Konten dari Pengguna

Menikmati Aneka Makanan di Pasar Tradisional Gadong, Brunei Darussalam

Ade Tuti Turistiati
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto. Alumni SSEAYP 89. Senang menulis tentang kisah perjalanan, budaya, pendidikan, dan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Hobi main pingpong dan membaca.
4 Oktober 2024 6:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Tuti Turistiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terletak di jantung ibu kota Brunei Darussalam, Pasar Pelbagai Barangan Gadong (Pasar Gadong) merupakan destinasi yang wajib dikunjungi para pecinta kuliner. Sejak pembukaan kembali pasar pada tahun 2017, seluruh pasar beratap dan memiliki lantai yang kokoh. Kios-kios tertata rapi dan suasana terang benderang di waktu malam. Pasar Gadong tidak hanya ramai dikunjungi warga lokal tetapi juga para pelancong dari manca negara yang datang ke Brunei termasuk Indonesia.
Pasar tradisonal Gadong di siang hari sebelum jam buka. Sumber: Dokumen pribadi
Bangunan pasar yang berlokasi di WW39+RPC, Simpang 37, Bandar Seri Begawan ini memiliki luas kurang lebih 5.979 meter persegi. Buka setiap hari dari jam 16:00-23:00. Para pedagang menawarkan beraneka masakan, kudapan, minuman, buah dan sayuran dari panganan lokal/tradisional sampai makanan kekinian seperti burger, fried chicken, dan pizza.
Aneka minuman. Sumber: Dokumen pribadi
Jajanan pasar di pasar Gadong. Sumber: Dokumen pribadi
Dilihat dari penampakannya, banyak jajanan pasar yang mirip kue pasar di Indonesia hanya penyebutannya berbeda. Misalnya, di Indonesia kita mengenal kue klepon atau onde-onde. Klepon adalah panganan kukus yang terbuat dari tepung ketan yang dibulatkan, diisi gula merah dan dibalurkan di atas kelapa parut hingga melekat. Di Brunei klepon disebut sebagai kue pancit, karena kalau dipencet keluar gula merahnya. Sehingga, makan klepon atau kue pancit ini sebaiknya dimakan sekali suapan sehingga gula merahnya tidak keluar dari mulut. Di Indonesia kita mengenal gorengan yang bentuknya bisa bakwan, pisang goreng, tahu isi, dan sebagainya. Di Brunei gorengan disebutnya cucur. Jadi ada cucur pisang, cucur ubi manis, cucur keladi (talas), cucur sayur, dan cucur udang. Ada juga gulai daun singkong khas makanan Padang. Di Brunei disebutnya sayur pucuk ubi dengan tambahan udang atau ikan teri. Rasanya hampir sama, gurih dan agak pedas. Selain itu Brunei juga terkenal dengan krupuknya yang gurih dan lezat. Para pelancong menjadikan krupuk menjadi salah satu buah tangan yang sayang dilewatkan.
Kue pancit alias klepon. Sumber: Dokumen pribadi
Yang menarik adalah tidak ada proses tawar menawar antara pembeli dan penjual yang pada umumnya terjadi di pasar tradisional. Harga makanan dan minuman sudah tertera di masing-masing makanan dan minuman yang dijual. Para pedagang jujur dengan harga yang mereka tawarkan, ramah dengan senyum mereka, dan tidak memaksa dalam menjual. Makanan dan minuman di pasar Gadong harganya jauh lebih murah dibanding dengan harga yang ditawarkan di restoran atau kedai makanan. Kue-kue di pasar Gadong dijual seharga $1 untuk 4-5 buah kue ($1 atau 1 ringgit= Rp11.900) atau sekitar Rp2.500-Rp3.000/buah. Pada hari-hari gajian pegawai di Brunei yang terjadi 2x dalam sebulan pasar ini cukup padat. Area parkir yang luas pun dipenuhi mobil. Namun, kita tidak perlu khawatir dengan adanya copet di tengah kerumunan pembeli. Brunei dikenal sebagai salah satu negara yang aman dan menerapkan hukum Islam.
ADVERTISEMENT