Pengakuan Pelaku: Minta Foto Bugil karena Iseng

19 Juli 2018 9:24 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:24 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konten Eksklusif: Sayang Tanpa Telanjang. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konten Eksklusif: Sayang Tanpa Telanjang. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Malam itu, Aji (nama samaran) sibuk dengan ponsel yang ada di genggamannya. Sesekali ia tampak tersenyum membaca balasan pesan yang ia dapat dari sang pacar. Namun, tak jarang juga ia merasa bingung untuk memberikan pesan balasan untuk si pasangan.
ADVERTISEMENT
Aji bukan kehabisan bahan untuk saling berbalas pesan. Saat itu, ia sangat berhasrat untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Sesuatu yang mungkin mempunyai dampak besar buat dia dan pacar di masa depan.
Cowok asal Jakarta ini mengharapkan sebuah foto telanjang yang dikirimkan sebagai wujud dari besarnya rasa sayang si pacar.
Malam itu bukan kali pertama Aji mencoba ‘peruntungannya’. Beberapa waktu sebelumnya, ia sempat melancarkan sederet bujuk rayu agar si pacar mau memberikan apa yang ia inginkan. Sial, ia ditolak mentah-mentah di percobaan pertamanya.
Pengalaman itu tak lantas membuat niatnya berkurang. Semangatnya justru semakin berkobar. Dengan yakin, ia kembali melancarkan rayuan lanjutan.
"Pertama dia nanya sih, 'foto kayak apa yang kamu mau?'. Yasudah, gue bilang aja, 'yang enggak pakai baju gitu'," tuturnya mengenang momen tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jujur itu cuma iseng doang dan kebetulan si pihak ceweknya juga menuruti apa yang gue mau," sambungnya singkat.
Keberuntungan mungkin sedang berpihak kepada Aji malam itu. Tanpa perlu membuang banyak waktu, keisengan laki-laki asal Jakarta itu pun langsung diamini sang pacar dengan satu kiriman foto dirinya yang tanpa disertai busana. Yap, Aji berhasil mendapatkan foto telanjang sang pacar.
Ilustrasi tren foto bugil pelajar (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Menurutnya, tidak ada yang tidak masuk akal dengan keputusan pacarnya untuk mengirimkan foto tersebut. Semua kejadian itu ia rangkum ke dalam realitas yang jauh lebih sederhana. Yakni, semuanya berlandaskan pada kasih sayang semata.
"Karena itu, istilahnya apapun yang gue minta diturutin aja," lanjutnya singkat.
Pengalaman Aji bukanlah yang pertama dan satu-satunya. Meski tak sepenuhnya sama, meminta pasangan tampil tanpa busana di depan kamera juga pernah menjadi sesuatu yang cukup rutin dilakukan oleh Rian (nama samaran) ketika menjalani hubungan dengan pacarnya beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Aji, cowok asal Temanggung, Jawa Tengah, ini, mengaku bahwa hal itu tidak bermula dari keisengan. Dari cerita yang ia tuturkan, cara keduanya menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih justru perlahan menjadi sebuah kebiasaan.
"Awalnya cuma dari video call biasa, karena waktu itu saya benar-benar enggak bisa datang ke sana (rumah pacarnya)," kata Rian.
Video call yang tadinya ia maksudkan hanya untuk mengobati rasa kangen itu, sontak berubah orientasi setelah terkena campur tangan birahi.
Seolah tak mau disalahkan, Rian pun membebankan penyebab kemunculan hasrat di dalam dirinya kepada pakaian minim yang digunakan sang pacar pada saat itu.
"Akhirnya saya suruh buka (pakaiannya), dan seperti itulah awal video call sex-nya (VCS) berjalan, padahal awalnya cuma video call biasa untuk mengobati rasa kangen saya ke dia," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kisahnya tak berhenti sampai di situ. Seiring berjalannya waktu, aktivitas VCS pun menjadi satu rutinitas tersendiri bagi Rian dan kekasihnya. Ia bahkan mengaku bahwa berkirim fogil menjadi salah satu opsi alternatif kala VCS tak mungkin untuk dilakukan.
"Gini, kalau saya lagi pengin, dia kirim. Kalau saya enggak pengin, dia enggak kirim. Hampir 90 persen (setiap kali diminta) pasti (dikirim)," ungkap Rian.
Takut tersebar
Sesaat setelah menerima fogil pacarnya tersebut, baik Aji maupun Rian secara sadar merasakan adanya ketakutan dalam diri mereka. Keduanya takut jika fogil itu sampai tersebar di luar kedali mereka.
Sialnya, nasib sang kekasih seolah tidak menjadi fokus utama dari kekhawatiran tersebut. Dalam kasus Aji, misalnya. Ia justru terkesan lebih memikirkan kemungkinan stigma buruk orang-orang akan diarahkan kepadanya dan keluarganya, jika sewaktu-waktu fogil tersebut tersebar dengan tidak sengaja.
ADVERTISEMENT
"Gue mikir gimana kalau misalnya adik gue yang cewek kayak gitu, dan sayangnya gue mikir gitu setelah gue minta fotonya. Telat, sih. Salah gue," sesal Aji.
"Selain itu, kalau kesebar kan kondisinya cewek itu lagi pacaran sama gue, ya. Jadi pasti bakal banyak asumsi orang-orang kalau itu gue yang minta," lanjutnya.
Entah untuk menghilangkan rasa takut atau menebus rasa bersalah, Aji akhirnya memutuskan untuk menghapus fogil tersebut tak lama setelah menerimanya. Tuturnya, ia sudah kapok untuk mengulang tindakan yang sama.
"Tapi jujur, setelah itu gue juga merasa bersalah. Ketika dia ngirim foto itu langsung gue hapus. Untungnya foto dia enggak sampai tersebar ke mana-mana," pungkasnya.
Sayang tanpa telanjang (Foto: Aditia Noviansyah)
Hal yang hampir serupa nampaknya dilakukan oleh Rian. Cowok yang masih berada di usia SMA ini lebih memilih menghapus fogil pacarnya sesaat setelah ia melihatnya. Prinsipnya adalah, "kalau sudah sekali dilihat, enggak mau dilihat lagi".
ADVERTISEMENT
"Orang juga bosen kalau lihat itu (fogil) terus, pengin ganti yang lain juga. Meski orangnya sama tapi modelnya (gaya) kan beda," lanjutnya.
Penyesalan Rian mungkin terdengar tak sedalam ungkapkan Aji sebelumnya, namun ia mengaku menjadikan masa-masa itu sebagai "pelajaran" bahwa nafsu yang tidak dijaga bisa berujung ke hal-hal yang sulit untuk dibenarkan.
Kini, masing-masing dari keduanya sudah tak lagi berhubungan dengan perempuan yang tadi mereka kisahkan. Fogil itu hilang begitu saja, seiring dengan berakhirnya hubungan kedua pasangan muda tersebut.
Meski begitu, ada beberapa hal yang sepertinya luput dari perhatian Aji dan Rian. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini, keduanya seharusnya sudah mengerti bahwa tidak ada yang benar-benar aman di dalam dunia maya.
ADVERTISEMENT
Meski keduanya berbicara dalam ruang privat, berbagai kejadian yang disebabkan faktor eksternal seperti peretasan data, penipuan daring, atau bahkan kelalaian pribadi, bisa saja dengan mudah menghapus batasan ruang tersebut.
Saat niat keduanya mungkin hanya berlatar keisengan atau kebiasaan belaka, di luar sana mungkin ada segelintir orang yang akan mati-matian mencari fogil dengan cara apapun, untuk dimanfaatkan secara pribadi maupun digunakan sebagai komoditas jual beli.
Saat itu terjadi, mungkin tidak akan ada keinginan lain yang muncul di dalam pikiran, selain keinginan untuk mengulang waktu ke masa lalu.
Reporter SPEAR: Dzaki Aribawa/ SMAN 8 Jakarta, Rusti Dian/ SMAN 2 Temanggung
Simak ulasan Foto Bugil Pelajar melalui tautan di bawah ini.
ADVERTISEMENT