Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Harimau yang Ditangkap di Subulussalam Dilepas ke Taman Nasional Gunung Leuser
11 Maret 2020 11:04 WIB

ADVERTISEMENT
Seekor Harimau Sumatera yang berhasil ditangkap di Kota Subulussalam, Aceh, dilepaskan ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Selasa (10/3/2020). Kegiatan translokasi harimau betina yang diberi nama ‘Dara’ tersebut melibatkan tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Balai Besar TNGL, Wildlife Conservation Society (WCS), Forum Konservasi Leuser (FKL), FKH Unsyiah, Kepolisian dan TNI.
ADVERTISEMENT
“Translokasi Harimau Sumatera ini dilakukan setelah melalui proses screening kesehatan dan kelayakan oleh Tim Medis Satwa BKSDA Aceh didampingi oleh Dokter Hewan dari FKL dan PKSL FKH Unsyiah,” kata Agus Arianto, Kepala BKSDA Aceh dalam pernyataan tertulis, Rabu (11/3).
Menurutnya, pemilihan lokasi pelepasliaran harimau berusia 16 bulan tersebut juga telah melalui survei kelayakan daya dukung habitat untuk satwa liar itu.
“Pada proses pelepasliaran, Harimau Dara masih menunjukkan sifat liarnya, masih sangat reaktif, hal ini terlihat pada saat pintu kandang dibuka, Dara langsung berlari menjauh masuk ke dalam kawasan TNGL,” kata Agus.
Harimau tersebut berhasil ditangkap Tim BKSDA pada 5 Maret 2020 lalu, setelah memasang beberapa perangkap sejak 26 Februari 2020. Keberadaannya dinilai mengganggu warga setelah masuk permukiman di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
ADVERTISEMENT
Sesuai petunjuk dari kamera trap yang dipasang di sekitar lokasi, harimau tersebut diketahui turun ke wilayah kebun dan permukiman bersama dua harimau lainnya (sebelumnya disebutkan satu), yang belum berhasil ditangkap.
Salah satu harimau yang masih berkeliaran diketahui mempunyai luka cidera pada bagian kaki depan (cacat/buntung) yang diduga akibat terkena jerat. Harimau yang cidera cenderung mencari mangsa yang mudah diburu terutama ternak warga, di samping itu lokasi konflik harimau tersebut terisolir di pemukiman dan perkebunan masyarakat. “Hal inilah yang menjadi pertimbangan dilakukannya penyelamatan (rescue) harimau di Desa Singgersing,” jelas Agus.
Terkait upaya penyelamatan terhadap dua harimau lainnya di wilayah Kecamatan Sultan Daulat, BKSDA dan mitra terus memantau dan memonitor pergerakan harimau tersebut, termasuk memasang perangkap. []
ADVERTISEMENT