan hanya dialami para pembeli saja, tetapi juga pelaku jastip. Murahnya harga barang jastip tersebut juga yang membuat kegiatan ini menjadi 'ladang bisnis' bagi para traveler.
Misalnya Rafel Adriano, pelaku jastip yang berbisnis lewat media sosial Instagram dengan nama akun @gudfreal menuturkan, bahwa selisih harga barang jastip dengan ritel bisa mencapai jutaan.
ADVERTISEMENT
"Apple Watch di Indonesia harganya hampir Rp 10 juta, di Jepang harganya Rp 8,2 juta. Jadi waktu beliin barangnya itu bisa dapat untung hampir sejutaan untuk satu produknya," kata Rafel.
Selain karena harganya yang lebih murah, jastip sering digunakan untuk membeli produk-produk yang sulit, jarang, atau belum masuk ke Indonesia. Misalnya kosmetik, skin care, dan makanan.
Chelsea misalnya, ia baru-baru ini membeli produk perawatan kulit bermerek Scentio dari Thailand lewat jastip seharga Rp 178 ribu. Harga tersebut bahkan sudah termasuk ongkos kirim hingga produk tiba di tangannya. Padahal produk tersebut belum masuk ke Indonesia.
Ada lagi produk snack KitKat Green Tea yang dibeli Rishang lewat jastip, karena saat itu produk camilan berbahan cokelat ini belum diperjualbelikan di Indonesia. "Tahun 2012 dulu sering jastip KitKat Green Tea yang pada saat itu belum masuk ke Indonesia," akunya.
ADVERTISEMENT
Selain makanan dan produk perawatan tubuh, jastip juga bisa digunakan untuk membeli berbagai barang lainnya, seperti baju, sepatu, hingga make up. Seperti yang dilakukan Marissa. Ia sering kali menggunakan jastip pada teman-temannya yang sedang traveling ke luar negeri.
Walau sering kali hanya jadi selingan di kala liburan para traveler yang melancong ke luar negeri, jastip saat ini menjelma jadi salah satu 'ladang bisnis' yang menguntungkan. Selain karena jastip menghasilkan keuntungan yang besar, kegiatan ini dapat kamu lakukan secara terus-menerus lewat bentuk lainnya yang serupa tapi tak sama, yaitu PO (Pre Order).
Jadi, tidak takut kehabisan uang sepulang traveling, kan?