Perlindungan Data Keuangan dari Ancaman Kejahatan Siber: Tantangan dan Solusi

Alya
Hai, saya Alya, kalian bisa panggil al atau alya. Saya merupakan seorang Mahasiswi dari Universitas ITB Ahmad Dahlan Karawaci Jurusan Akuntansi.
Konten dari Pengguna
21 Januari 2024 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Data Keuangan. Foto: https://www.shutterstock.com/image-photo/intelligence-bi-business-analytics-ba-key-1081970570
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Data Keuangan. Foto: https://www.shutterstock.com/image-photo/intelligence-bi-business-analytics-ba-key-1081970570
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Data keuangan adalah salah satu jenis data yang paling sensitif dan penting dalam dunia bisnis. Data keuangan dapat mencakup informasi tentang transaksi, saldo, laporan, anggaran, pajak, audit, dan sebagainya. Data keuangan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pengambilan keputusan, pengawasan, pertanggungjawaban, perencanaan, dan evaluasi. Data keuangan juga dapat menjadi sumber daya yang berharga bagi para pemangku kepentingan, seperti pemilik, manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, investor, kreditur, regulator, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, data keuangan juga menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan siber, yang dapat mencuri, merusak, atau memanipulasi data keuangan untuk kepentingan mereka sendiri. Kejahatan siber dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan, baik secara finansial, reputasi, maupun kepercayaan. Kejahatan siber juga dapat mengancam keamanan nasional, ekonomi, dan sosial, jika data keuangan yang terkait dengan lembaga pemerintah, bank sentral, atau sektor kritikal lainnya diserang.
Oleh karena itu, perlindungan data keuangan dari ancaman kejahatan siber menjadi salah satu tantangan terbesar di era revolusi industri 4.0, yang ditandai oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pesat dan terus berubah. TIK dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas proses akuntansi, namun juga dapat meningkatkan risiko dan kerentanan terhadap serangan siber.
ADVERTISEMENT

Bagaimana perusahaan dapat melindungi data keuangan mereka dari ancaman kejahatan siber, dan menciptakan solusi yang inovatif dan adaptif?

Salah satu solusi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan sistem keamanan siber yang komprehensif dan terintegrasi, yang meliputi aspek teknis, organisasi, dan manusia. Aspek teknis berkaitan dengan penggunaan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan protokol yang aman dan terkini, yang dapat mencegah, mendeteksi, dan mengatasi serangan siber. Aspek organisasi berkaitan dengan pengaturan kebijakan, prosedur, standar, dan regulasi yang sesuai dengan best practice dan kepatuhan, yang dapat mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi aktivitas dan akses terkait data keuangan. Aspek manusia berkaitan dengan peningkatan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bertanggung jawab dan etis, yang dapat menghindari, mengurangi, dan melaporkan insiden terkait data keuangan.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh penerapan sistem keamanan siber yang inovatif dan adaptif adalah dengan menggunakan teknologi blockchain, yang merupakan sistem pencatatan transaksi yang terdesentralisasi, transparan, dan tahan manipulasi.

Blockchain dapat membantu perusahaan dalam melindungi data keuangan mereka dari ancaman kejahatan siber, dengan cara:

ADVERTISEMENT
Dengan demikian, perlindungan data keuangan dari ancaman kejahatan siber adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan di era revolusi industri 4.0. Perusahaan harus mampu menerapkan sistem keamanan siber yang komprehensif dan terintegrasi, yang meliputi aspek teknis, organisasi, dan manusia. Perusahaan juga harus mampu memanfaatkan teknologi inovatif dan adaptif, seperti blockchain, yang dapat membantu perusahaan dalam melindungi data keuangan mereka dari ancaman kejahatan siber. Perusahaan harus memiliki sikap proaktif, kritis, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi tantangan keamanan siber.